Selama dua hari, 16 – 17 Juli 2008, Pusat Studi Wanita (PSW) UGM berencana menggelar Seminar Internasional “Women in Public Sector”. Seminar ini akan membedah sejarah perjuangan perempuan Indonesia dalam melawan penjajah abad ke-19, serta mengkaitkannya dengan permasalahan terkini seperti kemiskinan, diskriminasi pendidikan, kesehatan dan hak reproduksi, akses terhadap kegiatan ekonomi produktif serta diskriminasi dalam pengembilan keputusan di segala bidang.
Tema besar sengaja diangkat dan dijadikan propaganda untuk menunjukkan partisipasi perempuan disektor publik, baik secara lokal, nasional maupun internasional. Tema tersebut tidak sekedar menegaskan dikotomis privat-publik atas peranan perempuan, melainkan sekaligus sebagai bentuk perjuangan bahwa peran publik dan peran privat adalah unsur-unsur inheren manusia yang berlaku universal tanpa memandang jenis kelamin, agama, suku, ras atau golongan.
“Untuk membedah tema tersebut akan dibuat sub tema kecil yang dibagi ke dalam 13 cluster dengan sub-sub tema Women in Health and Medical sector, Women in Science and Technology Sector, Women in Architectural Sector, Women in Agricultural an Fishery Sector, Women in Social and Cultural Sector, Women in Tourism Sector, Women in Economy and Labor Sector, Women in Education Sector, Women in Politic Sector dan Women in Media Sector,” ujar Kepala PSW UGM Dr Hariti Sastriyani, Jum’at (11/7) saat memberikan keterangan menjelang penyelenggaraan seminar.
Menurutnya, kegiatan ini digelar dalam rangka momentum 100 tahun Kebangkitan Perempuan Indonesia. Bahwa periode 1908-1928 merupakan masa bangkitnya partisipasi perempuan dalam pergerakan dalam rangka mewujudkan kemerdekaan.
“Ini merupakan momentum penting bagi perempuan Indonesia untuk menunjukkan eksistensinya dalam pelaksanaan pembangunan bangsa saat ini yang sedang dilanda krisis multidimensi. Bahwa Partisipasi perempuan dalam perjuangan menjadi modal untuk memajukan bangsa,” terangnya di PSW UGM.
Seminar hasil kerjasama dengan Sekolah Pascasarjana UGM ini akan menghadirkan Prof Dr Meutia Hatta (Menteri Pemberdayaan Perempuan RI) selaku pembicara kunci dan akan dibuka Wakil Rektor Senior Pendidikan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Prof Dr Retno Sunarminingsih MSc Apt. Selain itu akan menampilkan beberapa pembicara, diantaranya Prof Dr Ayesha Begum (University of Bangladesh), Dr M Rowshon Kamal (University of Bangladesh), Dr Nenita Domingo (University of California, Los Angeles AS), Aneela Sultana (Quaid-Azzam University Pakistan), Prof Dr Hafeez-Rehman (Pakistan), Dr Kamesshwar Prasad Singh (Ranchi University India), Dr Asha Singh (Ranchi Prasad University) serta Dr Nathuram Kaswan (Rjashthan India).
Sementara itu, tanggal 17 Juli 2008, bertempat di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri akan dipentaskan “Trilogi Dalang Perempuan” dengan menampilkan tiga dalang perempuan sekaligus: Ganeswara Sayekti (Yogyakarta), Nyi Sophia Penicarito (Kebumen) dan Hanae Kobayashi (Jepang). Pagelaran wayang ini terbuka untuk umum dan akan dimeriahkan pesinden Hiromi dari Jepang.
“Tiga dalang ini akan memainkan lakon Srikandi Maguru Manah. Yaitu cerita Srikandi sebagai pahlawan wanita di negeri pancala. Sebagai anak yang cerdas dan cekatan serta cantik dari raja Drupada, Srikandi membuat banyak raja dan pangeran berusaha untuk memperistri. Termasuk Prabu Jungkung Mardeya raja Paranggubarja. Karena ditolak, ia mengajak perang kerajaan Pancala. Srikandi pun tak tinggal diam, dia berguru pada Arjuna di kerajaan Madukara. Akhir cerita Srikandi dapat mengalahkan Prabu Jungkung Mardeya, dan kerajaan Pancala aman tenteram kembali,” ungkap Hariti menjelaskan sinopsis cerita wayang yang akan dipentaskan. (Humas UGM).