Lulusan Sarjana dan Diploma diharapkan mampu menjadi penggerak perubahan di tengah masyarakat dengan melakukkan gerakan inovatif dalam mengembangkan produk teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat. Meski begitu, gerakan tersebut perlu mendapat dukungan dari pemerintah, perguruan tinggi dan swasta agar nantinya dari tangan anak muda bisa lahir produk-produk inovatif yang unggul dan berdaya saing. Hal itu disampaikan Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., di hadapan 1.735 orang lulusan program Sarjana dan Diploma yang baru diwisuda Kamis (25/8) di Grha Sabha Pramana UGM.
Menurut Rektor, bangsa Indonesia perlu mencontoh apa yang dilakukan oleh bangsa Korea. Meski hari kemerdekaannya berselang dua hari dari Indonesia, namun kenyataannya pembangunan bangsa Korea saat ini justru lebih maju dibanding Indonesia. Hal itu bisa dirunut dari nilai Pendapatan Domestik Bruto per kapita. “Saat ini GDP (gross domestic bruto) Korea telah mencapai 30 ribu dollar. Sementara GDP kita baru mencapai 5000 dollar, masih 1/6 nya. Ini sangat ironi,” kata Dwikorita.
Dwikorita menjelaskan di era tahun 1970-an, negara Indonesia dan Korea merupakan negara yang sama-sama baru berkembang. Namun 30 tahun kemudian, Korea mampu melaju pesat. “Ini PR kita semua untuk terus berjuang, melahirkan produk iptek berdaya saing unggul menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” tandasnya.
Kepada para wisudawan, Dwikorita berpesan agar mereka mampu menjadi penggerak perubahan di masyarakat bahkan harus terus belajar menuntut ilmu hingga sepanjang hayat. “Jadilah pembelajar sepanjang hayat, jadilah alumni yang tangguh,” pesannya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor melaporkan bahwa Universitas Gadjah Mada kembali mewisuda 1.735 orang lulusan program Sarjana dan Diploma, terdiri 488 Sarjana dan 1.247 Ahli Madya. Pada wisuda kali ini, predikat lulusan termuda dari program sarjana diraih Kemala Hudaya dari Prodi Hubungan Internasional Fisipol yang lulus pada usia 19 tahun 9 bulan 1 hari. Sedangkan dari program Diploma, lulusan termuda diraih Ahmad Fauzi dari Prodi D3 Pengelolaan Hutan, Sekolah Vokasi yang lulus pada usia 19 tahun 4 bulan 30 hari.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan program sarjana adalah 3,36. Sementara IPK rata-rata untuk jenjang Diploma 3,36. Wisudawan yang meraih IPK tertinggi untuk jenjang Diploma diraih oleh Herman Herfiantoko dari Prodi D3 Teknik Geomatika, Sekolah Vokasi, yang berhasil lulus dengan IPK 4,00. (Humas UGM/Gusti Grehenson; foto: Donnie, Ega)