Tim Disaster Early Respon Unit (DERU) UGM mendistribusikan bantuan sebanyak 25 unit kursi roda, 6 unit solar cell, 22 alat komunikasi HT (handy talky) dan 1.300 buku pelajaran sekolah kepada para korban gempa di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Penyerahan bantuan berlangsung selama dua hari, Sabtu (6/2) dan Minggu (7/2), dilakukan oleh anggota tim DERU UGM, Dr. Irkham Widiono, didampingi salah satu staf Humas UGM, Gusti Grehenson.
Bantuan kursi roda tersebut merupakan hasil kerja sama LPPM UGM, Yayasan UGM, dan United Cerebral Palsy (UCP) Roda Kemanusiaan Indonesia yang diserahkan kepada penyandang difabel di beberapa nagari (desa) dan korong (dusun). Sebelumnya, mereka yang difabel telah didata oleh mahasiswa KKN UGM Peduli Bencana Sumbar Tahap I dan II yang berlangsung pada bulan Oktober 2009 hingga Januari 2010. “Salah satu kegiatan mahasiswa saat itu mendata warga yang mengalami hambatan mobilitas yang dianggap layak mendapat bantuan kursi roda,” kata Irkham.
Irkham mengakui tidak banyak warga yang mengalami cacat fisik akibat bencana gempa di Padang Pariaman. Kendati begitu, bantuan kursi roda ini diharapkan dapat membantu meringankan beban bagi keluarga yang anggota keluarganya mengalami hambatan mobilitas.
Nasril (55), warga Nagari Simpang Empat Singguling I, misalnya, terlihat sumringah saat tim dari UGM datang membawa kursi roda untuknya. Laki-laki lajang ini pun tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya setelah mendapat alat bantu berjalan. Nasril yang mengalami cacat sejak umur 2 tahun itu selama ini mengaku hanya mengandalkan teman atau tukang ojek untuk mengantarnya ke warung tempat ia sering mangkal. Ia merasa gembira mendapatkan bantuan kursi roda karena tidak lagi akan merepotkan orang lain untuk membantunya beraktivitas. ”Tentu gembiralah, syukurlah. Selama ini, ke mana-mana diantar teman-teman ojek dan adik-adik (anak muda) ini,” katanya.
Perasaan gembira juga diungkapkan oleh Erlaili (41) karena anak laki-laki pertamanya, Yofie (21), akhirnya mendapatkan bantuan kursi roda. Selama ini, Yofie selalu digendongnya. ”Nggak gendong-gendong gini terus. Badan ibunya dah kecil gini,” kata janda empat anak ini.
Beruntung, sangat sedikit warga Padang Pariaman yang mengalami cacat fisik akibat gempa. Hal tersebut disampaikan oleh pejabat pemkab setempat, ”Berbeda dengan Jogjakarta, di sini sangat jarang menemukan mereka yang mengalami cacat fisik akibat terkena runtuhan bangunan karena atap rumah mereka kebanyakan dari seng,” kata Yuenkarnova, S.E., Sekretaris Daerah Kabupaten Padang Pariaman.
Bantuan Solar Cell dan Alat Komunikasi
Bantuan enam panel surya tenaga solar cell dan 22 alat komunikasi juga diberikan untuk Nagari Tandikat, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, dan Nagari Tanjungsani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Menurut Irkham, keberadaan solar cell akan dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai penyuplai energi alat komukasi HT dalam mendukung sistem peringatan dini untuk antisipasi bencana longsor di dua daerah rawan tersebut. “Alat ini ditempatkan di area publik yang dikelola oleh nagari yang bersangkutan,” tambahnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)