Universitas Gadjah Mada bersama dengan Menteri Negara Pemberdayaan perempuan Meutia Hatta dan Sri Sultan Hamengkubuwono X mendeklarasikan berdirinya Gerakan Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah-Usaha Perempuan (UKM-UP) sebagai penyangga utama ekonomi kerakyatan.
“Adanya kelompok kerja pemberdayaan UKM UP ini tentu sangat membantu para perempuan pengusaha selaku anggotanya, sehingga dapat lebih efektif menggerakkan ekonomi sektor riil,†ujar menteri negara pemberdayaan perempuan Prof Dr Meutia Hatta Swasono pada acara Lokakarya dan Deklarasi Gerakan Pemberdayaan UKM-UP. Deklarasi ini dilaksanakan dalam rangka memperingati 105 tahun kelahiran Bung Hatta, Sabtu (27/10) di Gedung GSP UGM..
Menurut Meutia Hatta, UKM-UP hendaknya berwujud koperasi, dan dihimpun dalam jaringan kerjasama kooperatif agar sinergi dan rukun harus dijaga untuk menghindarkan tumbuhnya bibit-bibit kapitalisme kecil.
Melalui kelompok kerja ini, kata Muetia Hatta, perempuan pengusaha yang banyak bergerak disektor informal akan dapat lebih terlindungi.
“Lebih dari 50 persen penduduk Indonesia adalah perempuan sehingga perlu diberdayakan dan mampu menjadi penyangga ekonomi bangsa yang terpuruk ini,†katanya.
Sementara itu, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengungkapkan ada tiga karakter pribadi bung hatta yang patut ditiru ; santun, jujur, hemat dan sederhana serta sikap kemandirian beliau perlu untuk dikampanyekan dan disebarluaskan akibat selama ini minimnya nilai-nilai sebagai acuan hidup dalam bermasyarakat.
“Bung Hatta dikenal sebagai bapak ekonomi kerakyatan, atau dulu dikenal sebagai Bapak koperasi, maka tiga karakter itu hendaknya menjadi ruh UKM-UP ini,†katanya. (Humas UGM)