Yogya, KU
Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM menggelar soft opening Rumah Sakit Hewan (RSH) Prof. Soeparwi. Acara diselenggarakan dalam bentuk syukuran yang dipimpin oleh Dekan FKH UGM, Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, S.U., M.Sc., Senin (6/4).
Menurut Dekan, pendirian RSH Prof. Soeparwi yang berlokasi di Sekip dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik, baik bagi hewan kesayangan maupun ternak. Di samping itu, sekaligus juga sebagai penunjang fakultas di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Rumah sakit ini sudah mendapatkan persetujuan Rektor. Hari ini kita gelar soft opening agar masyarakat tahu bahwa rumah sakit ini memberi pelayanan kepada masyarakat,” kata Bambang.
Didampingi drh. Setyo Budi, M.P. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Alumni FKH UGM, dan pengelola RSH Prof. Soeparwi, Dr. drh. Ida Tjahjati, M.S., Bambang mengatakan RSH Prof. Soeparwi menjadi salah satu bentuk investasi yang dimiliki oleh FKH UGM selain Unit Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Hewan (UP2KH).
Pemberian nama Prof. Soeparwi untuk rumah sakit hewan ini, kata Bambang, sengaja diambil dari nama dekan pertama FKH UGM. “Sebagai salah satu bentuk penghormatan atas jasa beliau, ” imbuhnya.
Sementara itu, drh. Setyo Budi, M.P. menjelaskan bahwa RSH Prof. Soeparwi memiliki berbagai fasilitas, antara lain, pelayanan kesehatan hewan kesayangan, ruang periksa, ruang dan kandang rawat inap, laboratorium pendukung, serta berbagai fasilitas pendukung lain untuk menunjang pelayanan.
“Kita terapkan one stop service, dibuka selama 24 jam. Jadi kalau ada pemilik yang mau bepergian dan ingin menitipkan hewan peliharaannya, maka kita siap dengan tempat yang representatif,” katanya.
Dituturkan Setyo Budi, rumah sakit hewan ini menyediakan dua ruang gawat darurat dan 10 ruang periksa untuk kucing dan anjing. Selain itu, disediakan juga salon untuk hewan (grooming), apotek, aksesoris hewan, pet shop, vaksinasi, kontrol, bedah, dan pemeriksaan.
Menurutnya, keberadaan rumah sakit hewan ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Yogyakarta. Selama ini baru terdapat satu klinik hewan yang terletak di Kuningan, Sleman, dan 28 tempat praktik mandiri untuk hewan kesayangan. Padahal, jumlah hewan kesayangan, misalnya anjing, populasinya mencapai 10 ribu ekor lebih, sedangkan kucing berkisar 5.000 ekor.
Setyo Budi menyebutkan, “Dari klinik hewan di Kuningan yang kita kelola selama ini, tidak kurang 300 pasien hewan kesayangan yang kita tangani tiap bulannya. Itu belum ditambah hewan besar.”
Ditambahkannya pula, rumah sakit hewan yang dikelola FKH ini akan senantiasa ditingkatkan fasilitas dan pelayanannya di masa mendatang agar dapat menampung jumlah pasien lebih banyak lagi. (Humas UGM/Gusti Grehenson)