• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Raih Doktor Usai Meneliti Masyarakat Kawasan Bengawan Jero

Raih Doktor Usai Meneliti Masyarakat Kawasan Bengawan Jero

  • 19 Agustus 2016, 16:13 WIB
  • Oleh: Ika
  • 4588
Raih Doktor Usai Teliti Masyarakat Kawasan Bengawan Jero, Lamongan

Kabupaten Lamongan, Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang berada di wilayah daerah aliran sungai Bengawan Solo yang selalu meluap airnya saat musim penghujan. Memiliki kawasan yang lebih rendah dari daerah sekitar dan sungai Bengawan Solo menjadikan daerah ini tergenang banjir setiap hujan tiba. Daerah yang terdampak banjir tersebut dikenal dengan Bengawan Jero atau Bonorowo dengan luasan sekitar 50,17 persen dari luas wilayah Kabupaten Lamongan.

Drs.Soegiyanto, M.Si., dosen Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya,  mengatakan kawasan Bonorowo pada musim hujan merupakan rawa, tetapi pada musim kemarau airnya surut dan lahan menjadi mengering serta pecah-pecah. Bonorowo mengalami perendaman berkala setiap tahun dengan jangka waktu yang beragam. Kawasan Bonorowo ini terhampar di 8 kecamatan bagian tengah Kabupaten Lamongan.

“Kedelapan kecamatan itu selalu tergenang banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo dengan frekuensi dan lama genangan lebih besar dibanding kecamatan lainnya,” paparnya Jum’at (19/8) saat ujian terbuka program doktor di Fakultas Geografi UGM.

Kondisi ini berdampak terhadap kehidupan masyarakat di kawasan Bonorowo yang sebagian besar memiliki lahan pertanian di dataran banjir. Melihat keadaan tersebut, masyarakat pun berupaya beradaptasi dengan lingkungannya. Mereka mengatur jadwal tanam menyesuaikan dengan musim, memelihara ikan, tambak udang, menyewakan perahu dan lainnya.

“Ketika musim hujan atau banjir datang, masyarakat mengubah pekerjaan yang semula bertani menjadi beternak ikan maupun pekerjaan lain sesuai keterampilan yang dimiliki,” jelasnya.

Soegiyanto menyebutkan tingkat pendidikan sangat berpengaruh dalam pemilihan strategi penghidupan masyarakat setempat. Misalnya, masyarakat dengan pendidikan tidak tamat SD akan bekerja di sektor non pertanian di daerah genangan tinggi seperti tambak udang dan ikan serta menyuruh isterinya bekerja. Sedangkan masyarakat di daerah genangan rendah kebanyakan menunggu bantuan dan menyuruh isteri mereka bekerja. Sementara masyarakat dengan tingkatt pendidikan SD, SMP, SMA, dan PT yang berada di daerah genangan tinggi memiliki kecenderungan bekerja di sektor non pertanian.

Hasil penelitian lainnya menunjukkan pilihan strategi berdasarkan karakteristik daerah genangan adalah dengan bekerja di sektor non pertanian, mengurangi pengeluaran rumah tangga, menunggu bantuan dari anak, menyuruh isteri bekerja, dan mencari pinjaman uang. Dari sejumlah pilihan strategi tersebut, bekerja di sektor non pertanian seperti memeilhara ikan, tambak udang, dan beternak merupakan bidang yang paling banyak dipilih. (Humas Ugm/Ika)

Berita Terkait

  • Raih Doktor Usai Kaji Perusahaan Keluarga

    Monday,18 November 2019 - 23:43
  • Menbudpar Dukung UGM Buka Prodi S1 Pariwisata

    Monday,25 February 2008 - 8:27
  • Raih Doktor Usai Teliti Kawasan Pusat Situs Majapahit Trowulan

    Thursday,27 August 2015 - 10:42
  • Raih Doktor Usai Meneliti Dinamika Hara di Hutan Kalimantan

    Monday,02 July 2012 - 9:05
  • Raih Doktor Usai Teliti Pembentukan Ruang Suku Dayak

    Friday,26 January 2018 - 20:19

Rilis Berita

  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti
  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri 07 February 2023
    Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin.
    Gusti
  • Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas Buatan Mahasiswa Difabel UGM Raih Perak di IPITEX Bangkok 07 February 2023
    Aplikasi layanan ramah disabilitas buatan mahasiswa penyandang disabilitas daksa dari Departemen
    Ika
  • SPs UGM Lakukan Pengabdian di KHDTK Getas Blora 07 February 2023
    Sekolah Pascasarjana UGM (SPs) mengadakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Belu
    Agung
  • Cegah Diabetes Pada Anak Dengan Membatasi Makanan Manis dan Lakukan Aktivitas Fisik 06 February 2023
    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada t
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual