Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Prabowo Subianto menegaskan bahwa kebijakan pemerintah dalam pendistribusian pupuk melalui pedagang yang berlaku selama ini dinilainya keliru. Hal itulah yang menyebabkan pupuk bersubsidi tersebut hilang di pasaran sehingga tidak sampai di tangan petani.
“Kita sudah teriak lama tapi tidak pernah didengar, kita bilang distribusi pupuk keliru. Sudah bertahun-tahun HKTI berbicara begitu, tidak pernah dengar. Semua pemimpin mengatakan distribusi puuk sudah baik,padahal di lapangan pupuk langka dan tidak ada di petani,” tandas Prabowo, usai mengisi kampanye dialogis Capres RI dengan Capres Mahasiswa UGM, Rabu (10/12) di Gedung University club (UC) UGM.
Menurut capres dari partai Gerindra ini, kelangkaan pupuk di daerah akibat diseludupkan oleh pedagang ini menyebabkan terjadinya aksi para petani menghadang truk dan membongkar gudang pupuk di daerah.“Sekarang khan ketemu, pupuk yang hilang di pasaran itu ternyata ada di Tanjung Priuk, di Kalimantan, Pupuk kita ternyata diseludupkan,” tegasnya. Prabowo menghimbau sebaiknya pupuk tidak didistribusikan lagi ke pedagang, sebaliknya di distribusikan lewat BUMN yang nantinya disalurkan langsung ke Kabupaten-kabupaten di daerah. Seterusnya pihak Kabupaten menyebarkan ke Kecamatan dan dari Kecamatan lalu didistribusikan ke desa-desa.
“Karena bupati yang paling tahu rakyatnya dan daerahnya, camat paling tahu kecamatannya, kepala desa paling tahu desanya, berapa jumlah sawah yang membutuhkan pupuk. Jadi saya kira, kita berdayakanlah sistem pemerintahan yang ada,” jelasnya.
Dalam kampanye dialogis dengan capresma UGM, Prabowo Subianto memandang perlu dibangkitkan kembali semangat nasionalisme dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Menurutnya, kondisi bangsa Indonesia sekarang ini kedaulatan ekonomi yang menyebabkan rakyat tidak sejahtera.
“Jika tidak sejahtera dalam waktu dekat, saya khawatir adanya ancaman disintegrasi bangsa yang muncul di berbnagai daerah,” kata Prabowo.
Prabowo juga sempat menyindir bahwa para elit-elit pemimpin sekarang ini masih “malu-malu “ mengajak masyarakat untuk menjadi nasionalis. Padahal semangat nasionalisme ini diakui Prabowo sangat penting, menginat bangsa ini membutuhkan teknolog dari kalangan muda untuk menciptakan mobil, motor, kulkas, TV dan komputer buatan bangsa sendiri.
“Kita sudah kehilangan kemerdekaan karena sudah dijajah ekonominya oleh negara lain, dan menjadikan kita selama ini tidak sejahtera,” tuturnya.
Sementara Dekan Pertanian UGM Prof Ir Triwibowo Yuwono PhD, yang menjadi panelis dalam kampanye dialogis tersebut, menantang prabowo untuk menjadikan bidang pertanian sebagai primadona dalam pembangunan ekonomi ke depan, apabila dirinya terpilih menjadi presiden RI.
Menurut Triwibowo, kondisi Indonesia saat ini belum menuju kepada kedaulatan pangan dan belum adanya kebijakan yang menunjukkan keberpihakan kepada sektor pertanian dan petani.
“Indonesia tidak bisa maju kalo hanya diratapi terus menerus, namun perlu ada keberpihakan dengan aksi yang nyata,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)