Peristiwa gerhana matahari total akan berlangsung pada 9 Maret mendatang. Hal ini mendapat atensi dari banyak orang yang ingin menyaksikan secara langsung peristiwa langka ini. Namun, fenomena alam ini tidak dapat dilihat secara sembarangan karena melihat ke arah matahari secara langsung dapat membahayakan kesehatan mata.
“Melihat matahari secara langsung untuk waktu yang lama dapat membakar retina atau makula dan merusak saraf mata yang merupakan sentral penglihatan,” ujar Dokter Spesialis Mata RSUP Dr Sardjito dan Fakultas Kedokteran UGM, Prof. dr. Suhardjo, Senin (7/3).
Bahaya ini ditimbukan oleh sinar ultraviolet B yang dipancarkan matahari, termasuk pada saat terjadinya gerhana matahari pada titik ketika matahari tidak sepenuhnya tertutup. Meskipun matahari hanya terlihat sebagian, sinar ultraviolet yang dipancarkan tetap berbahaya. Paparan langsung terhadap cahaya matahari dapat mengakibatkan retinopathy solaris atau kerusakan pada retina yang menyebabkan penglihatan menjadi rabun.
“Secara fisik memang mata terlihat baik-baik saja karena kerusakan ini hanya bisa diketahui ketika mengamati retina dengan alat khusus. Saya baru satu kali menerima pasien yang mengalami kerusakan ini, yaitu pada seorang anak yang melihat matahari secara langsung selama hampir 15 menit,” tambahnya.
Oleh karena itu, ia menyarankan bagi warga yang ingin menyaksikan gerhana matahari untuk menggunakan pelindung mata, yaitu media-media yang dapat menyerap ultraviolet B, seperti kaca berwarna yang dapat menyerap sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang paling tidak setara dengan panjang gelombang warna hijau.
“Menggunakan lensa kacamata biasa atau lensa kamera tanpa filter khusus masih berisiko karena belum cukup menyerap sinar ultraviolet B yang berbahaya bagi mata,” jelasnya. (Humas UGM/Gloria)