• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Ilmu Pengetahuan dan Seni Saling Melengkapi

Ilmu Pengetahuan dan Seni Saling Melengkapi

  • 09 September 2016, 16:32 WIB
  • Oleh: Agung
  • 32414
Dies ke-33 Sekolah Pascasarjana, Ilmu Pengetahuan dan Seni Saling Melengkapi

Ilmu pengetahuan dan seni adalah dua hal yang saling berkaitan. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dan seni hendaknya harus saling belajar agar mampu mengubah dunia.

Di satu sisi, ilmu pengetahuan perlu belajar dari seni agar temuannya dapat diterapkan di dunia secara efektif. Di sisi lain, seni perlu belajar dari ilmu pengetahuan agar proses kreatifnya mampu menjangkau dimensi-dimensi kehidupan yang lebih mendasar.

Demikian dikatakan Dr. G. R. Lono Lastoro Simatupang, M.A. saat menyampaikan orasi ilmiah pada puncak dies ke-33 Sekolah Pascasarjana UGM. Kepala Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pascasarjana UGM menyampaikan orasi berjudul Seni, Ilmu Pengetahuan, dan Perubahan.

"Seni tidak akan pernah mampu mengubah dunia secara sendirian karena seni pada hakikatnya merupakan proses mediasi yang terikat ruang dan waktu," ujarnya di Sekolah Pascasarjana UGM, Kamis (8/9).

Menurut Lono Simatupang, jika dewasa ini dari pagi hingga malam seluruh dunia dikepung oleh bentuk dan jenis musik tertentu, maka hal itu terjadi karena ada perkawinan antara artscape dengan technoscape dan econoscape. Bahkan, para praktisi musik merasa cemas dengan gejala serupa dan berupaya melawan industrialisasi musik dengan berbagai cara.

Hal itu menandakan bila proses penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencapai peningkatan martabat manusia tidak akan berjalan lancar tanpa pelibatan dimensi artistik sebagai pengarah ketertarikan dan pengalaman manusia.  Karena itu, praktik-praktik seni yang bekerja dalam dan dengan obyek serta terbukti mampu menampilkan dimensi baru dari objek tersebut idealnya diapresiasi dalam ilmu pengetahuan.

"Ilmu pengetahuan selama ini cenderung ingin mencapai generalisasi sedangkan seni lebih mengutamakan keunikan dan kekhususan. Ilmu pengetahuan ditempuh melalui proses abstraksi untuk menemukan keteraturan esensi dalam berbagai kasus," paparnya.

Ditambahkannya, seni senantiasa bekerja kasus per kasus melalui wujud-wujud yang konkret. Meski saat ini terjadi pergeseran paradigma dalam seni namun lebih mengarah pada terjadinya pergeseran itu sendiri demi diperolehnya pengalaman kehidupan yang baru, bukan tertuju pada terbentuknya paradigma yang ekstensif melampaui ruang dan waktu.

Meski begitu, ketika keduanya saling belajar maka terjadi perubahan paradigma pendidikan seni dari monodispilin menjadi multidisplin dalam artian lintas bidang seni. Kecenderungan pelintasan batas-batas konvensi bidang-bidang keilmuan itu akan semakin menguat.

"Sehingga dunia akademik tidak akan mengalami kesulitan berarti untuk mengikuti arah dinamika kajian seni yang sedang berlangsung di lingkungan pendidikan tinggi internasional," tandasnya. (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • Pengukuhan Guru Besar Prof Nasikun

    Tuesday,05 December 2006 - 15:37
  • SPs UGM Gelar Seni Budaya Pancasila

    Sunday,04 December 2011 - 6:21
  • Merayakan International Day di Pusat Kebudayaan UGM

    Tuesday,10 April 2007 - 13:57
  • Fakultas Biologi Gelar Kuliah Umum Evolusi dan Agama

    Tuesday,07 March 2017 - 8:46
  • SPs UGM Gelar 8th IGSSCI

    Wednesday,26 October 2016 - 14:00

Rilis Berita

  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti
  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri 07 February 2023
    Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin.
    Gusti
  • Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas Buatan Mahasiswa Difabel UGM Raih Perak di IPITEX Bangkok 07 February 2023
    Aplikasi layanan ramah disabilitas buatan mahasiswa penyandang disabilitas daksa dari Departemen
    Ika
  • SPs UGM Lakukan Pengabdian di KHDTK Getas Blora 07 February 2023
    Sekolah Pascasarjana UGM (SPs) mengadakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Belu
    Agung
  • Cegah Diabetes Pada Anak Dengan Membatasi Makanan Manis dan Lakukan Aktivitas Fisik 06 February 2023
    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada t
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual