• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • ‘Krisis Pangan’, akibat Program Revitalisasi Pertanian Tidak Jalan

‘Krisis Pangan’, akibat Program Revitalisasi Pertanian Tidak Jalan

  • 31 Januari 2008, 13:18 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 8209

Yogya, KU

Pakar studi ketahanan pangan UGM Dr Ir Eni Harmayani, MSc sangat menyayangkan sampai saat ini pemerintah belum mampu mangatasi kelangkaan dan kenaikan harga pangan di pasaran. Bahkan upaya pemerintah menghapus biaya masuk impor pangan, dinilainya sebagai kebijakan darurat pemerintah yang sifatnya sporadis jangka pendek.

“Kebijakan pemerintah selama ini sifatnya sporadis, bersifat sementara dan tidak pernah berupaya membuat kebijakan yang sifatnya jangka panjang untuk mewujudkan kemandirian pangan,” katanya.

Bahkan, Eni sangat menyesalkan jika rakyat kini mesti memenuhi kebutuhan pangannya harus bergantung dengan bangsa lain, karena pemerintah tidak bisa lagi memenuhi ketersediaan dan akses pangan bagi rakyat.

“Sangat ironi, ini sudah menyangkut masalah martabat bangsa karena pemerintah kita tidak bisa lagi memberi makan bangsanya sendiri. Malah sekarang kita mesti bergantung dengan bangsa lain,” kata Eni kepada wartawan, Kamis (31/1) saat ditemui di Fakultas Teknologi Pertanian UGM.

Dijelaskan kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM ini, penyebab kelangkaan dan kenaikan harga pangan saat ini akibat program revitalisasi pertanian yang sudah dicanangkan pemerintah tidak berjalan sebagaimana yang telah diinginkan.

“Pemerintah jauh-jauh hari sudah mencanangkan program revitalisasi pertanian, tetapi dalam pelaksanaannya masih sepotong-sepotong dan tidak menyeluruh,” tegasnya.

Selain itu, kata dosen jurusan Teknologi Hasil Pertanian ini, program pembangunan sektor pertanian juga terkesan asal jalan. Beberapa contoh yang disebutkan Eni, pemberian benih, pupuk dan pelaksanaan lelang benih dilakukan setelah memasuki masa tanam.

Karena itu, kata Eny, sudah saatnya pemerintah memperhatikan tentang kebijakan food industry (industri pangan) dan food supply (ketersediaan pangan) dengan serta merta melibatkan petani, para akademisi, para pengusaha, dan pemerintah secara berkesinambungan.

“Terpenting kita memperkuat infrastruktur pertanian, pemberdayaan petani, perbaiki sistem produksi, dilakukan dengan bergandengan tangan melibatkan semua pihak. Masing-masing saling membangun trust, demi mensejahterahkan masyarakat,” katanya.

Dirinya mencontohkan beberapa kebijakan pertanian di Thailand dalam membangun sektor pertanian.

“Di Thailand, pemerintahnya membantu membangun pipa pengairan, memberi fasilitas gratis untuk biaya angkut hasil panen, para pengusaha memberikan kemudahan dan tidak menciderai kepercayaan para petani, pihak akademisi membantu dan mendampingi petani dalam hal penerapan teknologi, sedangkan petani diberikan kepastian harga dan peningkatan kesejahteraannya, ” jelasnya.

Sebaliknya, di Indonesia kata Eni, semua pihak seolah berusaha saling menipu, dan saling tidak percaya satu sama lain. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Fakultas Agrokompleks UGM Canangkan Gerakan Kedaulatan Pangan

    Wednesday,16 October 2013 - 15:20
  • Kampanyekan Pertanian Melalui Agroexpo

    Tuesday,30 April 2013 - 9:35
  • Fakultas Pertanian UGM Gelar Peringatan Dies ke-63

    Friday,17 July 2009 - 12:55
  • Hadapi Krisis Pangan, Transmigrasi Tetap Berorientasi Pertanian

    Wednesday,11 September 2013 - 14:52
  • Jaka Widada Buka Rangkaian Dies Pertanian UGM ke-76

    Friday,22 July 2022 - 15:00

Rilis Berita

  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti
  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri 07 February 2023
    Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin.
    Gusti
  • Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas Buatan Mahasiswa Difabel UGM Raih Perak di IPITEX Bangkok 07 February 2023
    Aplikasi layanan ramah disabilitas buatan mahasiswa penyandang disabilitas daksa dari Departemen
    Ika
  • SPs UGM Lakukan Pengabdian di KHDTK Getas Blora 07 February 2023
    Sekolah Pascasarjana UGM (SPs) mengadakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Belu
    Agung
  • Cegah Diabetes Pada Anak Dengan Membatasi Makanan Manis dan Lakukan Aktivitas Fisik 06 February 2023
    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada t
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual