Terik matahari siang itu tidak menyurutkan semangat ibu-ibu PKK Desa Wukirsari, Cangkringan, untuk mengikuti Lomba Cerdas Cermat Pemilu untuk Pemilih Wanita. Ruangan Balai Desa Wukirsari yang cukup lebar bahkan terlihat sempit manakala ratusan peserta dan pendukungnya berjejal mengikuti jalannya lomba.
Lomba berjalan cukup meriah seperti halnya lomba cerdas cermat di tempat lain. Beberapa kali, pertanyaan belum selesai dibacakan, peserta telah menjawabnya dengan benar. “Sebutkan berapa jumlah partai yang mengikuti pemilu di tahun 2009 kali ini?” kata juri. “Empat puluh empat partai,” tangkis seorang ibu dari Dusun Pusmalang, Cangkringan, Sleman, menjawab pertanyaan.
Demikian gambaran antusiasme 48 ibu-ibu PKK perwakilan 24 dusun dari Desa Wukirsari dalam Program Cerdas Cermat Pemilu “Pendidikan Pemilih Cerdas Ibu-Ibu PKK”. Dengan tak sabar mereka seolah-olah ingin menjawab dan menunjukkan kemampuannya seputar tata pemerintahan, sejarah pemilu, pengetahuan demokrasi, sistem pemilu terbaru, hingga pengertian tentang lembaga kenegaraan.
Lomba digelar KKN PPM UGM Subunit Cangkringan, Sleman, pada Sabtu (2/5). Setelah melalui babak penyisihan yang dibagi dalam 6 shift pertandingan, diperoleh dua regu yang maju dalam babak semifinal. Dilanjutkan kemudian dengan babak final yang menempatkan ibu-ibu PKK Dusun Pusmalang sebagai juara I, disusul dengan Dusun Kiyaran, dan Dusun Duwet.
Misbahul Munir, salah seorang mahasiswa KKN, mengatakan lomba digelar sebagai bentuk evaluasi terhadap pelaksanaan dan pengalaman pemilu legislatif 9 April lalu. Evaluasi memperlihatkan pemilih wanita di Desa Wukirsari lebih tinggi 62 % dibandingkan dengan pemilih laki-laki.
“Untuk itulah, kami Tim KKN PPM UGM yang bertemakan sosialisasi dan pemantauan pemilu mengadakan acara ini. Kami berharap kegiatan ini akan memberikan kontribusi terbaik, khususnya bagi masyarakat Desa Wukirsari,” ujar Misbahul yang bertindak selaku humas acara cerdas cermat.
Dikatakannya bahwa lomba cerdas cermat yang mendapat sponsor UNDP ini merupakan puncak dari seluruh program KKN PPM UGM Pemantau Pemilu di Desa Wukirsari, Cangkringan. Sebelumnya, KKN telah melakukan berbagai kegiatan terkait dengan pemilu legislatif. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud, antara lain, sosialisasi pemilu ke dusun-dusun, simulasi pemilu, dan membantu panitia pemilihan mengepak piranti pemilu hingga penghitungan akhir di tingkat kecamatan.
Dalam setiap penyelenggaraan kegiatan, Misbahul mengaku KKN selalu bekerja sama dengan KPUD Sleman dan pemerintah desa setempat, dalam hal ini dengan PPS desa. “Kami juga bekerja sama dengan PPK tingkat kecamatan, mulai dari pengepakan logistik surat suara, juga penghitungan. Saat ini, sebelum KKN ini ditarik, kami dilibatkan untuk membantu DPS dan DPT pilpres,” tambahnya.
Nana Widiatmanto selaku staf sekretariat PPS menyambut baik penyelenggaraan cerdas cermat oleh KKN PPM UGM Pemantau Pemilu tahap II tersebut. Hanya saja, ia menyayangkan acara digelar di penghujung kegiatan KKN. “Tentu akan lebih baik kalau cerdas cermat semacam ini dilakukan sebelum pemilu. Itu saya kira materinya jauh lebih luas lagi. Terima kasih pada UGM karena mau melakukan seperti ini. Daerah ini kan memang jauh dari informasi-informasi, koran juga jarang-jarang membaca,” terang Nana yang juga menjabat Kepala Urusan Bidang Pemerintahan Desa Wukirsari.
Dari dua tahap KKN Pemantau Pemilu, Nana menilai Desa Wukirsari menjadi cukup tertolong. Karena melalui sosialisasi pemilu yang dilakukan mahasiswa KKN UGM, tingkat gugur pada pemilu legislatif April 2009 relatif rendah, bahkan hanya berkisar antara 10-14%.
“Ya, saya kira karena sosialisasi yang dilakukan dari per RT dan per ibu-ibu arisan. Hal itu jauh lebih mengena. Kalau yang dilaksanakan pemerintah desa itu kan memakai sistem perwakilan satu dusun satu undangan,” imbuh Nana.
Terlebih lagi, lanjut Nana, KKN PPM Pemantau pemilu UGM telah jauh-jauh hari melakukan sosialisasi, sementara pihak pemerintah desa belum mengagendakan kegiatan tersebut.
“Kami sudah tidak terlalu pusing karena sudah disosialisasi oleh UGM. Mereka juga membantu cukup banyak kerja PPS, termasuk ketika kami kesulitan mendistribusikan logistik. Untuk itu, kalau masih ada KKN PPM UGM sejenis, saya rasa jauh lebih baik untuk persiapan pilpres nanti,” Nana berharap. (Humas UGM)