Siapa tak kenal cincau hijau? Makanan kenyal yang berasal dari perendaman daun cincau hijau ini banyak digunakan sebagai campuran es buah. Selain memiliki rasa yang enak, cincau juga kaya manfaat bagi kesehatan. Salah satunya, dikenal dapat meningkatkan imunitas tubuh.
Melihat potensi daun cincau hijau sebagai imunomodulator untuk membantu meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh, lima mahasiswa Fakultas Biologi UGM tergerak melakukan penelitian lebih lanjut. Mereka meneliti secara intensif untuk mengetahui kandungan senyawa di dalamnya dan efek ekstrak daun cincau hijau terhadap aktivitas makrofag atau sel imun.
Penelitian tersebut dilakukan Rendi Mahadi, Krisnanda Surya Dharma, Mustafid Rasyiid, Lindia Anggraini, dan Rahma Nurdiyanti melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) UGM.
Rendi menyampaikan bahwa peningkatan sistem imun tubuh dapat ditempuh melalui berbagai cara. Salah satunya dengan mengonsumsi suplemen sintetik atau sumber imunomodulator maupun antioksidan alami. Namun, konsumsi obat-obat buatan pabrik atau sumplemen sintetik terkadang menimbulkan efek samping dan harganyapun relatif mahal.
“Karenanya kami berupaya meneliti lebih lanjut potensi ekstrak daun cincau hijau sebagai sumber imunomudulator dan antioksidan alami,” jelasnya, Senin (13/6) di Fakultas Biologi UGM.
Dalam penelitian yang dilakukan, mereka membuat tiga macam ekstrak daun cincau hijau, yaitu ekstrak kloroform, ekstrak etil asetat, dan ekstrak etanol. Selanjutnya, dilakukan uji aktivitas imunomodulator dengan mengujikan ekstrak pada sel makrofag tikus. Setelah itu, dilakukan pula uji antioksidan menggunakan sepektrofotometer untuk melihat nilai indeks aktivitas antioksidan (IAA). Terakhir, dilakukan penggolongan senyawa pada ekstrak yang telah dibuat menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis untuk melihat senyawa yang terkandung dalam ekstrak daun cincau hijau.
Hasilnya menunjukkan esktrak daun cincau hijau memiliki berbagai senyawa metabolit sekunder seperti golongan senyawa tarpenoid, flavonoid, fenolik, dan tanin. Senyawa metabolit sekunder tersebut dikenal berfungsi sebagai imunomodulator dan antioksidan alami.
“Senyawa-senyawa tersebut menjadikan sel-sel makrofag tubuh lebih aktif dalam memakan patogen. Selain itu, juga aktif dalam menangkal radikal bebas yang masuk kedalam tubuh,” urainya.
Hasil lainnya menunjukkan nilai indeks aktivitas antioksidan (IAA) dalam ekatrak daun cincau hijau cukup tinggi yakni berkisar antar 6,3 – 7,2. Artinya, ekstrak daun cincau hijau tergolong memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat karena memiliki nilai IAA lebih besar dari 2. Selain itu, ekstrak daun cincau memiliki nilai kapasitas dan indeks fagositosis makrofag yang sangat tinggi pula.
Daun cincau hijau ini dapat menjadi alternatif baru sumber imunomodulator dan antioksidan alami bagi tubuh. Dalam penggunaanya daun cincau hijau dapat diolah menjadi minuman berkhasiat, suplemen alami, atau obat-obatan herbal yang dapat berperan dalam mempertahankan kesehatan tubuh dan meningkatkan sistem imun tubuh.
“Daun cincau hijau dapat menjadi salah satu solusi bagi masyarakat dalam menjaga kesehatan tubuh, terutama bagi masyarakat yang memiliki aktivitas padat setiap harinya,” katanya. (Humas UGM/Ika)