• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Generasi Muda Penentu Masa Depan Kebinekaan

Generasi Muda Penentu Masa Depan Kebinekaan

  • 09 Februari 2017, 15:55 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 10711
  • PDF Version
Generasi Muda Penentu Masa Depan Kebhinnekaan

Isu perselisihan antargolongan yang marak diberitakan beberapa bulan terakhir memunculkan pertanyaan akan arti penting nilai-nilai Pancasila di masa kini. Di tengah situasi ini, generasi milenial memegang peranan yang penting untuk menjadi tulang punggung bangsa dalam menjaga nilai pluralisme yang menjadi salah satu pilar bangsa Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Deputi V Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-Isu Politik, Hukum, Pertahanan, Keamanan, dan HAM Strategis Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodharwardani, saat memberikan kuliah umum di Fakultas Hukum UGM.

“Kita merasa sedih dengan kegaduhan politik yang sepertinya semakin mempertajam sikap anti kebinekaan. Dalam situasi ini, anak muda sebetulnya bisa melakukan hal yang lebih,” ujar Dani, Kamis (9/2).

Dalam kuliah umum ini, ia berbicara mengenai Bhinneka Tunggal Ika dan peran generasi muda dalam menjaganya. Kegaduhan politik yang terjadi saat ini, menurutnya, memperlihatkan situasi ketika Pancasila seolah-olah tidak lagi menjadi ideologi  yang populer dan dianggap menarik. Tren ini, lanjutnya, sebenarnya sudah terlihat sejak sekitar sepuluh tahun yang lalu.

“Persoalan tentang kebinekaan sudah muncul jauh sebelum peristiwa-peristiwa pada tahun 2016 kemarin. LIPI pernah melansir penelitian pada tahun 2007 silam yang memberikan gambaran bahwa Pancasila adalah sesuatu yang tidak populer lagi di kalangan mahasiswa,” jelasnya.

Ia menyebut bahwa situasi yang terjadi saat ini menunjukkan kegagalan generasi lama dalam menangani potensi pelemahan nilai kebinekaan yang telah muncul 10 tahun yang lalu. Oleh karena itu, sikap generasi muda dalam situasi yang terjadi saat ini menjadi kunci dan akan menentukan bagaimana keadaan Indonesia dalam 10 hingga 20 tahun mendatang.

“Di tengah situasi politik ini, ketika orang muda dengan ide-ide orisinal, kreativitas, idealisme, dan narasi kebaikannya? Kalau tidak memikirkan dari sekarang konsep atau tindakan yang bisa memengaruhi opini publik, dalam 10 atau 20 tahun mendatang kita pasti akan terus dibayangi warisan dari situasi yang terlambat direspons ini,” imbuhnya.

Meski demikian, ia mengaku optimis bahwa dengan idealisme dan kreativitas yang dimiliki, generasi muda dapat membuat suatu terobosan untuk mengatasi persoalan yang ada saat ini.

 “Penting untuk menunjukkan bahwa ide kebaikan bukanlah sesuatu yang tidak menarik. Anak muda bisa mengemas hal-hal baik itu dengan ide kreatif dan strategi kekinian dan itu pasti bisa menjadi sesuatu yang menarik,” kata Dani.

Dalam kesempatan yang sama, dosen Fakultas Hukum UGM, Oce Madril, S.H., M.A.Dev, mengingatkan bagaimana kebinekaan telah menjadi nilai yang melekat pada bangsa Indonesia, bahkan konstitusi Indonesia pun berangkat dari keberagaman yang kemudian diterapkan dalam aturan positif. Oleh karena itu, untuk memperdebatkan kembali prinsip keberagaman ia lihat sebagai suatu kemunduran dalam perjalanan bangsa Indonesia.

“Kita sudah melewati berbagai macam fase, dan sikap saling menghargai di antara bangsa Indonesia telah terlihat di konstitusi. Kalau sekarang balik lagi memperdebatkan hal itu berarti kita flashback jauh sekali ke zaman ketika kita belum terhimpun menjadi bangsa Indonesia,” ucapnya.

Ia pun berharap agar para mahasiswa dapat berperan dalam merawat kebinekaan dengan tetap menegakkan hukum dan dengan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat merusak tatanan yang sudah terbangun selama ini.

“Hukum harus dijadikan acuan. Kalau kita merusak keajekan ini implikasinya akan panjang karena akan mengubah norma dasar yang dengannya bangsa ini berdiri,” pungkas Oce. (Humas UGM/Gloria)

Berita Terkait

  • Generasi Muda Jadi Tumpuan Ekonomi ASEAN

    Saturday,16 September 2017 - 14:45
  • Menpora: Pemuda Harus Berani Berbuat Hebat

    Monday,18 November 2013 - 16:04
  • UN Bukan Penentu Hasil SNMPTN

    Wednesday,15 April 2015 - 13:46
  • 16 Mahasiswa UGM Terima Beasiswa The Bank of Tokyo-Mitsubishi (UFJ)

    Thursday,21 October 2010 - 15:20
  • Peran UGM Merawat Kebinekaan

    Saturday,17 December 2016 - 6:13

Rilis Berita

  • Mahasiswa UGM Raih Beasiswa Bayer Foundation - Germany 12 August 2022
    Bayer Foundation merupakan organisasi asal Jerman yang memberikan beasiswa bagi peneliti-peneliti
    Satria
  • Mahasiswa KKN UGM Gelar Vaksinasi PMK di Gunungkidul 12 August 2022
    Beberapa bulan terakhir ini wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) marak menyerang ternak di In
    Gusti
  • Departemen Sosek Faperta UGM Gelar Seminar Nasional dan Deklarasi Penguatan Fungsi Penyuluhan Pertanian 11 August 2022
    Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), menggelar
    Agung
  • Prof Irianiwati Widodo Dikukuhkan Sebagai Guru Besar 11 August 2022
    Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Ga
    Gusti
  • Pendaftaran KIP-Kuliah Dibuka Bagi 1.850 Mahasiswa UGM 11 August 2022
    Direktorat Kemahasiswaan UGM membuka pendaftaran KIP Kuliah 2022 bagi 1.850 mahas
    Gloria

Agenda

  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual