• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • UGM Meneguhkan Kembali sebagai Universitas Pancasila

UGM Meneguhkan Kembali sebagai Universitas Pancasila

  • 22 May 2017, 16:23 WIB
  • Oleh: Agung
  • 49915
  • PDF Version
UGM Meneguhkan kembali sebagai Universitas Pancasila

UGM kembali meneguhkan diri sebagai Universitas Pancasila. Deklarasi Peneguhan Pancasila Universitas Gadjah Mada dilakukan sivitas akademika dipimpin Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., di halaman Balairung, Senin (22/5).

Selain rektor, Deklarasi Peneguhan Pancasila Universitas Gadjah Mada dibacakan pula oleh Prof. Putu Sudira (Ketua Dewan Guru Besar), Prof. Hardyanto Soebono (Ketua Senat Akademik) dan dosen oleh I Made Andi Arsana. Sementara itu, dari kalangan tenaga kependidikan diwakili Erry Istianto dan mahasiswa oleh Desi Cahya Widyaningrum.

Dalam deklarasi, rektor menegaskan bahwa perjalanan UGM sejak berdiri tahun 1949, dimulai dari keputusan menjadi universitas yang nasionalis dan patriotis. Nasionalis berarti menghormati dan menerima tanah air, bahasa dan budaya Indonesia sebagai masyarakat majemuk.

"Patriotis berarti mendukung norma dan nilai konstitusi RI yang demokratis berdasarkan Pancasila. Sivitas akademika UGM sejak dulu hingga kini setia dan bangga pada keputusan tersebut," ucapnya.

Universitas Gadjah Mada terus berkomitmen memelihara suasana damai dalam kebinekaan dan kerja sama sosial di kalangan sivitas akademika. Selaras dengan ini, Universitas Gadjah Mada mendorong partisipasi sivitas akademika yang inklusif dalam berbagai kegiatan, baik di kelas, kampus, maupun masyarakat.

Bagi rektor, deklarasi dan penyelenggaraan sarasehan Pancasila dinilai tepat di tengah kehidupan masyarakat yang tengah dihadapkan pada persoalan disintegrasi.  Menurut rektor tidak perlu lagi memperdebatkan dan berbicara Pancasila karena yang terbaik dan penting adalah praktik nyata dalam hidup sehari-hari.

"Yang penting dalam langkah-langkah kita, riset-riset dan dalam kita saling belajar serta pengabdian pada masyarakat. Jika kita berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila tidak perlu khawatir, asal setiap individu yakin dan dipraktikkan secara nyata. Individu- individu yang kolektif tentunya akan menjadi benteng untuk mencegah disintegrasi bangsa," katanya.

Budayawan, Emha Ainun Najib, menyatakan Pancasila bisa jadi merupakan kumpulan filsafat atau kumpulan deretan kata-kata mutiara. Maka, belajar dari sila pertama saja bisa, sila kedua saja bisa dan sila berapapun bisa. Sementara itu, Pancasila harus terbuka terhadap penafsiran-penafsiran.

"Yang penting bukan adu kebenaran soal penafsiran, namun lebih pada menjadi tafsir apapun. Yang penting janji outputnya harus kekompakan, kebaikan dan keamanan bersama. Terserah mau berpendapat seperti apa, tetap tidak boleh mencuri, tidak boleh menyakiti orang, dan  tetap bersatu dengan orang lain," katanya.

Dr. Pudjo Semedi, dosen Antropologi UGM, berpendapat Pancasila untuk orang-orang yang terpinggirkan maka sila ke-lima Pancasila menjadi satu-satunya gantungan hidup mereka. Selain itu, di dalam zaman Neoliberalisme sila Keadilan Sosial bagi rakyat Indonesia makin relevan agar mereka rakyat jelata bisa sejahtera.

"Bagaimana caranya maka pajak progresif bagi mereka yang kaya harus diterapkan. Mereka yang makin tinggi pendapatan seseorang harus semakin tinggi pajak yang dikenakan sehingga bisa memangkas ketimpangan dalam masyarakat," paparnya. (Humas UGM/ Agung; foto: Firsto)

Berita Terkait

  • Meneguhkan Kembali Pancasila sebagai Dasar Hidup Bernegara

    Friday,01 June 2012 - 6:13
  • UGM Meneguhkan Kembali sebagai Universitas Pancasila

    Monday,22 May 2017 - 16:23
  • Hari Lahir Pancasila Momentum Meneguhkan Semangat Bersatu, Berbagi, dan Berprestasi

    Friday,01 June 2018 - 10:51
  • Slank Konser di Hari Lahir Pancasila ke-73

    Monday,28 May 2018 - 13:46
  • PSP UGM Gelar Kongres Pancasila IV

    Wednesday,23 May 2012 - 14:10

Rilis Berita

  • Mahasiswa KKN UGM Gelar Festival Selayang Plumpang 19 August 2022
    Mahasiswa KKN UGM menggelar Festival Selayang Plumpang  sebagai ajang promosi budaya dan pen
    Ika
  • Gelanggang Expo 2022 “Sinergi dalam Kreasi” Resmi Dibuka 19 August 2022
    Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Gelanggang Expo (Gelex) 2022 dengan menghadirkan pameran
    Satria
  • Lima Mahasiswa UGM Berhasil Kembangkan Teknologi Untuk Tingkatkan Umur Simpan VCO 18 August 2022
    KWT Nira Lestari merupakan sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang beralamat di Dusun Semen
    Agung
  • Mahasiswa UGM Kembangkan Aplikasi Deteksi Dini Stunting 18 August 2022
    Ika
  • Fakultas Filsafat UGM Gelar Perayaan Puncak Dies Natalis ke-55 18 August 2022
    Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada memperingati Dies Natalis ke-55, Kamis (18/8), di ruang
    Gusti

Agenda

  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual