Yogya, KU
Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Malaysia Sabah (UMS), Malaysia, kembali mempererat hubungan kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, serta pertukaran mahasiswa dan dosen. Hal tersebut mengemuka ketika tim delegasi UMS yang dipimpin oleh Prof. Dr. Shuaib Che Din berkunjung ke Sekolah Pascasarjana UGM, Senin (23/3).
Kunjungan diterima oleh Wakil Direktur Bidang Akademik Sekolah Pascasarjana UGM, Prof. Dr. Edhi Martono, M.Sc. dan Dekan Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Faturochman, M.A. Selain kunjungan tersebut, juga digelar seminar di bidang ilmu psikologi, biologi, dan teknik selama tiga hari, 23-25 Maret 2009, di Sekolah Pascasarjana dan PAU UGM.
Kepada wartawan Faturochman mengatakan kerja sama antara UGM dan UMS telah berlangsung selama lima tahun. Beberapa diwujudkan dengan melakukan pertukaran mahasiswa dan dosen. “Bukan hanya di bidang pengajaran, kita akan mecoba melakukan kerja sama di bidang riset dalam rangka tukar informasi di bidang pengetahuan,” katanya.
Didampingi oleh Prof. Dr. Shuaib Che Din yang juga Dekan Fakultas Psikologi UMS dan Wakil Dekan Bidang Pengembangan Program Pascasarjana UMS, Dr. Suyansah Swanto, Faturochman menyampaikan bahwa riset terkait dengan psikologi Melayu, Asia, dan Asia Tenggara merupakan potensi yang akan dikembangkan di kemudian hari. “Internasionalisasi bukan hanya berkiblat kepada barat. Namun, bagaimana kita juga membangun kerja sama dengan kawan serumpun melalui dialog yang lebih intensif,” ujarnya.
Faturrochman mengakui kegiatan dialog yang dilakukan antarkedua universitas ini sangat penting untuk mengurangi konflik yang sering muncul antara Indonesia dan Malaysia. Salah satunya terkait dengan hak kepemilikkan atas produk batik. Shuaib Che Din juga mengamini pernyataan tersebut. Menurutnya, penting bagi kedua belah pihak untuk membangun satu kesatuan dalam bidang ilmu yang sama karena selama ini semua bidang ilmu didominasi oleh barat. “Kita perlu memupuk rasa persatuan dan kesatuan dengan peningkatan kerja sama pengajaran, riset yang lebih baik,” katanya.
Shuaib menuturkan salah satu contoh bidang ilmu yang perlu ditiru oleh UMS dari UGM adalah manajemen bencana pada peristiwa gempa bumi. Diakuinya, Malaysia sangat minim pengalaman di bidang tersebut. “Kita bisa belajar dari Indonesia dalam menangani bencana gempa bumi, di Malaysia sendiri tidak ada,” katanya.(Humas UGM/Gusti Grehenson)