• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Perkembangan Permukiman Memengaruhi Peningkatan Pencemaran Air Tanah

Perkembangan Permukiman Memengaruhi Peningkatan Pencemaran Air Tanah

  • 29 May 2017, 08:36 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 10396
Perkembangan Permukiman Mempengaruhi Peningkatan Pencemaran Air Tanah

Data Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 1997 menyebutkan bahwa Teluk Jakarta merupakan teluk paling tercemar di Indonesia. Hal ini salah satunya disebabkan oleh aktivitas manusia yang semakin tinggi sehingga limbah rumah tangga pun menjadi semakin meningkat. Hal ini diperparah dengan tidak memadainya fasilitas yang dimiliki untuk menangani pembuangan limbah yang sangat besar serta munculnya sedimentasi pestisida dan pupuk akibat aktivitas pertanian di daerah atas.

“Semakin tinggi aktivitas manusia pada suatu tempat maka limbah rumah tangga yang dihasilkan akan semakin tinggi dan apabila tidak dikelola dengan baik dapat berpengaruh terhadap penurunan kualitas air tanah,” ujar Cahyadi Setiawan, S.Si., M.Si. saat mengikuti ujian terbuka program doktor di Fakultas Geografi UGM, Jumat (26/5).

Cahyadi mempertahankan disertasinya yang berjudul “Hubungan Pemanfaatan Lahan Permukiman dengan Air Tanah Bebas pada Bentuk Lahan Fluviomarin di Jakarta.” Ia menjelaskan, Jakarta memiliki 40% wilayah yang berada di bawah permukaan air laut pada saat air pasang dan berbentuk rawa pantai sehingga sangat memungkinkan untuk terjadinya banjir, atau disebut juga dengan bentuk lahan fluviomarin karena terpengaruh oleh proses fluvial dan juga marin.

Di samping faktor geomorfologis tersebut, ia menyebutkan bahwa pemanfaatan ruang kota dengan pembangunan fisik dan peningkatan jumlah penduduk yang signifikan juga dapat memengaruhi periode ulang wilayah yang dilanda banjir, selain menimbulkan ancaman pencemaran air tanah.

Dalam disertasinya, ia meneliti hubungan antara pendapatan total rumah tangga dalam sebulan dengan kebutuhan air rumah tangga rata-rata per hari serta proporsi pemanfatan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga, serta model hubungan antara pemanfaatan lahan permukiman dengan pencemaran air tanah bebas.

Dari hasil penelitiannya ia menemukan bahwa semakin besar pendapatan total rumah tangga dalam sebulan maka semakin besar pula kebutuhan air rumah tangga tersebut. Sementara itu, semakin besar pendapatan total rumah tangga dalam sebulan maka semakin kecil proporsi pemanfaatan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga tersebut.

“Peningkatan pendapatan berdampak pada kemampuan rumah tangga untuk memilih alternatif sumber pemenuhan kebutuhan air selain dari air tanah, seperti air PAM, air gerobak, dan air kemasan,” papar Cahyadi.

Selain itu, ia juga menemukan adanya kecenderungan peningkatan konsentrasi dan pencemaran air tanah pada daerah yang dekat dengan pasar, tempat pembuangan sampah, rumah sakit, serta pabrik yang ada di sekitar lokasi permukiman. Hal ini, menurutnya, menguatkan pendapat terdahulu bahwa pencemaran dari sumber-sumber tersebut telah mencemari daerah sungai, air tanah, dan Teluk Jakarta.

“Kondisi sanitasi lingkungan permukiman yang kurang baik juga disinyalir ikut andil dalam meningkatkan pencemaran, seperti kepadatan bangunan, KLB, KDB, jarak dengan bangunan rumah terdekat, dan juga rembesan dari tengki septik,” jelasnya. (Humas UGM/Gloria)

Berita Terkait

  • Inundasi Sebabkan Terbentuknya Permukiman Kumuh di Perkotaan

    Monday,07 June 2010 - 6:29
  • Raih Doktor Usai Teliti Kerentanan Airtanah Bribin

    Wednesday,24 December 2014 - 15:16
  • Karst Gunungsewu Rentan terhadap Pencemaran

    Monday,29 January 2018 - 13:45
  • Dewi Liesnoor: Berkurangnya Hutan Berpotensi Meningkatkan Limpasan

    Monday,15 February 2010 - 11:58
  • Reklamasi Pantai dan Menimbun Tambak Akibatkan Amblesan Tanah di Kota Semarang Meningkat

    Sunday,08 May 2011 - 12:13

Rilis Berita

  • Tim Calon Pemborong Juara 3 National Tender Competition The 20th CENS Universitas Indonesia 2022 29 March 2023
    Tim Calon Pemborong yang digawangi tiga mahasiswa UGM berhasil meraih juara 3 National Tender Com
    Agung
  • Pengamat Sosial UGM: Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran 29 March 2023
    Pemerintah akan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu di bulan ram
    Ika
  • UGM Bangun Kolaborasi Riset Internasional 29 March 2023
    Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS dan Universitas Airlangga t
    Gusti
  • Pengamat UGM: Penting, Energi Murah dan Topang Ekonomi Berkelanjutan 29 March 2023
    Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Presiden Joko Wid
    Agung
  • UGM Rintis Pembentukan Unit Layanan Disabilitas 29 March 2023
    UGM merintis pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk memberikan layanan dan fasilitasi b
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual