Tim Roboboat Universitas Gadjah Mada (UGM) menjuarai Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) yang digelar di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), pada 28 November-1 Desember 2016. Dalam perlombaan itu, UGM meraih juara pertama kategori electric remote control dan juara tiga kategori autonomus.
KKCTBN merupakan kompetisi mahasiswa yang diselenggarakan oleh Kemenrsitekdikti untuk menumbuhkan kreativitas mahasiswa dalam mendesain rancang bangun kapal, merencanakan sistem penggerak, serta otomasi navigasi dalam mendukung kemampuan manuver mitigasi bencana. Kompetisi ini diikuti 32 tim unggulan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, seperti ITS, UGM, Universitas Telkom, PPNS, Universitas Diponegoro, dan Institut Teknologi Nasional Malang.
Ketua Tim Roboboat UGM, Levina Ariesta, mengatakan dalam kompetisi itu UGM menurunkan tiga kapal untuk bertanding dalam tiga kategori yang dilombakan yaitu Gamanave, Safina One, dan Jayamahe. Dari tiga kapal tersebut, dua diantaranya berhasil menyabet juara, yaitu Gama Nave meraih juara pertama di kategori electric remote control dan Safina One menyabet juara tiga di kategori autonomous.
Kapal Gamanave berhasil menyabet juara pertama kategori electric remote control karena berhasil menyelesaikan misi dan tantangan melalui lintasan. Gamanave menjadi kapal yang sukses melewati lintasan tanpa menabrak rintangan dengan catatan waktu tercepat.
“Dalam test drag Gamanave memiliki catatan waktu 9,59 detik dan manuver 37 detik sehingga menjadi yang tercepat dari kapal lainnya,” ungkapnya, saat dihubungi Jum’at (2/12).
Sementara di kategori autonomous, kapal Safina One ditantang untuk berlayar menyelesaikan misi di lintasan yang telah ditetapkan tanpa menggunakan remote control. Safina One didesain dan dibangun dengan piranti lunak elektronik otomatis atau sensor warna untuk mendeteksi rintangan dengan dilengkapi satu kamera di bagian depan kapal.
“Misinya kapal harus melewati lintasan tanpa menabrak bola berwarna tanpa kontrol dengan remot. Jadi, tantangan di kategori ini lebih pada programming-nya,”ujarnya.
Capaian yang diraih Tim Roboboat UGM dengan anggota 16 mahasiswa dari Prodi Teknik Mesin, ELINS-Sekolah Vokasi, dan FMIPA ini menjadi kebanggaan bagi UGM. Kasubdit Kreativitas Mahasiswa, Direktorat Kemahasiswaan UGM, Ahmad Agus Setiawan, S.T., M.Sc., Ph.D., secara terpisah menyampaikan bahwa Tim Roboboat dan beberapa komunitas mahasiswa lainnya telah dipersiapkan sejak awal tahun dengan koordinasi intensif bersama Subdit Kreativitas Mahasiswa. Hasilnya, mahasiswa UGM berhasil menyumbangkan tidak kurang 600 medali hingga akhir tahun 2016 ini. Catatan impresif tersebut memang belum bisa dikatakan sangat lengkap, namun cukup merepresentasikan besarnya potensi yang dimiliki oleh mahasiswa UGM dalam berbagai jenis kompetisi.
“Hal itu juga menegaskan bahwa mahasiswa UGM sangat kompetitif dan siap untuk bersaing dalam persaingan yang sesungguhnya di dunia global, khususnya di bidang Roboboat,” tuturnya.
Agus menjelaskan UGM menerapkan paradigma pendekatan kepada mahasiswa berbasis sustainable development yang melibatkan mahasiswa dalam proses pembinaan. Mahasiswa tidak lagi hanya berpikir bagaimana menjadi juara dalam sebuah kompetisi, melainkan juga melakukan proses regenerasi untuk menyiapkan calon ‘Jawara UGM’ berikutnya. Langkah awal yang dilakukan untuk mengaplikasikan konsep tersebut adalah dengan membentuk komunitas-komunitas lomba yang saat ini jumlahnya telah mencapai 20 komunitas, termasuk Roboboat. Dengan adanya komunitas tersebut, pembinaan dapat dilakukan secara terarah dan memiliki target yang jelas.(Humas UGM/Ika)