Tim Gamapro UGM berhasil menyabet juara dalam kompetisi internasional “Industrial Challenge” (INCHALL) 2016. Dalam kompetisi teknik industri yang berlangsung di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) pada 1-5 Maret ini diikuti 126 tim dari berbagai perguruan tinggi di kawasan Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Beranggotakan Regina Venska Ardiana, Sekar Sakti, dan Novianda Aditya Istiqomah dari Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik UGM, tim Gamapro harus bersaing ketat dalam kejuaraan bergengsi ini. Sebelumnya, mereka harus bersaing dengan 126 tim lain dalam seleksi pengerjaan soal yang dilakukan secara online. Dari seleksi tersebut dipilih 15 tim terbaik yang maju ke tahap semifinal.
“15 tim yang lolos ke semifinal berasal dari berbagai universitas berbeda di Indonesia dan Thailand,” jelasnya, Jum’at (18/3) di Fakultas Teknik UGM.
Regina mengatakan mereka harus berjuang menghadapi rangkaian tes semifinal INCHALL 2016. Dalam babak semifinal mereka diuji untuk menyelesaikan soal-soal teori dasar keilmuan Teknik Industri dengan waktu terbatas dan tingkat kesulitan yang beragam. Selanjutnya, mereka diberikan beberapa kasus sesuai dengan tema lomba yakni Global Value Chain Towards Sustainability Development dan membuat analisis dalam bentuk laporan.
Dari babak semifinal tersebut, lima tim dengan nilai tertinggi dan berhak maju ke final adalah tim dari UGM, ITB, Chulalongkorn University, dan Telkom University. Dalam babak final seluruh finalis harus menyelesaikan kasus nyata yang diberikan PT. Beiersdorf Indonesia dan mempresentasikan solusi yang ditawarkan.
“Di final kami diberikan kasus berupa masalah riil pada lini produksi yang dialami oleh perusahaan ternama di Indonesia, yaitu PT. Beiersdorf Indonesia, produsen Hansaplast dan Nivea,” katanya.
Tim Gamapro UGM saat itu memberikan solusi dalam upaya peningkatan efisiensi pekerja dan penjadwalan pemeliharaan mesin yang lebih efektif. Hal tersebut dilakukan dengan software flexible line balancing.
“Tim melakukan simulasi alur produksi yang kami tawarkan dan hasilnya mampu meningkatkan efisensi produksi hingga 90 persen,”tuturnya.
Regina mengaku bangga atas prestasi yang telah diperoleh timnya. Capaian prestasi tersebut tidak lepas dari kerja keras dan kemampuan tim menyelesaikan masalah secara komprehensif dengan cara berpikir yang sistematis. Selain itu, tim mencoba memberikan solusi kreatif dengan berbasis pendekatan Teknik Industri pada setiap permasalahan yang diajukan. Atas keberhasilan tersebut mereka berhak mendapatkan uang pembinaan sebesar 1.300 dolar Amerika.
Dr. Budi Hartono, Sekretaris Prodi Teknik Industri UGM, menambahkan kemenangan ini meneruskan tradisi berprestasi yang terus dibangun. Keberhasilan tersebut menambah deretan prestasi yang telah ditorehkan oleh tim-tim perwakilan Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) UGM dalam berbagai ajang perlombaan kompetensi teknik industri, seperti juara tiga dalam IECOM 2016 dan juara pertama International Project Management Challenge 2015.
“Kami berharap ke depan akan semakin banyak lagi prestasi yang diraih oleh mahasiswa dari berbagai kompetisi nasional maupun internasional,” harapnya.(Humas UGM/Ika)