Yogya, KU
Keracunan bahan logam berat Pb pada manusia dapat menyebabkan sterilitas, aborsi spontan. Penyebab keracunan logam berat ini akibat belum terciptanya iklim budaya masyarakat yang mementingkan kebersihan lingkungan. Masih banyak masyarakat belum mengerti kegunaan kebersihan lingkungan, terutama kalau itu dikaitkan dengan kesehatan masyarakat. Masih banyak masyarakat yang belum paham cara-cara membersihkan lingkungan.
Demikian dikemukakan Prof drh Bambang Hariono PhD, dalam pidato pengukuhan guru besar pada Fakultas Kdokteran Hewam (FKH) UGM di Balai Senat UGM Bulaksumur, Kamis (24/1). Pada kesempatan tersebut Prof Bambang Hariono menyampaikan judul pidato ‘Polusi Logam Berat Plumbum (Pb) di Lingkungan: Perubahan Patologik dan Pemantauannya’.
Dikatakan oleh bapak seorang anak Jagaddhita Bambang Puspitarasa dari pernikahannya dengan Nanik Indratiningsih BSc ini, hambatan lainnya masih kurangnya teknologi tepat guna yang dapat menangani sekaligus memanfaatkan limbah logam berat menjadi komoditi yang bernilai ekonomi. Masih nanyak masyarakat yang belum mengerti bahaya atau dampak negatif pembuangan limbah logam berat melalui cerobong pabrik.
“Selain itu juga belum mengetahui betapa bahayanya emisi kendaraan bermotor, limbah laboratorium dan rumah sakit dan sebagainya. Hambatan terjadi juga karena masih tingginya biaya penanganan dan pendaurulangan limbah logam berat,†kata guru besar yang dilahirkan di Kediri, 8 November 1948 di depan Rapat Terbukan Majelis Guru Besar (MGB) UGM.
Dalam upaya menangani dampak negatif polusi logam berat ini perlunya sistem pengolahan yang menyeluruh mengenai penanganan dan pengendalian limbah logam berat yang melibatkan seluruh masyarakat. Hambatan ini terjadi karena belum ada undang-undang yang mengatur tentang keselamatan pekerja pada industri yang menggunakan bahan baku logam berat secara rinci.
“Misalnya Pb, Hg, Cd atau logam yang lain untuk diterapkan. Belum memadainya penyediaan dan pemasyarakatan penggunaan bahan bakar bebas timah hitam dan belum terlaksananya sanksi yang berat dan tegas bagi pelanggar hukum atau oknum-oknum pencemar lingkungan,†kata Prof Bambang Hariono yang lulus doktor Pathology Faculty of Veterinary Science, The University of Queenland, Brisbane, Australia.
Dampak nyata dari polusi pada kasus keracunan Pb pada hewan ternak umumnya dilaporkan akibat makan rumput yang berasal dari sekitar daerah pertambangan atau industri, rumput yang berasal dari sekitar jalan raya atau hewan mengunyah serpihan-serpihan cat tembok, menjilat-jilat kaleng cat, oli motor dan batu baterai bekas. Hewan-hewan tersebut memperlihatkan gejala-gejala keracunan Pb yang spesifik.
“Sementara itu keracunan Pb pada manusia dapat menyebabkan sterilitas, aborsi spontan. Pada hewan percobaan umumnya Pb menyebabkan sterilitasi, aborsi, perubahan siklus estrus, efek teratogenik, abnormalitas spermatozoa, penurunan reproduksi spermatozoa, reduksi diameter dan udema tubulus seminiferi.,†kata Prof drh Bambang Hariono PhD. (Humas UGM/Gusti Grehenson)