• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pakar UGM: Tata Ruang Harus Terintegrasi dengan Zona Bahaya

Pakar UGM: Tata Ruang Harus Terintegrasi dengan Zona Bahaya

  • 21 Juni 2016, 15:54 WIB
  • Oleh: Satria
  • 4493
Pakar UGM: Tata Ruang Harus Terintegrasi dengan Zona Bahaya
Pakar UGM: Tata Ruang Harus Terintegrasi dengan Zona Bahaya
Pakar UGM: Tata Ruang Harus Terintegrasi dengan Zona Bahaya
Pakar UGM: Tata Ruang Harus Terintegrasi dengan Zona Bahaya
Pakar UGM: Tata Ruang Harus Terintegrasi dengan Zona Bahaya
Pakar UGM: Tata Ruang Harus Terintegrasi dengan Zona Bahaya

Tata ruang yang disusun harus terintegrasi dengan lokasi zona bencana, seperti rentan tanah longsor dan banjir. Selain itu, diperlukan sikap patuh dari warga di sekitar zona bahaya terhadap rambu-rambu yang telah terpasang. Hal ini diperlukan untuk menghindari timbulnya korban jiwa, khususnya akibat longsor, seperti yang terjadi di Purworejo baru-baru ini.

“Perlu mengedukasi masyarakat terhadap zona bahaya tersebut agar mereka taat dan mematuhi rambu-rambu yang ada,”kata pengamat kebencanaan UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., Selasa (21/6).

Dwikorita  mengatakan pemetaan zona bahaya bencana telah disusun oleh masing-masing daerah. Pemetaan tersebut seharusnya kemudian diintegrasikan ke pemetaan tata ruang. Jika masyarakat patuh dengan tata ruang dan rambu-rambu pada zona bahaya tersebut maka tidak akan terjadi munculnya korban jiwa.

“Zona bahaya misalnya bukan untuk lokasi budidaya tanaman atau permukiman. Dan itu masyarakat harus patuh,”paparnya.

Jika masyarakat ‘terpaksa’ tinggal di daerah yang rentan bencana maka mereka harus beradaptasi. Misalnya, mengetahui tanda-tanda lereng yang berbahaya, jangan berada di lokasi rawan longsor ketika atau setelah hujan, jangan menanam tanaman yang ‘berat’ seperti jati atau bambu, maupun jangan ‘memotong’ kaki lereng bukit.

Dwikorita melihat bencana longsor di Purworejo kemarin dipicu oleh beberapa hal, seperti kondisi lereng bukit yang cukup tajam, susunan tanah yang gembur serta curah hujan yang cukup tinggi. Curah hujan di Purworejo kemarin, menurut Dwikorita, mencapai 130 milimeter.

“Longsor Banjarnegara dulu curah hujannya mencapai 113 milimeter per hari. Longsor di Purworejo kemarin dipicu oleh beberapa faktor tersebut,”katanya.

Senada dengan itu, pakar kebencanaan UGM lainnya, Dr. Agung Setianto., menambahkan lokasi rawan bencana cukup merata di Jawa Tengah, seperti Purworejo, Kebumen, Wonosobo, Temanggung, Semarang, Karanganyar, Batang, Magelang, dll. Agung mengakui adanya kendala dalam mitigasi bencana diantaranya ketersediaan data yang belum detail. Selain itu, secara sosial masyarakat yang tinggal di sekitar daerah rawan bencana tidak mau pindah ke lokasi yang lebih aman.

“Misalnya, peta geologi. Data yang tersedianya tidak detail,”imbuh Agung. (Humas UGM/Satria;foto: Devi)

 

Berita Terkait

  • SKK UGM Gelar Pelatihan Penanggulangan dan Penanganan Bahaya Kebakaran

    Wednesday,07 April 2010 - 15:58
  • Pakar: Di Musim Penghujan, Bahaya Longsor Mengintai

    Thursday,30 January 2014 - 10:27
  • Kaji Keruangan Pengembangan Agropolitan Jagung, Zulzain Raih Doktor

    Friday,24 January 2014 - 14:53
  • UGM Sosialisasikan Pembangunan Zona Integritas di Lingkungan Kampus Menuju WBK dan WBBM

    Friday,27 January 2023 - 14:33
  • Sudibyakto: Warga di Zona KRB III Sinabung Harus Direlokasi

    Wednesday,29 January 2014 - 9:46

Rilis Berita

  • Dosen Perikanan UGM Murwantoko Dikukuhkan sebagai Guru Besar 21 March 2023
    Dosen Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si., dikukuhkan sebagai G
    Gloria
  • Komunitas Mahasiswa Hindu UGM Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan 21 March 2023
    Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (UKM
    Ika
  • 40 UMKM Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk 21 March 2023
    Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan
    Agung
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat 21 March 2023
    Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Dalam lapora
    Ika
  • Entrepreneur di Bidang Peternakan Masih Minim 21 March 2023
    Meski masih terbuka lebar Indonesia masih kekurangan entrepreneur di bidang peternakan. Data Bada
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual