• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Palawa
  • Webmail
  • Direktori
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Menguak Praktik Gaya Hidup Mewah Masyarakat Kelas Menengah Bawah di Indonesia

Menguak Praktik Gaya Hidup Mewah Masyarakat Kelas Menengah Bawah di Indonesia

  • 22 Desember 2016, 10:00 WIB
  • Oleh: Ika
  • 50491
  • PDF Version
Menguak Praktik Gaya Hidup Mewah Masyarakat Kelas Menengah Bawah di Indonesia

Fenomena praktik gaya hidup mewah di kalangan masyarakat menengah bawah semakin banyak bermunculan di Indonesia. Praktik-praktik yang muncul akibat konsumerisme ini terjadi di berbagai daerah baik kota maupun desa.

Tri Harmaji, S.Th., M.Th., pembina penerjemah di Lembaga Alkitab Indonesia, menyebutkan praktik gaya hidup mewah merupakan sebuah praktik konsumsi barang-barang simbolik dengan tujuan membentuk dan menampilkan sebuah identitas yang lebih tinggi dari identitas asli pelakunya.  Praktik ini semakin banyak terjadi karena pembeda kelas sosial antara yang kaya dan miskin semakin jelas.

“Orang kaya begitu mendapat penghormatan dan sebaliknya orang miskin mendapat penghinaan. Akibatnya, banyak yang ingin menjadi orang kaya dan bagian dari orang-orang yang memperoleh penghormatan di masyarakat,” urainya, Rabu (21/12) di Sekolah Pascasarjana UGM.

Mempertahankan disertasi berjudul “The Practice of High Lifestyle Diantara Orang-orang Kelas Menengah bawah di Indonesia” dalam ujian terbuka program studi Inter Religious Studies (IRS) UGM, Tri Harmaji menyebutkan bahwa mendapat penghormatan di masyarakat juga menjadi impian masyarakat kelas menengah bawah. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mempraktikan gaya hidup mewah melalui penggunaan barang-barang simbolik mereka dan berusaha tampil layaknya orang kaya.

“Orang-orang kelas bawah berusaha mengadopsi gaya hidup yang sebenarnya secara ekonomi tidak mampu untuk mendapatkan penghormatan seperti yang diperoleh orang kaya. Fenomena ini terjadi di semua tempat dan golongan baik di kota besar maupun pedesaan,” paparnya.

Melakukan penelitian di Kota Jakarta dan Salatiga, Tri Harmaji mendapatkan fakta bahwa praktik gaya hidup mewah ini banyak dilakukan oleh kalangan remaja, namun begitu juga tidak sedikit dilakukan oleh kalangan yang lebih tua. Praktik ini membuat seseorang cenderung menjadi pemilih dalam hal pertemanan. Mereka memilih teman yang dapat membantu untuk menaikkan tangga kelas sosial.

“Dalam beberapa kasus memilih teman dimulai dengan pembentukan citra demi mendapatkan sebuah status sosial yang lebih tinggi,”ujarnya.

Hal tersebut memunculkan konsekuensi adanya kecenderungan seseorang untuk menjadi semakin superfisial. Fokus pelaku praktik gaya hidup mewah yang hanya pada penampilan luar telah membawa mereka dari nilai-nilai moral dan agama yang mendalam pada hal-hal dangkal dan superfisial. Dalam penelitian itu juga terungkap informan berulang kali berbicara mengenai nilai-nilai moral spiritual sebagai sesuatu yang berharga seperti cinta kasih dan kesederhanaan. Namun,  pada saat yang sama mereka juga berbicara tentang pentingnya penampilan luar dan mengejar kekayaan.

Kecenderungan ini, dikatakan Tri Harmaji, terlihat jelas pada mereka yang tergolong dalam pelaku gaya hidup mewah ekstrim, tetapi juga cukup kuat pada kelompok moderat. Dalam kelompok moderat, meski tidak terjun sedalam para pelaku kelompok ekstrim, tetapi benih-benih kekaguman terhadap penampilan luar sudah berkembang cukup kuat bahkan siap meledak jika terdapat pembenaran dari para penjaga nilai baik spiritualis dan moralis.

“Yang membedakan adalah jika kelompok ekstrim berani mengabaikan nilai-nilai maka kelompok moderat ingin mengubah nilai-nilai itu terlebih dulu,”tuturnya.

Praktik sosial ini, kata Tri Harmaji, menjadi menarik saat dikaitkan dengan fakta lain yaitu para pelaku praktik gaya hidup mewah adalah penganut agama yang justru mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan. Padahal, melakukan praktik gaya hidup mewah bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam agama. Sementara itu, dalam wawancara yang dilakukan tidak sedikit infroman yang berpandangan bahwa kekayaan itu baik secara agama.

“Fakta ini menggambarkan mulai melemahnya agama sebagai agen yang mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan,”jelasnya. (Humas UGM/Ika)

 

Berita Terkait

  • Sejarawan: 1,4 Persen Penduduk DIY Melakukan Praktik Poligami

    Friday,09 April 2010 - 11:53
  • Bedah Buku Politik Kelas Menengah Muslim Indonesia

    Monday,03 April 2017 - 21:21
  • Prof. Bambang Hari Wibisono: Bangunan Superblok Tidak Manusiawi

    Wednesday,31 March 2010 - 10:50
  • Mempromosikan Hidup Sehat di Kampus

    Friday,27 October 2017 - 16:28
  • Pemerintah Dorong Pemerataan Pertumbuhan Ekonomi

    Friday,08 March 2013 - 19:38

Rilis Berita

  • Mahasiswa UGM Pelajari Kondisi Ketahanan Nasional di Lemhanas 05 December 2019
    Sebanyak 39 mahasiswa Prodi S2 Ketahanan Nasional UGM me
    Ika
  • UGM Gelar Industri Riset Forum 2019 05 December 2019
    Mengangkat tema Inovasi Agroteknologi Mendukung Kedaulatan Nasional, Forum Riset Industri (Indust
    Agung
  • Kisah Penyintas Bom Bali dan Proses Panjang Memaafkan Pelaku Terorisme 04 December 2019
    Tujuh belas tahun yang lalu, Chusnul Chotimah, seorang ibu dari 3 orang anak, menjadi salah satu
    gloria
  • Edukasi dan Vaksinasi HPV pada Remaja Perlu Digalakkan 04 December 2019
    Infeksi Human papillomavirus (HPV) terjadi setelah adanya aktivitas seksual. Infke
    Gusti
  • UGM Terima Bantuan Beasiswa dan Ambulans Bank BPD DIY 04 December 2019
    UGM menerima bantuan beasiswa pendidikan dan ambulans dari PT. Bank BPD DIY. Penyerahan dilakukan
    Ika

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

Tidak ada agenda terbaru saat ini

Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2019 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontak