Menyusul prestasi yang diraih Tim Palapa UGM ditahun 2006, Tim Srikandi UGM di tahun 2007, kini giliran Tim Kalingga UGM meraih prestasi yang sama di tahun 2009. Tim Kalingga UGM yang terdiri Desytha Rahma (Ilmu Komunikasi 2005), Arif Kelana Putra (Ilmu Ekonomi 2005), M Syarif (Ilmu Ekonomi 2005), Hanief Al Iklash (Manajemen 2005) dan Bayu Edmiralda (Ilmu ekonomi 2005) berhasil menjadi pemenang Kompetisi Game Strategi Bisnis tingkat nasional Trust by Danone. Sebagai hadiahnya, Tim Kalingga UGM berhak maju mewakili Indonesia dalam kompetisi tingkat Internasional Trust by Danone yang akan dilaksanakan di Paris, 2-4 April 2009.
Menurut ketua Tim Kalingga UGM Desytha Rahma, perjuangan timnya untuk menjadi juara tidaklah mudah karena harus mengalahkan 3 tim dari UI, satu tim dari ITB dan satu tim lagi dari UGM di babak country final dilaksanakan di Hotel Grand Hyatt Yogyakarta, 13 februari lalu. Sebelumnya, di babak penyisihan di Balai Kartini, Jakarta 31 Januari lalu, mereka juga bersaing dengan 24 tim dari enam perguruan tinggi, seperti UI, Unpad, IPB, ITB, Unair dan UGM.
“Di Jakarta, babak penyisihan diikuti 24 tim yang merupakan hasil seleksi dari 293 tim yang telah mendaftar dalam kompetisi ini,” kata Desytha dalam bincang-bincang dengan wartawan di ruang Fortakgama UGM, Rabu (18/2).
Diakui Desytha, kunci kesuksesan mereka adalah berani tampil beda dari tim lain. Misalnya, dalam babak final, jika tim-tim lain menggunakan pakaian stelan jas dan dasi seperti layaknya pegawai kantoran, tim Kalingga berani tampil mengenakan busana adat jawa lengkap dengan blangkonnya. Bahkan saat presentasi strategi pemasaran mereka juga menggunakan sepeda onthel yang dilengkapi bagasi untuk menyimpan desain produk yang mereka buat sebelumnya untuk digunakan bahan presentasi.
“Hal ini memang sengaja kita buat untuk memberikan nuansa beda, seolah kita kelihatan ndeso, karena ini bagian strategi kita dalam presentasi, sedikit banyak menjadi bahan penilaian dari tim juri,” ujarnya.
Di kompetisi ini, kata Desytha, setiap tim diberikan beragam persoalan yang melilit perusahaan simulasi Danone, salah satu tugasnya adalah mengakuisisi beberapa perusahaan yang diinginkan pihak Danone, menangani produk yang tidak laku di pasaran, mengatasi over staff, unskilled atau rendahnya ketrampilan serta ketimpangan kesejahteraan antara karyawan dan pihak manajemen.
“Kami diberikan waktu delapan jam untuk menangani berbagai kasus, memberikan strategi dan solusi di mana setiap tim disediakan laptop dengan software multimedia-online yang dirancang khusus untuk mempresentasikan realita bisnis terkini. Semua tim diberi business case secara mendadak, dan tidak diberitahukan sebelumnya,” jelasnya.
Diakui Hanief, dalam menangani kasus-kasus tersebut tim mereka tidak merasa kewalahan karena sebelumnya sudah melakukan persiapan yang dilakukan jauh hari ketika tim ini mulai terbentuk pertengahan Desember silam. Masing-masing anggota tim saat itu sudah membagi tugas masing-masing terutama di bidang finance, marketing, HRD, dan operasional.
“Tidak hanya itu, kami juga melakukan diskusi dengan pakar dan ahli di UGM, juga melakukan tukar pengalaman dengan tim-tim dari UGM yang sudah pernah menang sebelumnya,” katanya.
Di babak final, dalam kesempatan presentasi, tim Kalingga UGM menawarkan program lingkungan dan kesehatan (eco-healthy) sebagai kampanye perusahaan simulasi Danone. Tim ini mengajukan tema tersebut sebagai spirit dalam mengembangkan produk yoghurt untuk menangani kasus malnutrisi yang terjadi di negara Luvenia (bukan nama negara yang sebenarnya).
“Dalam presentasi itu, kami menawarkan ide melakukan riset di tahun pertama, selanjutnya di tahun kedua melakukan kampanye kesehatan di kalangan kelompok ibu-ibu, dan di tahun ketiga membuat Danone Health Center bersamaan dengan diluncurkannya produk yoghurt untuk mengatasi malnutrisi bagi bayi baru lahir,” ujarnya.
Sementara dalam kompetisi konsep iklan program corporate social responsibility, ujar Arif Kelana Putra, iklan dari Tim Kalingga UGM difokuskan ke tema green plan dan sustainable development dengan mengambil gambar seorang anak kecil yang duduk di tepi sungai dengan nuansa lingkungan yang masih hijau.
“Di iklan yang kami buat, digambarkan seorang anak perempuan yang menulis nama dan cita-citanya di selembar kertas, ‘My name is Bunga, I want to be a doctor’. Dengan latar pinggiran sungai dan lingkungan yang masih hijau, maka iklan ini memberikan pesan bahwa perusahaan mendukung pendidikan dan kesehatan lingkungan,” jelas Arif.
Seperti pengakuan M Syarif, kompetisi Trust by Danone Internasional sudah diselenggarakan sebanyak enam kali. Namun, di Indonesia baru dilaksanakan empat kali. Lomba ini diselenggarakan di seluruh dunia, di negara PT Danone beroperasi. Namun, secara detail untuk kompetisi Trust by Danone di Paris, Tim Kalingga sampai kini belum mengetahui secara pasti. Dijelaskan Sayrif, jika merunut dengan kompetisi tahun sebelumnya 2007, kompetisi ini akan diikuti belasan negara, di antaranya dari Jepang, Spanyol, Argentina, Brazil, Belgia dan Turki.
Sebagai anggota tim Kalingga, kata Syarif, dirinya mengaku senang dan merasa bangga karena sebagai mahasiswa UGM bisa mewakili nama bangsa Indonesia dalam kompetisi Internasional Trust by Danone.
“Secara pribadi saya senang sekali, untuk seumur hidup saya ternyata bisa mewakili nama Indonesia di tingkat dunia dan tentunya kesempataan untuk menjadi juara dunia harus kami perjuangkan untuk mengharumkan nama bangsa,” tandasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)