Sedikitnya 60 orang pemuda asal Bantul mengikuti pelatihan kewirausahaan Community Entrepreneur Program (CEP), hasil kerjasama Sekolah Pascasarjana UGM dengan Pemkab Bantul. Selama tiga bulan para pemuda kebanyakan lulusan SMP dan SMA ini merupakan pemuda yang masuk kategori pengangguran sebanyak 30 orang dan 30 orang sisanya yang baru akan mulai membuka usaha meski secara kecil-kecilan, mereka mendapatkan pengetahuan baru dan pelatihan-pelatihan dari mentor CEP UGM.
“UGM dan Pemda Bantul punya kepedulian yang sangat besar terhadap bidang entrepreneur ini, sehingga dari Bantul ini kita melibatkan para pemuda yang belum mengeyam lapangan pekerjaaan alias menganggur dan kelompok masyarakat yang baru memulai usahanya, ikut dalam pelatihan CEP ini,” kata Direktur Sekolah Pascasarjana UGM Prof Dr Irwan Abdullah MA, kepada wartawan di sela acara Penutupan Pelatihan Kewirausahaan Community Entrepreneur Program, Rabu (17/12), di ruang seminar Gedung Sekolah Pascasarjana UGM lantai V.
Diakui oleh Irwan, selama mengikuti pelatihan, para pemuda yang sebelumnya belum memiliki ide untuk mendirikan usaha maka sejak mengikuti pelatihan sudah memiliki rencana bisnis (business plan) dan juga akan mengembangkan bisnis yang sudah ada. Disamping itu, tambah Irwan, keikutsertaan pemuda asal Bantul ini diharapkan memberikan stimulan untuk memulai dan mengembangkan bisnisnya dengan lebih baik.
“Mereka sudah menunjukkan perkembangan yang cukup luar biasa setelah mengikuti pelatihan ini,” tambah Irwan.
Selain wawasan pengetahuan baru yang didapatkan oleh para pemuda tersebut setidaknya juga memberi semangat mereka menjalani hidup dengan masa depan yang lebih baik dan terencana. “Mereka tidak lagi menganggap hidup ini menakutkan, tapi menjalaninya dengan semangat yang baru,” imbuhnya.
Beberapa hasil bisnis plan yang dibuat oleh para peserta pelatihan entrepreneur, disebutkan Irwan, untuk kategori pengembangan bisnis, jenis usaha yang akan dikembangkan diantaranya usaha kerajinan tangan sonokeling, pembuatan teh dua gunung yang sebelumnya sudah memiliki omset 2000 pak per bulan direncanakan ditingkatkan menjadi 10 ribu pak per bulan. Di samping itu, ada usaha lotek gabusan yang sudah memiliki omset penghasilan sehari 500 ribu.
Untuk kategori pemula, tambah Irwn, beberapa peserta memiliki rencana membuka usaha di bidang souvenir cetak aluminium, usaha telur puyuh dan buka usaha tekstil produksi katun dan baju tidur.
Sementara Sekda Bantul, Gendut Sudarto, mengaku sangat gembira dengan keikutsertaan 60 orang pemuda asal Bantul dalam pelatihan kewirausahaan ini. Menurutnya, keikustsertaan mereka setidaknya akan mendukung pembangunan ekonomi kabupaten Bantul yang lebih baik.
“Untuk daerah terbelakang disebutkan hanya memiliki 15 persen penduduknya yang berprofesi sebagai wirausaha, kita berharap bagaimana Bantul bisa hasilkan 50 persen masyarakatnya untuk menjadi wirausaha,” jelasnya.
Diakui oleh Gendut, banyak pengusaha yang muncul selama ini lebih berdasarkan insting atau memang keadaan yang memaksa mereka menjadi pengusaha sehingga banyak yang menjadi pengusaha tanpa dibekali pengetahuan sehingga proses perkembangannya menjadi lambat.
“Adanya pembekalan seperti ini diharapkan akan mempercepat waktu proses mereka menjadi wirausaha, ibarat lari, meski saat mulai start tertlambat namun bisa berlari cepat di posisi yang sama,” ujarnya.
Dalam acara penutupan pelatihan kewirausahaan Community Entrepreneurs Program, ditandai dengan pengumuman pemenang dan penyerahan award CEP kepada peserta berdasarkan business plan dari dua kategori yakni kelas pemula dan kelas pengembang bisnis.
Untuk kelas pemula, juara pertama dimenangkan oleh Suwardi dan Supriyadi dengan bisnis Evia Craft, juara II Joni Suryana dalam bisnis Teh 2 Gunung, dan juara ketiga diraih Jaziman dengan usaha lotek gabusan. Sementara untuk kategori kelas pemula, diraih oleh Hari Untoro dan Sri Melani dengan bisnis cetak aluminium sebagai juara I. Adapun juara II diraih Desi Kusuma Indrawati dengan bisnis Kedai Katun Sejahtera dan terakhir juara III diraih oleh Narno dan Kadiran dengan usaha telur puyuh.
Masing masing pemenang mendapatkan award dalam bentuk uang senilai 10 juta rupiah bagi juara pertama, 7,5 juta untuk juara kedua dan 5 juta rupiah untuk juara ketiga. (Humas UGM/Gusti Grehenson)