Program Keluarga Berencana (KB) kini mencakup isu yang lebih luas. Program ini tidak hanya identik dengan pemakaian kontrasepsi dan bertujuan untuk mengurangi angka kelahiran. Sebagai program nasional, ia lebih terkait dengan berbagai tujuan, antara lain, untuk pemenuhan hak-hak reproduksi dan promosi serta pencegahan sekaligus penanganan kesehatan reproduksi dan seksual.
Demikian dikatakan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Sugiri Syarief, M.P.A., di Auditorium Fakultas Kedokteran UGM, Jumat (26/6). Pernyataan tersebut disampaikan saat berlangsung kuliah tamu bertajuk “Program Kependudukan Keluarga Berencana, Tantangan dan Peluang”.
“Tujuan yang lain dengan program KB diharapkan akan mendorong peningkatan kesehatan dan kesejahteraan ibu, bayi, dan anak,” ujarnya. Dijelaskan Sugiri, program KB mencakup seluruh siklus kehidupan, mulai bayi dalam kandungan sampai dengan usia lanjut. “Masalah KB tidak hanya menjadi urusan perempuan, bahkan program ini mengutamakan arus gender sehingga menjadi urusan laki-laki juga,” jelasnya.
Dikatakan pula bahwa program KB dalam pelaksanaannya juga mempertimbangkan sosio kultural bangsa. Dengan demikian, di dalam setiap kebijakan yang dibuat program KB harus menyesuaikan dengan norma, budaya, agama, dan hak-hak asasi manusia.
“Metoda yang digunakannya pun menyesuaikan perspektif klien, yaitu menghormati kepentingan klien di atas kepentingan provider dan kepentingan yang lainnya,” tandas Sugiri. (Humas UGM)