• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Di Indonesia, Kebanyakan Pelayanan Obat Tidak Lewat Apoteker

Di Indonesia, Kebanyakan Pelayanan Obat Tidak Lewat Apoteker

  • 23 Februari 2010, 11:50 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 5855

Saat ini, lebih dari 16 ribu macam obat yang beredar di Indonesia diproduksi oleh 205 pabrik farmasi. Setiap tahun, terdapat sekitar 300 merek obat baru. Kendati begitu, tidak ada institusi khusus yang mengawal peredaran dan distribusi pelayanan obat ke konsumen sehingga masyarakat berpotensi dirugikan.

“Serbuan obat-obatan di Indonesia sangat banyak sekali. Tidak ada yang mengawal obat ini. Sebenarnya, ini tugas apoteker untuk mengawal dan melindungi masyarakat,” kata Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Drs. M. Dani Pratomo, M.M., Apt., yang ditemui di sela-sela pelantikan 118 apoteker baru lulusan Fakultas Farmasi UGM, Selasa (23/2), di Grha Sabha Pramana UGM.

Diakui Dani, minimnya jumlah apoteker dan tidak diterapkannya implementasi aturan secara tepat menyebabkan pengawasan dan pelayanan obat ke konsumen menjadi semrawut. Di Indonesia baru ada sekitar 30 ribu apoteker. "Saat ini, rasio apoteker kita 1:8.000. Jumlah ini cukup besar dibandingkan negara ASEAN lain, satu apoteker hanya melayani 4.000-5.000 orang saja,” imbuhnya.

Dani juga menyesalkan dalam kurun waktu 50 tahun terakhir praktik kefarmasian di Indonesia juga tidak dijalankan oleh profesi apoteker. Dengan demikian, pelayanan obat ke masyarakat tidak dijalankan oleh profesi yang berkompeten. “Selama lima puluh tahun, pelanggaran praktik kefarmasian sebagai suatu hal yang dianggap lumrah. Apoteker tidak ada di sebuah apotik tidak ada yang peduli. Berbeda dengan praktik poliklinik, tidak ada dokter tidak akan dilayani,” ujarnya.

Terkait dengan masih mahalnya harga obat, Dani mengakui permasalahan tersebut muncul karena masyarakat masih harus membayar sendiri untuk mendapatkan obat dan belum berjalannya sistem asuransi dengan baik. “Kalau sakit, masyarakat masih membeli obat dari kantong sendiri. Sistem asuransi kita belum berjalan dengan baik. Jika ada asuransi, maka harga obat akan jauh lebih murah. Seharusnya, asuransi kita harus berkembang lebih cepat,” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Marchaban, D.E.S.S., Apt. Menurutnya, belum optimalnya pelayanan obat ke masyarakat karena masih dilayani oleh pihak yang tidak berkompeten. "Banyak institusi yang mengelola obat tanpa apoteker. Seharusnya bisa ditindak secara hukum, namun belum ada satu pun yang ditindak,” sesalnya.

Disampaikan Marchaban, kurangnya penegakan hukum menyebabkan banyak gudang farmasi di kabupaten kota yang tidak dikelola oleh apoteker. Belum lagi rumah sakit dan puskesmas yang masih sedikit menggunakan jasa apoteker. “Banyak rumah sakit hanya menyediakan 1-2 apoteker saja. Padahal, dalam aturannya setiap 30 bad kamar pasien, rumah sakit menyiapkan satu apoteker,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Lantik 54 Apoteker Baru, Wanita Kian Mendominasi Profesi Apoteker

    Friday,25 February 2011 - 7:35
  • Pelantikan 199 Apoteker Baru

    Tuesday,29 July 2008 - 13:33
  • 2014, Posisi Apoteker Kian Diperhitungkan

    Tuesday,19 March 2013 - 15:19
  • Fakultas Farmasi Luluskan 134 Apoteker Baru

    Tuesday,26 August 2014 - 14:31
  • JKN 2014, Warga Miskin Selayaknya Dapat Obat Esensial

    Monday,21 October 2013 - 14:17

Rilis Berita

  • Fenomena Perpajakan di Indonesia: Sentimen terhadap Pajak Positif tapi Kepatuhan Membayar Pajak Rendah 30 January 2023
    Mahasiswa Program Doktor Ilmu Psikologi UGM, Ika Rahma Susilawati, menulis disertasi berjudul &ld
    Gloria
  • 116 Tim Ikut Olimpiade Geografi Nasional di UGM 30 January 2023
    Sebanyak 116 tim dari sekolah SMP dan SMA dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti Olimpiade
    Gusti
  • UGM dan Pemprov Bengkulu Bahas Bengkulu Leadership Program 30 January 2023
    Untuk melahirkan penerus generasi muda Bengkulu yang berkualitas di masa depan, Gubernur Bengkulu
    Agung
  • Mahasiswa UGM Buat Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas 30 January 2023
    Mahasiswa UGM berhasil mengembangkan inovasi teknologi berupa aplikasi layanan ramah disabiltas y
    Ika
  • Menteri PUPR dan 45 Guru Besar Diskusi Soal Sumber Daya Air IKN 30 January 2023
    Menteri Pekerjaan Umum dan Perumaha
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual