Yogya, KU
Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) UGM Dr Eko Sugiharto, mendesak agar pabrik air minum kemasan galon dan gelas untuk memanfaatkan 75 persen sisa air bersih hasil pengeboran tanah. Menurutnya, kebanyakan 25 persen air bersih hasil pengeboran yang dimanfaatkan dan dijual ke masyarakat. Sementara, 75 persen sisanya tidak dimanfaatkan sama sekali.
“Sangat disayangkan, jika 75 persen air bersih hasil pengeboran pabrik air minum dibuang percuma. Padahal sisa air ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar areal pabrik,” kata Eko dalam bincang-bincang dengan wartawan Fortakgama, selasa (27/1) di Kampus UGM, Bulaksumur.
Diakui Eko, berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan PSLH UGM, kebanyakan pabrik air minum hanya memanfaatkan 25 persen air bersih hasil pengeboran dikarena untuk memenuhi jumlah kebutuhan pasar akan air kemasan galon dan gelas. Kondisi ini, menjadikan pabrik air minum enggan memanfaatkan sisa hasil air bersih hasil pengeboran ini guna menekan biaya penyimpanan persediaan air sisa pengeboran.
“Mereka kebanyakan tidak ingin produksi air bersih melebihi kebutuhan pasar, apalagi mengudang sisa air ini butuh biaya besar, sehingga mereka memilih untuk membuangkan air bersih ini ke sungai,” katanya.
Disebutkan Eko, beberapa lokasi pabrik air minum seperti di daerah Delangu, Klaten, Jawa Tengah dan daerah Suka Bumi, Jawa Barat, kebanyakan pabrik air minum membuang sisa air pengeboran ke sungai. Padahal, menurut pertimbangan Eko, agar air sisa hasil pengeboran tidak terbuang percuma maka sebaiknya pabrik air minum menyalurkannya masyarakat dengan membangun pipa-pipa untuk disalurkan ke bak penampungan.
Selain itu, Eko juga sempat menyinggung produk air minum dalam bentuk kemasan gelas sangat tidak efektif dalam memenuhi kebutuhan air minum karena lebih banyak menghasilkan sampah plastik dari pada konsumsi air minum. Sebab kata Eko, dari harga air minum kemasan gelas yang dibeli, konsumen mengganti 80 persen biaya pembuatan kemasan plastik sementara harga air minum hanya 20 persen saja.
“Pembelian air minum kemasan gelas tidak ubahnya membeli sampah plastik,” ujarnya.(Humas UGM/Gusti Grehenson)