Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam tim Rojak berhasil mengembangkan inovasi produk jaket yang mampu membantu mengurangi risiko kelelahan, kedinginan maupun kehilangan arah saat melakukan pendakian. Mereka adalah Indra Budi Setioputro (Elins), Sevia Rani Irianti (Ilmu Keperawatan), Derly Shayyiban Naafian (Elins), Selvi Faristasari (Matematika), dan Ikhsan Tanoto Mulyo (Elins).
Indra mengatakan pengembangan Rancang Bangun Sistem Robot dalam Jaket (Rojak) ini merupakan implementasi pemanfaatan teknologi robotik pada jaket dengan inovasi sensor kehangatan dan pijatan otomatis. Dengan begitu, bisa membantu menjaga kualitas dan kenyamanan serta kesehatan tubuh para pendaki.
“Jaket ini didesain menyerupai jaket gunung sehingga nyaman digunakan dan memenuhi kriteria keselamatan untuk pendaki,” jelasnya, Selasa (14/6) saat berbincang dengan wartawan di Ruang Fortakgama UGM.
Jaket yang mereka kembangkan ini memang berbeda dengan jaket gunung yanga ada di pasaran. Jaket ini dilengkapi dengan sistem pemijat otomatis yang diletakkan pada titik-titik pijat di bagian punggung untuk mengurangi keluhan rasa sakit di punggung.
Tidak hanya itu, jaket ini juga dilengkapi dengan sensor suhu yang dapat menyesuaikan diri dengan kondisi pendaki. Sensor ini diletakkan di titik meredian tubuh, yaitu di bagian bawah ketiak.
Jaket ini juga memiliki kelebihan lain yaitu disertai fitur yang dapat membantu pendaki menemukan arah jika tersesat. Fitur penunjuk arah tersebut berupa output suara yang memudahkan pendaki menemukan arah mata angin.
“Fitur yang terdapat pada Rojak ini dikontrol secara real-time dengan menggunakan smartphone,” terang Indra.
Adapun sumber daya yang digunakan pada Rojak berupa batu baterai yang dimasukkan ke dalam saku di dalam jaket. Jadi, apabila baterai habis, pengguna tidak perlu merasa cemas karena Rojak dilengkapi dengan cadangan sumber daya berupa panel surya yang dipasang di bagian punggung serta bagian lengan.
Ikhsan menambahkan Rojak memiliki sistem plug and play. Dengan kata lain, elektronis yang terpasang pada jaket ini dapat dipasang dan dilepas kembali sesuai keinginan pengguna.Sehingga peng
guna tidak perlu khawatir jika hendak mencuci jaket ini karena peralatan elektronis di dalamnya dapat dibongkar pasang,” jelasnya.
Uniknya lagi, Rojak dapat berubah bentuk menjadi bantal pijat. Cukup dengan melipat dan mengaitkan bagian yang sudah dipasangi pengait, Rojak pun sudah dapat dipakai sebagai bantal.
Bagi Anda yang gemar mendaki gunung patut untuk mencoba jaket ini. Rojak akan membantu mengatasi sejumlah persoalan pendakian seperti mengurangi rasa pegal, menghangatkan maupun mendinginkan tubuh, dan membantu menemukan arah mata angin.
Alat Pemberi Informasi Cuaca Bagi Pendaki
Lima mahasiswa Sekolah Vokasi UGM ini juga berhasil mengembangkan sebuah alat yang membantu para pendaki dalam memberikan petunjuk informasi keselamatan bagi para pendaki. Alat tersebut adalah Arduino based Safety Information Guidance for Climbers atau yang mereka sebut dengan Duo Serigala.
Adalah Barru Kurniawan, Ramadhan Chairan M.M, Elok Nadia Alifah, Oki Surya Pratama, Rizka Apriliantini pengembang alat yang memudahkan pendaki dalam mengakses informasi cuaca sekitar gunung berupa keadaan suhu, kelembaban dan tekanan udara. Selain itu alat ini dapat menampilkan level keamanan dan dampak kesehatan dari info terkait.
“Sebenarnya di beberapa pegungunungan Indonesia suadah ada alat penunjuk informasi, tetapi baru berupa CCTV yang fungsinya masih difokuskan untuk memantau aktivitas vulkanik untuk disampaikan pada pendaki dan masyarakat setempat,” kata Barru.
Barru menjelaskan bahwa alat dilengkapi fitur penunjuk arah navigasi ke puncak ataupun titik awal pendakian dan sebuah tombol S.O.S apabila membutuhkan pertolongan segera. Bekerja dengan menggunakan frekuensi radio untuk komunikasi data.
Secara keseluruhan terdapat 3 alat yang berfungsi sebagai router, coordinator dan end device. Router untuk memonitoring cuaca di puncak gunung. Selanjutnya coordinator yang berada di titik awal pendakian menerima data tersebut untuk diteruskan ke end device yang dibawa pendaki, sekaligus melakukan tugas untuk mengupload data ke website.
Melalui alat ini, kata dia, pendaki dapat memantau keadaan sekitar begitu pula dengan tim yang berada di pos awal pendakian dapat memantau keadaan para pendaki. Dengan begitu, ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka tim penyelamat dapat langsung menuju lokasi pendaki karena sudah mengetahui posisi pendaki. (Humas UGM/Ika).