Dalam rangka Dies Natalis UGM ke-55, Sabtu 27 November 2004 Universitas Gadjah Mada mengadakan Seminar Nasional Ekonomi bertema “Mewujudkan Indonesia Pasti: Strategi Menuju Kemandirian Bangsa”. Acara yang berlangsung di Auditorium MM UGM ini, diawali dengan sambutan Ketua Panitia Seminar, Dr. R. Agus Sartono, MBA dan dibuka oleh Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi UGM, Prof. Dr Marwan Asri, MBA.
Dikatakan Prof. Dr Marwan Asri, MBA, seminar ini dilatar belakangi kondisi keterpurukan Bangsa Indonesia akibat adanya krisis multi dimensi yang terjadi hampir sewindu yang lalu, ketergantungan bangsa terhadap lembaga-lembaga internasional (misalnya IMF) atau negara asing. Ketergantungan yang dirasakan semakin meningkat. “Merosotnya performa indikator-indikator ekonomi makro Indonesia telah mendorong bangsa ini untuk meningkatkan jumlah bantuan luar negeri dan campur tangan asing dalam rangka memulihkan kondisi perekonomian”, ungkap Pak Marwan.
Kini kondisi tersebut sudah mulai kembali normal, indikator-indikator ekonomi telah mulai menampakkan perbaikan dan peningkatan, didukung dengan suasana kehidupan berbangsa yang mulai kondusif, isu tentang kemandirian bangsa mulai bergema. “Kondisi yang seperti ini dapat memberikan dorongan agar Bangsa Indonesia mulai mengurangi ketergantungannya terhadap lembaga atau negara lain. Keluarnya Indonesia dari program pemulihan ekonomi yang dirancang oleh IMF merupakan salah satu wujud atau respon dari keinginan untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri,” lanjut Pak Marwan.
Namun kata Pak Marwan, diperlukan strategi yang tepat dan upaya untuk dapat mewujudkan kemandirian tersebut. Pemanfaatan sumber-sumber daya di dalam negeri secara optimal serta upaya pencegahan dan penanggulangan atas kebocoran serta inefisiensi penggunaan sumber daya merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memulai menuju kearah kemandirian. “Dengan kata lain diperlukan strategi yang baik agar Indonesia dapat terlepas dari ketergantungan dengan lembaga atau negara asing untuk menuju kemandirian yang diidam-idamkan,” sambungnya.
Berangkat dari kondisi tersebut diatas, jelas Ketua Panitia Dies Natalis ke-55 UGM maka seminar ini mengangkat topik strategi menuju kemandirian bangsa dengan fokus kepada upaya menuju kemandirian pembiayaan pembangunan dan kemandirian dunia usaha dalam kancah perdagangan internasional. Momentum Dies Natalis Universitas Gadjah Mada ini juga untuk meletakkan dasar pemikiran Bulaksumur dalam memberikan sumbangannya terhadap bangsa dan negara.
Sementara itu, Drs. Hadi Purnomo, MBA (Dirjen Pajak) selaku keynote speech memberikan uraiannya tentang perpajakan. Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menyusun beberapa program dalam meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak ini. Beberapa poin penting yang dijabarkan dalam sesi ini misalnya; adakah peluang untuk menjadikan pajak sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan?, bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak?.
Selain itu topik yang dibahas dalam sesi pertama adalah Strategi Menuju Kemandirian Pembiayaan Pembangunan. Beberapa permasalahan yang dibahas adalah munculnya pembiayaan pembangunan, seperti tingginya jumlah hutang luar negeri, beban pembayaran hutang yang ada dan segera jatuh tempo yang menelan sebagian besar anggaran nasional, hingga bagaimana strategi pembiayaan pembangunan yang tepat, mandiri dan berkelanjutan. Semua permasalahan ini dikupas dan dicari solusinya oleh pembicara antara lain: Dr. Anggito Abimanyu (Badan Analisa Fiskal-Departemen Keuangan RI), Dr. Perry Warjiyo (Direktur Pusat Studi Kebanksentralan-Bank Indonesia) dan Aviliani, SE, M.Si (INDEF).
Sedangkan di sesi kedua dibahas Strategi Kemandirian Dunia Usaha dalam Perdagangan Internasional. Dalam hal ini, UKM seringkali hanya dipandang sebagai pelengkap kegiatan ekonomi nasional. Perhatian serius pemerintah terhadap UKM hanya diberikan saat-saat tertentu. Pertanyaan: masihkah UKM memiliki tempat bagi pembangunan ekonomi nasional? Adakah komitmen nyata dari pengelola Negara terhadap UKM? Mengapa UKM tidak memperoleh perlakukan yang sama dengan usaha besar? Bagaimana strategi pengembangan UKM agar benar-benar bisa menjadi penggerak ekonomi nasional? Sementara, kurangnya infrastruktur, lemahnya aturan kepabeanan, dan pelaksanaan aturan yang tidak konsisten, merupakan beberapa penyebab lemahnya daya saing Indonesia dalam perdagangan internasional. Apa yang diperlukan untuk mendorong perdagangan internasional yang menguntungkan dan dapat menopang kemandirian ekonomi bangsa? Demikian permasalahan-permasalahan yang dikupas Ir. Krisna Wijaya, MM (Direktur Bisnis Mikro dan Retail PT BRI (Persero)Tbk, dan Drs. M. Edhie Purnawan, M.Ec (Dosen FE UGM).
Selain akademisi, seminar ini juga dihadiri birokrat, anggota legislative, praktisi dunia usaha, dan mahasiswa
(Humas UGM).