Pembangunan suatu bangsa seyogianya menyertakan seluruh lapisan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan. Untuk itu, setiap individu perlu meningkatkan kemampuan agar menjadi sumber daya potensial yang teruji dan sumber daya manusia yang berkualitas. Semua warga, tanpa pandang bulu, diharapkan memiliki keuletan yang tinggi, pekerja keras, dan berjiwa profesional. Sementara itu, bagi siapapun yang dipercaya sebagai pemimpin, baik perempuan maupun laki-laki, idealnya memiliki perspektif gender, artinya harus dapat mengakomodasi kepentingan laki-laki dan perempuan di berbagai sektor pembangunan.
Demikian dikatakan Kepala Pusat Studi Wanita UGM, Dr. R. Ay. Siti Hariti Sastriyani, S.S., yang ditemui di kampus UGM, Senin (15/6), menjelang pelaksanaan Seminar Nasional “Kepemimpinan yang Berperspektif Gender”. Lebih lanjut dikatakannya, “Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan kepemimpinan yang berperspektif gender di masa kini dan masa mendatang, sangat diperlukan bekal pengetahuan, kepekaan, dan wawasan kepemimpinan yang berperspektif gender.”
Seminar yang akan digelar pada hari Kamis, 18 Juni 2009 di Hotel Cakra Kembang, Jalan Kaliurang Km 5,4 Yogyakarta, selain ditujukan untuk para dosen, guru, dan widyaiswara, juga diharapkan akan dihadiri oleh organisasi-organisasi perempuan, peneliti, mahasiswa S1, S2, dan S3, instansi pemerintah, LSM, aktivis organisasi masyarakat, kalangan legislatif, eksekutif, industri, serta masyarakat umum
Melalui kegiatan ini, Siti Hariti Sastriyani berharap kepekaan dan kesadaran gender serta jiwa kepemimpinan yang responsif gender akan meningkat. “Selain itu, diharapkan bisa menumbuhkan jiwa pemimpin yang berkesetaraan dan berkeadilan gender,” tambahnya. (Humas UGM)