• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Perlu Kontrol yang Ketat Terhadap Pemasaran dan Iklan Rokok

Perlu Kontrol yang Ketat Terhadap Pemasaran dan Iklan Rokok

  • 02 Juni 2008, 09:06 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 3540

Yogya, KU

Indonesia sebagai salah satu negara besar di Asia merupakan konsumen rokok tertinggi kelima di dunia dengan jumlah batang rokok yang dikonsumsi setiap tahun sebanyak 178,3 miliar, setelah Cina 1297,3 miliar batang, AS 462,5 miliar batang, Rusia 375 miliar batang, Jepang 299,1 miliar batang.

Selama 30 tahun, memang terjadi peningkatan yang cukup tajam terhadap konsumsi rokok, dari sebelumnya 33 miliar batang per tahun di tahun 1970, meningkat tujuh kali lipat hinnga 217 miliar di tahun 2000. Walaupun peningkatan prevalensi merokok ini merupakan fenomena umum di negara berkembang, namun prevalensi merokok di kalangan laki-laki dewasa di Indonesia termasuk yang sangat tinggi.

Namun yang lebih mengkhawatirkan, seiring meningkatnya prevalensi merokok maka akan diikuti semakin besarnya jumlah angka penduduk miskin. Sebab, kemiskinan dan merokok merupakan dua hal yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Seseorang yang membakar rokok tiap hari berarti telah kehilangan kesempatan untuk membeli kebutuhan esensial bagi anak dan keluarganya. Terutama dampak rokok pada pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak, sehingga kapasitas untuk hidup lebih baik di usia dewasa menjadi sangat terbatas. Selain itu, kemungkinan besar sang ayah memiliki risiko lebih cepat meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok.

Hasil penelitian 2006 di Yogyakarta misalnya, menunjukkan masyarakat miskin membelanjakan pendapatan untuk rokok dalam jumlah yang relatif lebih tinggi dibandingkan pengeluaran kesehatan dan pendidikan. Kebutuhan pengeluaran per bulan untuk rokok sebesar 13,21 persen lebih besar dari kebutuhan kesehatan (3,52 persen) dan pendidikan (3,42 persen).

Menurut Pakar Kesehatan dari Fakultas Kedokteran UGM Prof Dr dr Laksono Trisnantoro, hal ini terjadi akibat belum adanya kebijakan pemerintah untuk berusaha mengurangi merokok secara tegas. Apalagi dalam kondisi ekonomi saat ini, kebijakan untuk mengurangi perputaran ekonomi dalam rokok merupakan pilihan sulit bagi pemerintah.

“Pemerintah masih menganggap kebiasaan merokok di masyarakat memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar. Pendapatan negara dari rokok sebesar 32 triliun di tahun 2005, ini menunjukkan besarnya pendapatan dari cukai tembakau,” kata Laksono dalam Diskusi Multidisiplin ‘Kontroversi Kebijakan Rokok’, Sabtu (31/5) di Balai Senat UGM.

Manfaat besar secara ekonomi dari rokok ini menurut Laksono selama ini tidak mempertimbangkan kerugian besarnya biaya di masa depan yang tidak diperhitungkan, diantaranya besarnya biaya pengobatan berbagai penyakit akan timbul di masa mendatang dalam 25-40 tahun, produktifitas perokok yang menurun akibat penurunan fungsi paru dan peredaran darah serta kondisi fisik yang tidak fit.

Selain menimbulkan efek bagi perokoknya sendiri, akan muncul efek negatif dalam penurunan jumlah turis yang tak menyukai rokok untuk berkunjung ke Indonesia, penurunan kesehatan perokok pasif, dan penurunan asupan gizi bagi anak-anak karena terdesak belanja rokok.

“Kebijakan merokok di Indonesa saat ini belum etis, masih banyak pihak yang dirugikan dengan kebijakan merokok saat ini, termasuk dalam hal ini generasi muda bangsa dimana penyakit yang akan mendatang tidak diperhitungkan dalam pengambilan kebijakan,” tukasnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Pakar Kebijakan Publik UGM Prof Dr Muhadjir Darwin, menurutnya kebiasaan merokok saat ini terlihat cenderung meluas dilihat dari semakin mudanya awal usia merokok dan bertambahnya perokok perempuan.

“Ini berarti implikasi ekonomi dan kesehatan dari perilaku merokok akan semakin besar jika tidak ada upaya-upaya serus untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya rokok, kontrol yang ketat terhadap pemasaran dan iklan rokok dan pembatasan yang tegas terhadap perilaku merokok di tempat-tempat publik,” tegasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Pemerintah Belum Serius Melakukan Pengendalian Rokok

    Wednesday,08 June 2016 - 8:49
  • Literasi Media Efektif Cegah Perilaku Merokok Praremaja

    Monday,21 March 2022 - 16:08
  • Pengendalian Rokok di Indonesia Masih Lemah

    Thursday,15 February 2018 - 16:37
  • UGM Diharap Konsisten terhadap Kebijakan Larangan Rokok Masuk Kampus

    Tuesday,29 May 2012 - 19:39
  • Larangan Rokok Kretek Masuk AS Rugikan Indonesia

    Monday,18 October 2010 - 10:38

Rilis Berita

  • Tim Calon Pemborong Juara 3 National Tender Competition The 20th CENS Universitas Indonesia 2022 29 March 2023
    Tim Calon Pemborong yang digawangi tiga mahasiswa UGM berhasil meraih juara 3 National Tender Com
    Agung
  • Pengamat Sosial UGM: Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran 29 March 2023
    Pemerintah akan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu di bulan ram
    Ika
  • UGM Bangun Kolaborasi Riset Internasional 29 March 2023
    Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS dan Universitas Airlangga t
    Gusti
  • Pengamat UGM: Penting, Energi Murah dan Topang Ekonomi Berkelanjutan 29 March 2023
    Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Presiden Joko Wid
    Agung
  • UGM Rintis Pembentukan Unit Layanan Disabilitas 29 March 2023
    UGM merintis pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk memberikan layanan dan fasilitasi b
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual