Yogya, KU
UGM dan Dekopin akan membangun stasiun bumi sebagai pusat informasi bencana di 50 kabupaten di Indonesia. Dengan adanya stasiun bumi ini diharapkan masyarakat bisa mendapatkan informasi lebih dini melalui telepon seluler, terkait resiko terjadinya bencana di daerahnya masing-masing.
“Tujuan pembangunan stasiun bumi ini agar data-data dari seluruh dunia yang berguna untuk antisipasi bencana akan diolah datanya oleh PSBA UGM guna memberikan informasi secara cepat kepada pihak terkait selaku pemangku kepentingan, sehingga dapat mengurangi risiko bencana,” jelas Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Adi sasono dalam diskusi ‘Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan di Daerah Tanah Longsor Karang Anyar dan sekitarnya’ Rabu sore (2/1) di ruang seminar Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM.
Menurut Adi sasono, dalam minggu ini alat dan sistemnya akan didatangkan langsung ke UGM untuk segera dipasangkan di 50 Kabupaten tersebut.
“Dalam minggu ini sistem dan peralatannya sudah tiba di sini (UGM) sedangkan aplikasi jaringannya menggunakan seluler. Prinsipnya kita menggandeng operator seluler, dan baru XL yang sudah ikut kerjasama, mungkin operator seluler lainnya menyusul,” katanya.
Dikatakan oleh Adi Sasono, melalui stasiun bumi maka informasi yang disampaikan lewat jaringan telepon seluler sebelum dan saat terjadinya bencana tidak akan mengalami gangguan.
“Tim dari UGM akan membangun stasiun bumi sebagai pusat komunikasi. Sehingga ketika ada bencana, sistem informasi tidak terganggu. Ini menyangkut investasi yang tidak kecil dan kita tidak bisa hanya melulu menunggu APBN,” tandasnya.
Diakui oleh Adi, sementara ini baru 50 Kabupaten yang akan dibangun stasiun bumi, padahal ada ratusan kabupaten yang perlu dibangun stasiun bumi. Hal ini terkait dengan besarnya dana yang akan dinvestasikan dalam pelaksanaan program ini, sehingga pihaknya menggandeng beberapa sponsor diantaranya Rescue Indonesia dan Dompet Dhuafa.
“Program ini mestinya harus didukung, yang kita harapkan sentralnya ada di sini (PSBA UGM),” katanya.
Lebih lanjut Adi sasono menegaskan, pembangunan pusat informasi dan komunikasi dari stasiun bumi ini berangkat dari keprihatinan akan keselamatan nyawa manusia dan harta benda yang hilang akibat kelalaian dan keterlambatan pihak-pihak yang seharusnya memberikan informasi lebih dini kepada masyarakat.
Selain pemasangan stasiun bumi, kata Adi Sasono, melalui Dekopin dan UGM dalam waktu dekat juga akan melakukan program konservasi tanaman keras di daerah Tawangmangu, membentuk usaha tani mix farming dimana konservasi tanaman keras dengan tanaman semusim di daerah tersebut dan membentuk koperasi tani dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
Sementara itu, pakar bencana UGM Dr Sudibiyakto yang hadir dalam pertemuan tersebut menyambut baik program pemasangan stasiun bumi ini karena dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh bencana selama tiga tahun terakhir telah menghabiskan kas Negara sedikitnya 100 triliun lebih.
“Dalam tiga tahun terakhir tsunami Aceh menghabiskan dana 45 triliun, gempa Jogja 29 trilun, Lapindo 10 triliun dan sisanya di berbagai bencana di daerah lain,” katanya.
Dirinya mengeluh atas rendahnya kemampuan masyarakat dalam mengelola risiko bencana, padahal di Negara lain yang memiliki bencana yang sama hebatnya dengan Indonesia memiliki tingkat risiko bencana yang jauh lebih rendah karena tingkat kapasitas menangani bencana yang lebih tinggi.
“Masyarakat kita memang tinggal di daerah rawan bencana, tapi kemampuan dan kapasitas menangani bencana sangat lemah sekali,” ujarnya.
Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, semakin sering dan semakin besarnya bencana, seharusnya risiko bencana sudah bisa ditekan, karena konsep yang dipakai dunia sekarang ini adalah kemampuan mengatur dan mengelola risiko bencana.
Ikut hadir dalam diskusi terbatas tersebut diantaranya Deputi Menkokesra Bidang Kemiskinan Sujana Royat, Dirjen Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Sunaryo, Dirjen Holtikultura Ahmad Dimyati, Dirjen Tanaman Pangan Sutarto, Dirjen Industri kecil Fauzi aziz, Kepala Dinas Koperasi DIY Syahbenol, Ketua Induk Koperasi Tani Suryo Bawono, Ketua Koperasi Daerah Bencana Gunawan Sumo, Pengurus Dekopin Bambang W Suharto.(Humas UGM/Gusti Grehenson)