Nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia terus dilepas di berbagai wilayah Kota Yogyakarta. Nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia merupakan hasil penelitian bersama dari Fakultas Kedokteran UGM, EDP Yogyakarta, dengan pendanaan dari Yayasan Tahija Indonesia. Wolbachia pada nyamuk ini mampu menekan pengembangbiakan virus DBD.
“Bakteri Wolbachia akan memblokade proses replikasi virus dengue penyebab DBD sehingga ketika saat nyamuk itu menggigit manusia maka penularan virus menjadi tidak efektif,” jelas dr. Riris Andono Ahmad M.P.H., Ph.D, dari tim Epidemiologis EDP Yogya.
Tercatat sejak Agustus 2016, nyamuk antidengue itu setidaknya dilepas di tujuh kelurahan di Yogyakarta, yaitu Karangwaru, Wirobrajan, Pakuncen, Patangpuluhan, Kricak, Tegalrejo, dan Bener.
Memasuki tahap kedua pelepasan nyamuk ber-Wolbachia rencananya akan disebar ke 12 klaster di Kota Yogyakarta. Beberapa klaster tersebut meliputi Cokrodiningratan, Ngupasan, Muja Muju, Pringgokusuman, Sosromenduran, Baciro, Suryatmajan, Tegal Panggung, Terban, Kadipaten, Patehan, Wirogunan, Warungboto, Mantrijeron, Bangunharjo, serta Sorosutan. Pelepasan tahap ke dua ini akan dimulai pada bulan Maret hingga November 2017 mendatang. Menandai pelepasan Wolbachia tahap kedua ini EDP dan Yayasan Tahija telah menggelar syukuran berjudul Kenduri Warga pada Rabu (22/3) di pendopo Taman Siswa Yogyakarta.
Acara Kenduri Warga tersebut dihadiri peneliti dari EDP, Dinas Kesehatan Kota Yogayakarta, Yayasan Tahija, kelurahan setempat hingga lapisan masyarakat umum yang seluruhnya mengenakan pakaian adat Yogyakarta. Tidak bisa dimungkiri, salah satu keberhasilan dari pelepasan nyamuk ber-Wolbachia adalah sinergi masyarakat dengan dinas terkait serta para peneliti EDP.
Upaya sinergi tersebut tidak hanya melalui sosialisasi-sosialisasi yang bersifat formal, melainkan juga dengan beberapa pendekatan budaya seperti Kenduri Warga kali ini. “Jadi ada pula integrasi penelitian ini dengan budaya Yogyakarta,”ujar peneliti utama EDP, Prof. Adi Utarini, M.Sc., Ph.D.
Pada acara itu, Adi Utarini menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada seluruh warga yang turut menyukseskan program pelepasan nyamuk ber-Wolbachia. Ia berharap hasil penelitian tim FK UGM dengan EDP ini dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak. “Mudah-mudahan dengan nyamuk ber-Wolbachia ini, masyarakat Yogyakarta menjadi lebih sehat dan angka penderita DBD dapat menurun,” papar Adi Utarani. (Humas UGM/Catur;foto: Firsto)