• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Menyelisik Resiliensi Keluarga Penyintas Konflik di Aceh

Menyelisik Resiliensi Keluarga Penyintas Konflik di Aceh

  • 23 Januari 2017, 16:19 WIB
  • Oleh: Agung
  • 5292
  • PDF Version
Raih Doktor Usai Teliti Resiliensi Keluarga Penyintas Konflik di Aceh

Secara empiris, proses penyesuaian keluarga korban konflik di Aceh belum dapat dipahami dengan jelas. Dari hasil studi awal diketahui bahwa terdapat potensi resiliensi keluarga penyintas konflik Aceh, namun belum  terdapat studi yang menjelaskan proses terbentuknya resiliensi keluarga.

Sedangkan secara teoretis, perkembangan konsep resiliensi selama beberapa dekade berfokus pada level individual, namun saat ini telah bergerak pada level keluarga dan komunitas. Selain itu, melalui riset-riset terkini, perkembangan resiliensi diyakini bukan hanya sebagai sebuah sifat kepribadian, tetapi juga proses yang diperoleh dalam menghadapi situasi sulit dan ekstrim.

"Dampak konflik terhadap kesehatan mental masyarakat Aceh menjadi perhatian pasca bencana Tsunami. Pada saat itu, korban bencana Tsunami menjadi fokus penanganan psikososial yang kemudian secara beriringan perhatian mengarah pada korban konflik," ujar  Marty Mawarpury saat ujian terbuka Program Doktor di Fakultas Psikologi UGM, Senin (23/1).

Menurut Marty, hingga kini masih banyak ditemui dampak panjang dari konflik di Aceh, seperti banyak janda menjadi orangtua tunggal dan menjadi tulang punggung bagi keluarga karena suami terbunuh atau hilang dalam masa konflik. Mereka merasa keadilan tidak diperoleh keluarga karena keluarga tidak memilik pengetahuan tentang hukum dan proses hukum.

Persoalan-persoalan pelanggaran yang belum tuntas tersebut menjadi ganjalan, terutama bagi keluarga yang menjadi korban kekerasan pada masa konflik. Bagaimana keluarga beradaptasi menghadapi ketidakpastian tersebut belum dapat dipahami.

"Impunitas terhadap pelaku memunculkan pertanyaan, apakah tersedia pilihan-pilihan bagi keluarga yang mengalami kekerasan, selain menerima dan beradaptasi dengan situasi? Bagaimana proses resiliensi keluarga penyintas konflik Aceh?," paparnya saat mempertahankan disertasi Dinamika Resiliensi Keluarga Penyintas Konflik di Aceh dengan tim promotor Prof. Dr. Sofia Retnowati, M.S, Prof. Dr. Tina Afiatin, M.Si dan Prof. Subandi., M.A., Ph.D.

Marty Mawarpury, dosen Program Studi Fakultas Psikologi, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, mengatakan resiliensi keluarga penyintas konflik politik di Aceh merupakan proses menjaga keseimbangan keluarga melalui tahapan bertahan (survival), beradaptasi, penerimaan dan bertumbuh lebih kuat. Faktor-faktor yang memengaruhi resiliensi keluarga terdiri atas faktor protektif, risiko, sumberdaya dan budaya yang terdiri atas pranata-pranata  sosial seperti masjid, meunasah, dayah, dan warung kopi.

Faktor protektif, ini dapat menjadi faktor risiko, demikian juga sebaliknya. Resiliensi keluarga merupakan proses interaksi dalam keluarga dan interaksi keluarga dengan sub sistem ekologi (microsystem, mesosystem, exosystem dan macrosystem) dalam menghadapi kesulitan dan menjaga keseimbangan keluarga.

"Elemen dalam sistem ekologi ini dapat menjadi faktor protektif maupun faktor risiko bagi keluarga. Hasil penelitian pun menunjukkan bahwa resiliensi keluarga merupakan proses penyesuaian melalui tahapan bertahan, beradaptasi, penerimaan dan bertumbuh kuat, dan proses diperoleh melalui sumberdaya dan modal sosial," tuturnya.

Oleh karena itu, kata Marty, keluarga perlu mengidentifikasi tantangan, sumberdaya dan menentukan tindakan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi. Kemampuan tersebut perlu untuk terus dikembangkan agar menjadi kekuatan keluarga dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.

"Bahkan, untuk mengembangkan resiliensi keluarga penyintas dapat diberikan intervensi yang mengacu pada tahapan resiliensi keluarga sebagaimana yang ditemukan dalam penelitian ini. Hasil penelitian memberikan pemahaman tentang konflik Aceh dan dampaknya bagi masyarakat terutama dalam sisi psikologis. Karena itu, profesi kesehatan harus memiliki pengetahuan kemampuan untuk melayani dan memahami kebutuhan para penyintas konflik," tandas Marty. (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • Pelatihan Resiliensi Terbukti Efektif Turunkan Trauma Psikologis

    Thursday,02 July 2009 - 15:21
  • Dukungan Sosial Jadikan Kesejahteraan Subjektif Penyintas Bencana Tak Terganggu

    Wednesday,16 May 2012 - 22:12
  • Pemerintah Perlu Fasilitasi Upaya Dialog Kelompok Din Minimi

    Wednesday,06 January 2016 - 8:16
  • ARTI Tawarkan Bantuan Penelitian Bagi Mahasiswa S2 dan S3 UGM

    Monday,30 March 2009 - 11:23
  • Pandemi Jadikan Perempuan di Daerah Konflik Menghadapi Persoalan Berlapis

    Tuesday,17 November 2020 - 10:45

Rilis Berita

  • Dies ke-32, MM FEB UGM Luncurkan Buku “Mencetak Pemimpin Bisnis” 03 July 2022
    Program studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (MM FEB UG
    Gusti
  • Refleksi dan Proyeksi Pengelolaan Lingkungan Hidup Indonesia 02 July 2022
    Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Ke
    Satria
  • Mahasiswa UGM Raih Silver Medal dalam Inovation Exhibition di Malaysia 01 July 2022
    Sekelompok mahasiswa UGM membawa ide/gagasan yang diberi nama “Kiddie Wallet” ke 
    Satria
  • Tips Mengelola dan Mengonsumsi Buah dan Sayur 01 July 2022
    Hari Buah Sedunia diperingati pada 1 Juli tiap tahunnya. Berdasarkan laman International Fruit Da
    Satria
  • Pengamat Politik Internasional UGM : Kunjungan Jokowi Strategis Untuk Pemulihan Ekonomi 01 July 2022
    Pakar perdagangan ekonomi dunia  dan politik internasional UGM, Dr. Riza Noer Arfani, M.A.,
    Agung

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual