Yogya, KU
Pakar Sosial Ekonomi Pertanian UGM Prof Dr Ir Irham MSc menegaskan perlu adanya pemberian jaminan asuransi kepada petani yang mengalami kerugian akibat terkena bencana banjir. Menurut Irham, sejauh ini belum ada pihak yang peduli terhadap nasib para petani yang mengalami kerugian akibat datangnya bencana tahunan ini.
“Ketika bencana datang, mereka kehilangan modal cukup besar, dan ironisnya tidak ada yang membantu mereka, ” kata Irham kepada wartawan, Sabtu (5/1) di kampus UGM.
Irham mengusulkan, perlunya dibentuk semacam asuransi bidang pertanian (agriculture insurance), agar petani tidak mengalami kerugian cukup besar.
“Agar mereka bisa segera bangkit kembali, saya kira perlu diberikan semacam asuransi,” kata staf pengajar Fakultas Pertanian UGM ini.
Menurut Irham, asuransi bagi petani bukanlah sesuatu yang berlebihan karena program semacam ini sudah diterapkan di negara lain diantaranya India dan Iran.
“Iran termasuk cukup maju dalam hal ini, meski kondisi alamnya cukup berat dengan perubahan cuaca dan suhu yang cukup drastis sehingga memiliki risiko kerugian cukup besar bagi petaninya. Namun setelah diberlakukan jaminan asuransi bagi petani maka kebijakan ini mendapat sambutan yang cukup luar biasa dan dapat berjalan cukup efektif, ”jelasnya
Lebih jauh Irham menjelaskan, dengan asuransi pula petani akan lebih percaya diri dan segera bangkit membenahi lahan pertaniannya yang hancur agar bisa ditanami kebali dan tentunya ekonomi mereka pun tetap jalan.
“Ini yang mesti dipikirkan kita semua karena dampak bencana banjir dirasakan cukup besar sekali pangaruhnya bagi produktifitas pertanian kita,” tambahnya.
Terkait dengan upaya antisipasi bencana banjir di daerah tertentu, Irham menghimbau pemerintah daerah untuk melakukan upaya perbaikan manajemen waduk dan manajemen daerah aliran sungai (DAS) dalam menanggulangi datangnya bahaya banjir di kemudian hari.
“India saja punya prinsip bagaimana air sungai mereka tidak lari ke laut, caranya bikin waduk, embung, dan bak penampung karena ini yang bisa mengatur aliran air yang fluktuatif saat pergantian musim,” ujarnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)