• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Pengukuhan Guru Besar
  • Ribuan Tanaman Herbal di Indonesia Belum Dimanfaatkan Secara Optimal

Ribuan Tanaman Herbal di Indonesia Belum Dimanfaatkan Secara Optimal

  • 17 Januari 2017, 13:22 WIB
  • Oleh: Ika
  • 29250
Ribuan Tanaman Herbal di Indonesia Belum Dimanfaatkan Secara Optimal

Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Tidak kurang dari 30.000 spesies tumbuhan ada di hutan tropis Indonesia. Dari jumlah tersebut sekitar 9.600 spesies yang diketahui memiliki khasiat obat.

“Sayangnya belum semuanya dimanfaatkan untuk pengobatan. Baru 200 spesies saja yang telah digunakan sebagai bahan baku industri obat tradisional,” jelas Prof.Dr. Ratna Asmah Susidarti, M.S., Spt., saat menyampaikan pidato pengukuhan jabatan Guru Besar pada Fakultas Farmasi UGM, Selasa (17/1) di Balai Senat UGM.

Memaparkan pidato pengukuhan berjudul ”Tanaman Sebagai Sumber Senyawa Bioaktif: Peranannya Dalam Terapi dan Pengembangan Obat Baru”, Ratna menyebutkan bahwa pemanfaatan tanaman sebagai bahan baku obat juga belum dilakukan secara maksimal di level global. Dari sekitar 250.000-500.000 spesies tumbuhan yang ada di dunia, hanya sekitar 15 persen dilaporkan telah diteliti secara fitokimia. Sementara itu, untuk tanaman yang telah diuji aktivitas biologisnya baru sekitar 6 persen.

Data penelitian menunjukkan terdapat 122 senyawa yang digunakan sebagai obat. Seluruh senyawa tersebut didapat dari 94 spesies tanaman yang sebagian besar yaitu sekitar 80 persen diantaranya telah digunakan sebagai obat rakyat.

Melihat kondisi tersebut, Ratna melihat bahwa peluang untuk menemukan berbagai senyawa aktif baru dari tumbuhan untuk dimanfaatkan sebagai obat masih terbuka lebar. Menurutnya, penggunaan sumber botani tanaman sebagai titik awal dalam program pengembangan obat sangat bermanfaat. Salah satunya karena sebagian besar pemilihan calon spesies tumbuhan untuk penelitian didasarkan pada penggunaan jangka panjang oleh manusia. Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa senyawa aktif yang diisolasi dari tanaman tersebut cenderung lebih aman dibandingkan yang berasal dari tanaman yang tidak memiliki riwayat digunakan manusia.

Disamping itu, kata dia, isolat asal yang diperoleh bisa langsung digunakan sebagai obat. Bahkan, dikembangkan menjadi molekul baru untuk mengatasi keterbatasan dari molekul asal. Misalnya, modifikasi senyawa anestesi lokal kokain yang bersifat kompleks menjadi senyawa sederhana, yaitu benzokain dan kuinin sebagai anti malaria menjadi kuinidin untuk obat jantung.

Namun, di sisi lain pengembangan obat dari sumber daya alam memiliki sejumlah kelemahan. Salah satunya terjadi  eksploitasi terhadap sumber daya alam akibat komersialisasi produk. Kebutuhan akan bahan baku tanaman obat yang tinggi sementara ketersedian bahan baku semakin terbatas. Selain itu, pengembangan obat dari tanaman juga membutuhkan biaya tinggi dalam proses ekplorasinya.

Kendati begitu, Ratna menegaskan upaya pemanfaatan tanaman obat di Indonesia perlu dilakukan. Dengan langkah tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat besar  bagi masyarakat.  Namun, dalam pemanfaatannya diharapkan tetap memperhatikan kelestarian untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan.

Menurutnya, riset terintegrasi, komperehensif, dan berkesinambungan untuk penemuan dan pengembangan obat baru juga harus terus digalakkan. Pemerintah juga diharapkan mampu menyediakan dana dan peralatan yang dapat menunjang pelaksanaan riset agar berhasil dan berdaya guna.

“Harapannya dengan pengembangan obat baru dalam negeri ini dapat mengurangi ketergantungan obat dari luar negeri,” terangnya. (Humas UGM/Ika;foto:Firsto)

 

Berita Terkait

  • Pengembangan Obat Herbal di Indonesia Masih Terbuka

    Monday,05 July 2010 - 15:06
  • Indonesia Kaya Potensi Anggrek

    Wednesday,19 October 2016 - 14:37
  • Ribuan Tanaman Herbal di Indonesia Belum Dimanfaatkan Secara Optimal

    Tuesday,17 January 2017 - 13:22
  • Pemanfaatan Lahan Untuk Tanaman Jagung di Pohuwatu Belum Optimal

    Wednesday,02 January 2013 - 14:10
  • UGM Miliki Smart Taman Herbal

    Tuesday,10 December 2019 - 11:46

Rilis Berita

  • UGM Jamin Tidak Ada Mahasiswa Berhenti Kuliah Karena Persoalan Biaya 09 February 2023
    Universitas Gadjah Mada berkomitmen mendukung para mahasiswa untuk dapat menjalani perkuliahan hi
    Satria
  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti
  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri 07 February 2023
    Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin.
    Gusti
  • Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas Buatan Mahasiswa Difabel UGM Raih Perak di IPITEX Bangkok 07 February 2023
    Aplikasi layanan ramah disabilitas buatan mahasiswa penyandang disabilitas daksa dari Departemen
    Ika
  • SPs UGM Lakukan Pengabdian di KHDTK Getas Blora 07 February 2023
    Sekolah Pascasarjana UGM (SPs) mengadakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Belu
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual