Flu dapat menyerang siapa saja. Tidak pandang usia, laki-laki ataupun perempuan, termasuk ibu hamil. Selama kehamilan, flu sering kali menyerang. Namun, para ibu hamil kebanyakan ragu-ragu untuk mengonsumsi obatnya. Terdapat kekhawatiran apakah obat tersebut aman dikonsumsi dan tidak membahayakan janin yang dikandung. Kurangnya pengetahuan dalam memilih obat flu yang aman bagi ibu hamil menjadi salah satu faktor penyebab keragu-raguan tersebut.
Berangkat dari fenomena tersebut, Pusat Studi Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat (PSFKKO) UGM mengembangkan sebuah metode edukasi yang telah diuji dan terbukti efektif meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku ibu hamil dalam memilih obat flu yang aman. Metode tersebut diberi nama cara belajar ibu aktif (CBIA)-Pregnancy. Demikian dikemukakan oleh staf peneliti PSFKKO UGM, Dra. Sri Hidayati, yang sekaligus sebagai tim peneliti metode edukasi ini, di Ruang Fortakgama, Kamis (16/7).
Metode ini pada awalnya didesain oleh Dr. Suryawati untuk mengajak para ibu secara aktif memilih obat bebas dengan menelaah informasi di dalam kemasan obat. Saat ini, metode tersebut juga telah diadopsi di beberapa negara, misalnya Kamboja dan Laos. “Dengan metode ini presentase pemilihan obat secara benar oleh ibu hamil meningkat tajam, dari 46% menjadi 92% pada minggu kedua setelah kegiatan. Selanjutnya, 85% pada minggu keempat serta 91% di minggu keenam. Di samping itu, para peserta menyatakan kegiatan CBIA-Pregnancy merupakan kegiatan yang cukup menyenangkan,” papar Sri Hidayati.
Disampaikan oleh Sri Hidayati, dalam pelaksanaan CBIA-Pregnancy, PSFKKO bekerja sama dengan RS Bersalin Sakina Idaman, Sleman, mengundang para ibu hamil untuk bergabung di dalamnya. CBIA-Pregnancy dilaksanakan dalam bentuk diskusi interaktif dengan format kecil. Dalam forum yang berlangsung dua jam tersebut didiskusikan segala informasi yang tertera di kemasan obat, dengan mengambil perhatian utama pada informasi keamanan pemakaian obat selama masa kehamilan.
Dengan dikembangkan dan diujicobakan, Sri Hidayati berharap metode ini dapat digunakan oleh siapa saja yang berminat menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan masyarakat. “Pedoman kegiatan akan kami sediakan dan jika dirasa diperlukan, kami, tim PSFKKO UGM, bersedia melatih fasilitator untuk kegiatan CBIA-Pregnancy ini,” katanya menambahkan. (Humas UGM/Ika)