• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Pemerintah Dorong Ekspor Unggas ke Papua Nugini

Pemerintah Dorong Ekspor Unggas ke Papua Nugini

  • 26 Januari 2017, 15:10 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 3137
  • PDF Version
Pemerintah Dorong Ekspor Unggas ke Papua Nugini

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, mendorong agar produk unggas bisa diekspor ke negara tetangga. Menurutnya, hal itu sangat penting dilakukan agar para pengusaha bisa semakin kompetitif dan meningkatkan kualitas daya saing produknya. “Saya berharap pelaku usaha unggas jangan berebut di ‘pasar becek’ tapi berpikir tentang orientasi ekspor,” kata Ketut Diarmita saat menjadi pembicara dalam seminar yang diadakan Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) di ruang Auditorium Peternakan UGM, Kamis (26/1).

Diakui oleh Ketut, tidak mudah bagi pengusaha unggas untuk bersaing dalam pasar ekspor apabila proses perlakuan terhadap hewan belum memenuhi kaidah animal welfare atau kesejahteraan hewan. “Ini artinya kita harus berbenah dari dalam, kita bisa ekspor, tapi bagaimana caranya? Ikuti kaidah internasional. Dari syarat biosafety hingga kompartemen bebas penyakit AI (Avian Influenza) serta prinsip animal welfare yang perlu diutamakan,” katanya.

Menurutnya, produk unggas Indonesia bisa menjangkau negara terdekat seperti Myanmar, Timor Leste, atau Papua Nugini. “Yang paling dekat dulu misalnya Papua Nugini. Jangan sampai dari Australia datang ke sana bawa daging, kenapa kita ke Papua Nugini tinggal ‘loncat pagar’ saja tidak bisa?,” ungkapnya.

Dikatakan Dirjen, ia terus mendorong agar pengusaha lokal di bidang perunggasan bisa melirik peluang tersebut daripada harus bersaing di dalam negeri dengan berebut pasar yang bisa berpotensi mematikan usaha peternak unggas tradisional.

Selain soal unggas, Ketut Diarmita juga menyinggung tentang harga daging sapi yang saat ini belum juga bisa turun drastis meski pemerintah telah menerapkan kebijakan impor daging. Menurutnya, harga daging belum bisa cepat turun dikarenakan produksi daging nasional belum mampu mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri.

Sekjen ISPI, Didiek Purwanto, mengatakan kebijakan impor daging yang dilakukan pemerintah merupakan kebijakan sementara di situasi yang tidak normal. Ia menuturkan untuk tahun ini saja diperlukan sekitar 700 ribu ekor sapi untuk bisa memenuhi kebutuhan nasional. Hal itu berdasarkan dari hitungan kebutuhan konsumsi daging sapi per kapita per tahun. “Ternak lokal hanya bisa memasok tidak lebih dari 65 persen dari seluruh kebutuhan nasional,” katanya.

Dari perhitungan Didiek, apabila 700 ribu ekor ekor sapi yang dimpor terpenuhi lalu selama empat bulan digemukkan hingga mencapai berat 150 kilogram per ekor maka akan bisa memenuhi kebutuhan nasional. “Saya kira apabila dijalankan setidaknya tidak memengaruhi jumlah populasi sapi lokal agar tidak mengalami pemotongan secara drastis. Perlu disinkronkan pengusaha tidak sekadar cari untung terus dan bisa memberikan kontribusi pada masyarakat,” katanya.

Didiek menegaskan pemerintah perlu mengawasi terhadap rencana program mendatangkan satu betina produktif dari setiap lima ekor sapi potong yang digemukkan untuk kemudian dikembangbiakkan. Meski sapi impor yang didatangkan tidak lagi dari Australia, namun Didiek menegaskan agar sapi-sapi dari luar tersebut bebas dari penyakit mulut dan kuku. “Semua sapi tersebut harus bebas dari PMK (penyakit mulut dan kuku),” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Bisnis Unggas di Indonesia Masih Perlu Didongkrak

    Monday,21 May 2012 - 8:27
  • Kurangi Volatilitas Nilai Tukar, Dorong Peningkatan Ekspor

    Monday,28 March 2011 - 14:23
  • Cegah Penularan Virus AI Clade Baru, Vaksinasi Perlu Digalakkan

    Monday,22 September 2014 - 18:20
  • Tata Niaga Unggas Rugikan Peternak Kecil, ISPI Usulkan Komite Perunggasan Nasional

    Monday,22 June 2015 - 9:45
  • Vaksinasi Unggas Berpotensi Memunculkan Penyebaran Wabah

    Friday,16 February 2007 - 12:37

Rilis Berita

  • UGM Gelar Upacara Peringatan Ulang Tahun ke-77 RI 17 August 2022
    Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar upacara bendera peringatan hari ulang tahun ke-77 Repub
    Ika
  • UGM Gelar Pembacaan Puisi Kemerdekaan 17 August 2022
    Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia, UGM melaksanakan Pembacaan Puisi Kemerdekaan di Balairung U
    Satria
  • Dosen UGM Gelar Workshop Penguatan Guru Kimia SMA-SMK di Kulon Progo 16 August 2022
    Ika
  • Mengenal Radioterapi 16 August 2022
    Radioterapi merupakan salah satu modalitas medis untuk melakukan treatment pada kasus-ka
    Satria
  • UGM dan PT Bank Mandiri Jalin Kerja Sama HOP dan KPR Mitraguna 16 August 2022
    Universitas Gadjah Mada dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sepakat menandatangani perjanjian kerja
    Agung

Agenda

  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual