Saat ini paling tidak telah ada tiga unit field laboratory yang menjadi link kerjasama bagi Fakulas Peternakan UGM. Field laboratory untuk dataran tinggi terletak di daerah Gunung Kidul. Di tempat ini, Dr. Kustantinah dan Prof. Ristianto Utomo secara aktif dan intensif melakukan pengelolaan petani dan kelompok tani, termasuk kerjasama untuk menjadikan tempat ini sebagai field laboratory. Saat ini telah diluluskan beberapa mahasiswa baik S1 maupun S2 dari daerah tersebut. Hal tersebut diungkapkan Dr. Ir. Ali Agus, DAA, DEA Wakil Dekan III Fakultas Peternakan UGM Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama dalam release yang disampaikan ke Humas UGM (14/01/05).
“Untuk pengembangan field laboratory Gunung Kidul Fakultas Peternakan bekerjasama dengan Aberdeen University, dan MLURI Institute, Scotland, UK melalui Prof. ER. Orskov. Dr. Kustantinah bersama dengan Dr. Ir. Hari Hartadi dan Prof. Dr. Soemitro Padmowijoto mencoba mengembangkan program yang sama di daerah lain yaitu di pegunungan Menoreh di Kulon Progo,” katanya.
Menurutnya, Field laboratory untuk daerah pesisir adalah di pesisir selatan Kulon Progo. Daerah ini, menurut Dr. Ali Agus, penuh dengan teka-teki dan saat ini sedang dipelajari. Tiga orang dosen peneliti yaitu Dr. Ir. Ali Agus, Prof. Dr. Soemitro Padmowijoto dan Bambang Suwignyo, S.Pt, MP, ketiganya aktif melakukan pengembangan areal ini dengan pengembangan konsep integrated farming system (agroforestry). Pengembangan kawasan ini atas kerjasama dengan LSM Yaperindo. “Selain sebagai lahan penelitian areal ini juga sering dimanfaatkan untuk praktikum lapangan oleh mahasiswa. Melalui praktikum lapangan ini diharapkan mahasiswa lebih dekat mengenal obyek dan subyek yang selama ini mereka pelajari baik melalui pustaka maupun kuliah,” ungkapnya.
Dr. Ali Agus menambahkan, pola kerjasama seperti ini akan terus dikembangkan sampai pada tingkat membangun link untuk career development. Selain tempat praktikum dana penelitian lapangan, maka masih belum lengkap kalau belum ada tempat magang bagi mahasiswa. “Kerjasama dengan instansi, LSM, maupun perusahaan swasta untuk dijadikan sebagai tempat magang akan sangat positif terutama sebagai upaya untuk memperpendek waiting list dan meningkatkan relevansi pendidikan sekaligus meningkatkan kualitas lulusan,” tegasnya.
(Humas UGM)