Tumbuhan cemara udang banyak ditemukan di wilayah tepi pantai, termasuk di kawasan Pantai Samas, Bantul. Jumlahnya yang banyak membuat kawasan tersebut menjadi sejuk. Namun, residu bagian pohon biasanya akan memenuhi bagian jalan dan membahayakan pengendara motor. Persoalan ini memberi ide kepada 5 mahasiswa UGM untuk mencari tahu potensi pemanfaatan limbah tanaman ini.
“Keadaan di daerah Pantai Samas terdapat limbah cemara udang yang berserakan di jalan maupun di dalam pantai yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Potensi tersebut membuat kami berpikir untuk melakukan penelitian dengan mengambil limbahnya,” ujar Muh Malik Ibrahim, Rabu (8/6).
Bersama Muhammad Fathi Kawakibi, Andiar Yudha Rizki D, Muhammad Fathi Hibatullah, dan Sita Rahmania Putri, ia melakukan analisis kandungan tanin dari limbah bagian pohon cemara udang atau Casuarina equistifolia sp. di Pantai Samas tersebut sebagai Eco-friendly Leather Component of Plant.
Tanin yang tersebar pada bagian tanaman seperti daun, kayu, kulit kayu, ranting, akar dan buah merupakan zat aktif yang pertama kali digunakan untuk menyamak kulit hewan sebagai bahan penyamak nabati. Namun, penelitian tentang pengaplikasian zat tanin sebagai penyamak kulit nabati yang memperhatikan lingkungan masih belum dilakukan. Maka, penelitian ini mereka lakukan untuk mengetahui pengaruh bagian-bagian dari pohon Cemara Udang tersebut sebagai bahan penyamak kulit nabati untuk pembuatan pakaian atau aksesoris lain yang berbasis Eco-friendly. Harapannya, temuan ini akan mampu bersaing di tengah perkembangan industri kulit dunia.
Cara penelitian untuk analisis kualitas bahan penyamak didapat dari hasil ekstraksi 3 bagian pohon, yaitu buah, daun gugur, dan kulit batang dengan menggunakan pesawat Koch, lalu dilakukan uji kadar tanin untuk samak dengan menggunakan kulit kambing pikel segar. Bahan ini kemudian disamak dengan teknik manual berdasarkan tekanan dan suhu sesuai SNI. Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah Kadar Tanin, Kadar Kekerutan/Kemasakan Kulit, Kekuatan Tarik, Kekuatan Sobek Lidah, serta Kemuluran.
Setelah melalui serangkaian tahap pengujian, mereka berhasil menemukan bahwa tanin yang terkandung dari bagian pohon cemara udang dapat digunakan sebagai bahan penyamak nabati. Pencampuran ketiga bagian pohon yang dianalisis dapat menghasilkan kadar tanin, kadar air dan kualitas samak yang baik.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inovasi baru pemanfaatan limbah dari bagian kulit batang, daun dan buah sebagai alternatif bahan yang sangat potensial di daerah pesisir pantai sehingga menjaga nilai konservasi pohon Casuarina equistifolia sp. agar tidak mati/rusak dan tetap lestari.
“Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai kadar tanin pada bagian pohon Casuarina equistifolia sp. dan menjadi dasar dalam penentuan dan pengolahan lebih lanjut. Selain itu, sebagai bahan informasi dalam rangka meningkatkan nilai ekonomis serta mengurangi limbah sampah dari daun dan buah yang menutupi jalan,” papar Malik. (Humas UGM/Gloria)