Tim Gama Melon dari Fakultas Biologi UGM menggandeng petani di Desa Modangan, Nglegok, Blitar untuk menanam Gama melon, jenis varietas buah melon dari hasil riset UGM. Kerja sama tersebut ditandai penyerahan benih melon kultivar Tacapa GB, Tacapa Silver, dan Hikapel kepada Bapak H. Sudjari sebagai perwakilan dari kelompok tani Kampung Melon pada pekan lalu di Blitar.
Dr. Budi Setiadi Daryono, ketua peneliti Gama Melon, mengatakan perkembangan riset Tim Gama Melon Fakultas Biologi UGM saat ini memasuki tahap hilirisasi produk penilitian yang telah tervalidasi serta tersertifikasi oleh Kementerian Pertanian Indonesia. “Kami memiliki kurang lebih 10 kultivar melon lokal yang telah kami kembangkan, 2 diantaranya telah memperoleh SK Kementan, 2 lainnya sedang proses pengajuan SK, dan sisanya siap untuk diluncurkan kapan saja dengan bekerja sama di Kampung Melon ini,” ujar Dr. Budi Daryono, Jumat (26/8).
Untuk menggandeng petani di melon di desa Modangan, Blitar, kata Budi, pihaknya menyerahkan melon kultivar Tacapa GB, Tacapa Silver, dan Hikapel. Selain itu, tim Gama Melon juga menggandeng mitra industri untuk dapat membangun greenhouse baru di Kampung Melon sehingga dapat diduplikasi dan dikembangkan untuk benih melon lokal melalui petani seed grower di Kampung Melon.
Budi menambahkan, kerja sama dengan petani melon di Blitar dalam rangka mendukung membangun Kampung Melon Modangan menjadi Kampung Agrowisata yang memanjakan wisatawan dan pecinta melon serta percontohan bagi desa lainnya di Indonesia.
Sementara itu, Sudjari menuturkan saat ini Kampung Melon Desa Modangan masih kewalahan dalam memenuhi kebutuhan melon ketika menghadapi kunjungan wisatawan yang semakin hari kian meningkat. “Jika bisa kami sangat berharap melon selalu tersedia di kampung ini sehingga wisatawan tidak kecewa saat berkenjung ke desa kami,” ujarnya.
Seperti diketahui, Kampung Melon diresmikan langsung oleh Bupati Blitar pada tahun 2015 silam memiliki 4 greenhouse yang memproduksi melon. Para wisatawan dapat memetik buah melon langsung dari tanamannya dan dinikmati saat itu juga di tengah perkampungan yang asri dengan udara sejuk dari Gunung Kelud ditemani dengan fasilitas yang telah disediakan Kelompok Tani Melon seperti area out bond, kolam renang, gazebo serta dilengkapi mushalla dan toilet.
Namun, permasalahan yang kini muncul adalah masih kurangnya produksi dan variasi kultivar melon yang ada di Kampung Melon. Hal tersebut juga diakui oleh perangkat Desa Modangan sehingga sinergi dan kerja sama masih perlu ditingkatkan untuk menyempurnakan konsep Desa Agrowisata Melon yang saat ini menjadi satu-satunya Kampung Melon di Indonesia. (Humas UGM/Gusti Grehenson)