JAKARTA – Tim Ahli UGM mengunjungi pekerjaan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Selasa (18/10). Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka kerja sama riset proyek MRT antara PT Wijaya Karya (WIKA) dengan Universitas Gadjah Mada. Kunjungan yang dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi, Dr. Didi Achjari SE, Akt, M.Com, Direktur Perencanaan dan Pengembangan UGM, Muhammad Sulaiman S.T., M.T., D.Eng., dan Kepala Departemen Teknik Spil dan Lingkungan, Dr. Ir. Joko Sujono, M.Sc., ini mengunjungi pembangunan terowongan jalur bawah tanah (tunnel) di kawasan Senayan dan Lebak Bulus.
Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, MSc., Ph.D., mengatakan kunjungan ini langkah awal UGM untuk mengirim tenaga ahli dalam mendukung pengerjaan pengeboran tunnel MRT hingga kajian mengenai mitigasi konstruksi terowongan. “Kita akan segera mengirim tenaga ahli di bidang sipil, geologi dan kajian manajemen risiko bencana sehingga nantinya ada sharing pengalaman dan teknologi,” kata Rektor.
Menurut Rektor, riset tentang tunneling sangat diperlukan bagi kalangan perguruan tinggi di Indonesia. Pasalnya, teknologi ini masih sangat jarang diaplikasikan apalagi untuk jalur transportasi kereta api bawah tanah. Padahal, menurutnya, di Inggris teknologi ini sudah berkembang sejak lama. “Paling mendesak tentunya riset tentang tunnel sebab selama ini teknologi ini dikuasai Inggris dan Jepang,” ujarnya.
Selain menempatkan tenaga ahli, tambah Rektor, rencananya UGM dan WIKA juga akan melakukan kajian dan pengambilan data untuk riset penguatan zonasi, data geoteknik dan data tunnel untuk mengetahui kekuatan tunnel saat nantinya digunakan untuk transportasi MRT.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan UGM, Muhammad Sulaiman S.T., M.T., D.Eng., mengatakan selain bidang MRT, beberapa riset terapan yang akan segera dikerjasamakan dengan WIKA diantaranya bidang human capital, bidang engineering dan beton, bidang energi terbarukan dan building energy monitoring system.
Director of Human Capital and Development WIKA, Ari Askhara, mengatakan kerja sama riset dengan UGM ini sangat diharapkan membantu dalam percepatan pengerjaan proyek MRT Jakarta. “Dari joint research ini nantinya bisa dilahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi dari kampus ke proyek MRT,” katanya.
Menurutnya, tidak hanya proyek MRT Jakarta saja yang potensial dikerjasamakan dengan UGM. WIKA sedikitnya memiliki 140 project di seluruh Indonesia sehingga memerlukan banyak tenaga ahli dan mahasiswa magang untuk pengerjaan proyek tersebut. “Kita sangat butuh orang-orang lapangan, saya harap ada banyak dosen dari UGM yang mau terlibat,” katanya.
Sementara Project Manager MRT, Kris Adiwibowo, menuturkan bahwa pengerjaan terowongan MRT dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI sudah hampir selesai. Rencananya, kereta ini akan segera dioperasikan saat pelaksanaan Asian Games berlangsung pada 2018. Selanjutnya, pengerjaan tunnel dari bundaran HI ke kampung Bandan akan dikerjakan mulai tahun depan. “Setiap hari saat ini kita mengebor panjangnya mencapai 10-15 meter,” kata Kris.
Ia menyebutkan pengerjaan pembangunan terowongan melibatkan 393 orang termasuk di dalamnya 14 orang Jepang, 7 orang Nepal, 1 Filipina. “Selebihnya dikerjakan oleh orang Indonesia,” ujarnya.
Pengerjaan terowongan dengan kedalaman terowongan sekitar 17,6 meter dari atas permukaan tanah ini masih terus berlanjut sebagai proyek jangka panjang. Terowongan kereta yang berdiameter 6 meter ini akan dijadikan jalur dari kereta yang melaju dengan kecepatan 40 km per jam dan diharapkan bisa mengurangi kemacetan di kota Jakarta. (Humas UGM/Gusti Grehenson)