Universitas Gadjah Mada dan Dompet Dhuafa Republika sepakat menjalin kerjasama di bidang pengembangan ekonomi syariah. Dalam kerjasama ini, kedua belah pihak sepakat mengerahkan segala potensi sumber daya manusia yang dimiliki guna menunjang proses pengembangan ekonomi syariah.
Disebutkan, Dompet Dhuafa Republika selaku Lembaga Amil Zakat Nasional melalui Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 439 tahun 2001, memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan kerjasama di bidang pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan guna meningkatkan sumber daya manusia di bidang ekonomi syariah. Sementara pihak UGM dinilai mampu mengembangkan ilmu pengetahuan termasuk meningkatkan kemampuan sumber daya ekonomi syariah.
Naskah kerjasama ditandatangani Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi MEng PhD dan Presiden Direktur Dompet Dhuafa Ismail A Said, di ruang Multimedia UGM, Rabu (24/12). Bahwa proses pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat akan dilaksanakan oleh kedua belah pihak melalui program kemitraan sesuai ketentuan yang berlaku di universitas, fakultas dan jurusan.
“Yang kami harapkan sebagai pemilik ilmu UGM dalam bingkai kerjasama ini dapat secara bersama-sama mengembangkan lembaga-lembaga, termasuk lembaga Amil Zakat. Saya sangat berharap kerjasama ini nantinya betul-betul terwujud.,” papar Ismail A Said dalam sambutannya.
Dikatakannya, Dompet Dhuafa Republika saat ini memasuki tahun ke-16. Sebagai lembaga Amil Zakat, Dompet Dhuafa Republika tercatat sebagai Lembaga Amil Zakat terbesar di Indonesia.
Bahkan belum lama ini lembaga itu berhasil menghimpun dana sebesar Rp 75 miliar. Bagi Dompet Dhuafa Republika, hal itu sesungguhnya belum berarti apa-apa, mengingat potensi Amil Zakat masih besar di Indonesia.
“Karena berdasar penelitian-penelitian, ada yang mengatakan potensi Amil Zakat sesungguhnya bisa mencapai Rp 13 triliun – Rp 30 triliun. Jadi tergantung seberapa dalam penelitiannya, karena kalau melihat itu tentulah potensi itu masih sangat besar sekali,” tambahnya.
Oleh karena itu, perlu kiranya Dompet Dhuafa Republika menjalin kerjasama dengan UGM. Kerjasama tersebut meliputi bidang pendidikan, pelatihan hingga pengembangan berikutnya dalam kerangka ekonomi syariah.
Dari dana yang berhasil dihimpun, kata Ismail, hanya sebagian kecil disalurkan untuk kebutuhan-kebutuhan mendesak/mendasar. Sebagian besar lainnya diperuntukkan untuk program pemberdayaan.
“Kita telah berhasil membangun dua Rumah Sakit. Insya Allah Januari nanti kita akan meletakkan batu pertama pembangunan Rumah Sakit besar di Parung, Bogor,” ungkapnya.
Selain itu, dana-dana itu dipergunakan untuk membiayai sekolah anak-anak dhuafa di Jakarta. Juga untuk membiayai sekitar 600 mahasiswa dengan nama Mahasiswa Studi Etos.
“Beberapa diantaranya kuliah di UGM. Kita memang punya manajemen zakat namun masih terbatas, karenanya akan menjadi berbeda jika beberapa SDM kita bisa belajar di UGM, baik di program D1, D2 hingga S3. Inilah yang saya harapkan dari kerjasama ini kedepannya nanti,” pinta Ismail.
Sementara itu, Rektor menyambut baik kerjasama ini. Bahkan dirinya berharap kerjasama ini akan memberikan kontribusi bagi kedua belah pihak.
“Semoga uang yang dipercayakan di Dompet Dhuafa, dan sebagian nanti akan kita gunakan untuk menjalankan program secara bersama-sama dapat memberikan karunia yang lebih meningkat kualitasnya, karena akan kita tambahi sumbangan-sumbangan pengetahuan yang dimiliki UGM,” ujar Rektor.
Rektor meminta baik kepada Dompet Dhuafa Republika dan UGM untuk saling belajar bersama. Dirinya meyakini bila di usia yang ke-16 tahun, Dompet Dhuafa Republika tentu memiliki pengalaman yang banyak.
“Karenanya nanti bisa belajar bersama. Karena pengalaman adalah guru utama. Saya kira Dompet Dhuafa memiliki pengalaman yang komplit untuk mengkotak katik uang supaya bisa memberikan rahmat dan karunia yang sebesar-besarnya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Rektor berharap dari kerjasama ini dapat menciptakan program-program secara bersama. Yaitu program-program yang berbasis ide-ide, gagasan-gagasan dan pengalaman dari UGM dan Dompet Dhuafa Republika.
“Insya Allah akan semakin banyak membantu teman-teman dalam wujud semacam modal yang kita peroleh melalui pelatihan dan pendidikan, yang nantinya bisa menggerakkan orang-orang bisa mengambil karunia Alloh yang diberikan di tanah, di laut dan dimana-mana di Indonesia ini,” tukasnya. (Humas UGM).