Yogya, KU
“Besok Apalagi Yang Digadai ?â€
Demikian pesan iklan yang coba disampaikan oleh Lang Lang Buana, mahasiswa D3 Periklanan UGM dalam kegiatan pameran iklan di Museum Affandi Yogyakarta, Jumat malam (18/1). Tema iklan ini barangkali mengingatkan kita pada iklan promosi perusahaan rokok, ‘Tanya Kenapa?’. Sedangkan dalam iklan ‘Sekolah Mahal’ yang coba ditawarkan Lang Lang Buana ini mengambil objek sebuah televisi yang hanya tinggal kotaknya saja, sedangkan isinya sudah kosong. Dalam kotak tersebut yang tersisa hanyalah selembar kertas yang berisikan sebuah pesan. “Kalau tidak segera lulus kuliah apalagi yang digadai untuk biaya kuliah semester berikutnya?â€
Berbeda dengan konsep iklan yang ditampilkan Lang-lang Buana, Gilang sebaliknya mengangkat tema tentang ‘Kado Kita’. Mahasiswa program diploma Fisipol UGM ini mengambil objek sebuah tanggalan dalam kalender gantung, dimana setiap angka di tanggalan tersebut dilingkari dengan spidol berwarna merah. Disamping tiap tanggal yang sudah dilingkari, dituliskan nama-nama perempuan, misalnya tanggal 1 Uli, tanggal 6 Rona, tanggal 10 shinta dan seterusnya. Secara tersirat, pesan yang coba ditawarkan Gilang dalam iklan ini yakni seorang laki-laki yang berencana memberikan hadiah kado, bisa saja diartikan bahwa kado tersebut akan diberikan kepada sahabatnya yang perempuan atau pada pasangan selingkuhnya yang lebih dari satu.
Dua contoh iklan ini merupakan beberapa hasil karya mahasiswa D3 Periklanan Fisipol UGM angkatan 2005 yang dipamerkan dalam pekan iklan ‘Jogja Dalam Pariwara’ yang diikuti sekitar 46 karya iklan cetak, 10 iklan TV dan 10 iklan radio.
“Sekitar 200 karya mahasiswa yang masuk ke panitia namun setelah diseleksi oleh tiga dosen maka diambil sekitar 46 karya iklan cetak, 10 iklan TV dan 10 iklan radio yang dipamerkan,†ujarnya Fuad Mustofa selaku ketua panitia ketika ditemui di sela pameran.
Fuad mengatakan, kegiatan pameran iklan ini rutin dilaksanakan setiap tahun untuk sebagai salah satu tugas matakuliah periklanan, selain itu untuk mengaktualisasi diri kemampuan mahasiswa untuk mengenal lebih jauh cara kerja di bidang periklanan.
â€Harapannya keberadaan kita diakui sebagai mahasiswa D3 periklanan UGM oleh pihak luar, dan pameran ini sebagai bentuk pembelajaran bagi kita, karena kita sebentar lagi mau lulus dan pingin tahu kerja di bidang iklan itu seperti apa,†jelasnya.
Diterangkan oleh Fuad, dipilihnya tema ‘Jogja Dalam Pariwara’ untuk memberikan ungkapan terima kasih kepada Jogja karena memberikan tempat yang nyaman selama tinggal dan menempuh pendidikan.
“Sebagai ungkapan terima kasih kita kepada jogja yang telah memberikan yang terbaik buat kita,†tegasnya.
Fuad menambahkan, selama ini publik masih mengganggap karya iklan berasal dari Jakarta, padahal Jogja sendiri kemampuan SDM dalam mendesain karya iklan tidak kalah bagusnya dari Jakarta.
“Selama ini orang melihat iklan pasti larinya ke Jakarta, maka dari itu kita ingin lebih mengangkat lagi iklan dengan konteks potensi budaya lokal jogja,†ujar mahasiswa Fisipol ini. (Humas UGM/Gusti Grehenson)