• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Anomali Iklim Ancam Kelangsungan Biodiversitas Nasional

Anomali Iklim Ancam Kelangsungan Biodiversitas Nasional

  • 16 Maret 2017, 15:11 WIB
  • Oleh: Ika
  • 5278
Anomali Iklim Ancam Kelangsungan Biodiversitas Nasional

Perubahan iklim merupakan salah satu permasalahan serius yang dihadapi berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.  Fenomena anomali iklim La Nina yang merupakan rangkaian El-Nino Southern Oscilation (ENSO) tidak hanya menjadi ancaman terhadap ketahanan pangan nasional, tetapi juga kelestarian biodiversitas Indonesia.

Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr Sc., menyebutkan ENSO menjadi ancaman serius bagi kelangsungan keanekaragaman hayati di Indonesia.  Dampak ENSO bagi kehilangan dan kepunahan biodiversitas memang tidak dapat dirasakan langsung seperti halnya pada ancaman ketahanan pangan. Namun,  kehilangan biodiversitas dalam jangka panjang justru akan menimbulkan kerusakan tatanan ekosistem yang lebih berat dan menimbulkan kerugian sistemik.

 “Kehilangan keanekaragaman hayati dalam jangka panjang justru akan merusak tatanan ekosistem dan menyebabkan kerugian sistemik yang  tidak dapat diukur dengan materi,” tegasnya Kamis (16/3) di Fakultas Biologi.

 La Nina yang membawa curah hujan lebih tinggi disertai kenaikan suhu dan kelembaban relatif rerata akan memberikan ancaman terhadap ekosistem dan dapat menimbulkan seleksi alam. Dalam hal ini, keberadaan La Nina akan menciptakan bottleneck effect terhadap spesies yang memiliki toleransi rendah akan kenaikan suhu serta cekaman perendaman akibat tingginya curah hujan dan kelembaban. Misalnya, seperti yang terdapat pada ekosistem hutan padang rumput di Nusa Tenggara, sebagian Jawa Timur, dan Bali.

“Flora dan fauna indigenous asli Indonesia bisa jadi terancam punah atau setidaknya mengalami tekanan seleksi yang kurang menguntungkan,”imbuhnya.

Dia mencontohkan pada penentuan jenis kelamin penyu hijau (Chelonia mydas L.).  Penentuan kelamin pada spesies ini sangat dipengaruhi kondisi suhu pada saat pengeramannya. Misalnya, pada suhu lebih dari 29°C maka anakan penyu umumnya berkelamin betina. Sebaliknya, pada suhu kurang dari 29°C maka umumnya anakan penyu berkelamin jantan. Sedangkan pada saat pengeraman suhu lingkungannya lebih dari 33°C maka akan menimbulkan kematian bagi embrio penyu.

Ketua Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) ini mengatakan anomali iklim terjadi salah satunya karena aktivitas manusia. Untuk itu, dia  menekankan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya hayati dan lingkungan.  Apabila kelestarian sumber daya hayati dan lingkungan terus terjaga maka akan mendukung ketahanan pangan nasional.

“Mari bersama menjaga kelestarian alam. Jika kita dapat melestarikan sumber daya hayati dan lingkungan maka ketahanan pangan akan terjamin,” tegasnya.

Budi pun meminta pemerintah untuk melakukan penanganan secara serius anomali iklim ini. Pemerintah bersama Kementerian Pertanian, Perdagangan, dan Badan Usaha Logistik diharapkan dapat berperan aktif memprediksi, menyusun, dan mengeksekusi langkah-langkah mitigasi yang strategis dan tepat meliputi proses penyediaan pangan dari hulu hingga hilir. (Humas UGM/Ika)

 

Berita Terkait

  • Pakar UGM: Kasus Korupsi Lobster Gambaran Buruknya Pengelolaan Biodiversitas Nasional

    Thursday,03 December 2020 - 14:55
  • Indonesia Belum Miliki Indeks Biodiversitas Nasional

    Tuesday,24 November 2020 - 9:53
  • Fakultas Biologi dan 4 Perguruan Tinggi Jepang Kerjasama Penelitian Biodiversitas Tropika

    Monday,02 June 2014 - 9:27
  • Anomali Perubahan Iklim, Tingkat Kenaikan Produksi Beras Nasional Turun

    Friday,01 October 2010 - 14:03
  • Kuliah Umum Perubahan Iklim Dunia

    Tuesday,12 August 2008 - 14:37

Rilis Berita

  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria
  • Rektor UGM: Hari Lahir Pancasila Jadi Momentum Refleksikan Nilai Luhur Pancasila 01 June 2023
    UGM melaksanakan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Kamis (1/6) di halaman Balairung UGM. U
    Ika
  • Berharap Pemilu Aman Tanpa Residu Polarisasi dan Konflik Sosial 31 May 2023
    Keinginan presiden memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan
    Agung
  • UGM Jalin Kerja Sama Pengembangan Riset dengan Africasia Investment and Resources 31 May 2023
    Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, Ignatius
    Gloria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual