![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/07031614573151012013629602-767x510.jpg)
Wakil Perdana Menteri Republik Turki, H.E. Mr. Numan Kurtulmus berkunjung ke Universitas Gadjah Mada, Sabtu (5/3). Kedatangan Numan tersebut di sela-sela kegiatannya di Indonesia untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-5 di Jakarta pada 6-7 Maret 2016. Didampingi Duta Besar Turki untuk Indonesia, H.E. Mr. Zekeriya Akçam, dalam kunjungan ini Numan diterima Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M. serta Sekretaris Direktorat Kemitraan, Alumni dan Urusan Internasional, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc.
Ikatan sejarah serta kesamaan sebagai negara demokrasi dengan mayoritas warga Muslim membuat hubungan Indonesia dan Turki cukup dekat. Kunjungan wakil perdana menteri Turki kali ini diharapkan dapat mempererat hubungan kedua negara serta meningkatkan kerja sama khususnya dalam bidang pendidikan di masa mendatang. Sebelumnya, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, tahun lalu telah berkunjung ke Indonesia sehingga menandakan bahwa Indonesia menjadi mitra penting bagi Turki.
“Indonesia dan Turki punya ikatan sejarah yang dekat. Karena itu, kami menjalin hubungan yang baik dengan Indonesia. Kami juga berharap dapat terjalin kerja sama antara UGM dengan institusi pendidikan yang ada di Turki,” ujar Numan.
UGM selama ini telah menjalin hubungan baik dengan lima universitas di Turki, salah satunya dengan Selcuk University melalui penandatanganan perjanjian kerja sama pada awal tahun 2014 yang lalu. Tak hanya itu, UGM juga mendapat grant dari Uni Eropa melalu skema kerja sama Erasmus+ Inter-institutional Agreement dengan Anadolu University Turki untuk program mobilitas tenaga pendidik dan mahasiswa. Saat ini, sedang dibuka kesempatan untuk mendaftar beasiswa tersebut bagi tenaga pendidik untuk mengajar di Anadolu dengan biaya dari Erasmus+.
Dalam kesempatan ini, Numan menawarkan berbagai bentuk kerja sama yang lebih intensif dan dapat dilakukan antara universitas serta lembaga pendidikan Turki dengan UGM, misalnya dengan mengadakan pertukaran pelajar serta pemberian beasiswa untuk program studi S-1 hingga studi tingkat doktoral. Namun, ia mengakui salah satu kendala yang dihadapi mahasiswa asing di Turki adalah keterbatasan penguasaan bahasa. Oleh karena itu, ia berharap mahasiswa yang akan melanjutkan studi di Turki dapat terlebih dahulu memiliki kemampuan berbahasa Turki yang baik.
“Kami akan menyelenggarakan pelatihan bahasa Turki di sini untuk membantu mahasiswa yang ingin mempelajari bahasa Turki. Sebagai bagian dari kerja sama ini, kami akan memberikan fasilitas laboratorium bahasa dengan mendatangkan guru dan bahan ajar dari Turki,” jelasnya.
Tawaran ini pun disambut baik oleh Rektor UGM. Prof. Ir. Dwikorita Karnawati menyatakan dukungannya atas rencana kerja sama di masa mendatang. “Kami merasa sangat terhormat dapat menerima kunjungan ini dengan membawa misi khusus yang sangat menarik untuk memperkuat ikatan antara kedua negara, termasuk melalui kerja sama dalam bidang bahasa,” ujarnya.