Universitas Gadjah Mada menerima kunjungan Advisor Capacity Building in Engineering, Science and Technology (C-BEST) UNHAS JICA. Kunjungan dalam rangka penguatan dan pengembangan kerja sama antara universitas, industri, pemerintah, dan komunitas dipimpin Prof. Katsuya Osozawa dan diterima Direktur Perencanaan dan Pengembangan UGM, Muhammad Sulaiman, S.T., M.T., D.Eng, di ruang kerjanya, Rabu (31/5).
Sejumlah alumni Universitas Ehime hadir dalam pertemuan ini, diantaranya Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D. (Fakultas Kehutanan) dan Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr. (Fakultas Pertanian). Hadir pula Dr. Moh. Affan Fajar Falah, STP., M.Agr dan Wildan Fajar Bachtiar, ST (Sekolah Vokasi), serta Dr.nat.techn. Francis M.C. Sigit Setyabudi STP, MP. (Fakultas Teknologi Pertanian).
Katsuya Osozawa yang pernah menjabat sebagai Direktur Kerja Sama Asia Afrika, Institute for International Relations, Universitas Ehime, ini menekankan arti penting rasa bahagia bagi masyarakat pedesaan dan masyarakat konsumen. Dengan perasaan bahagia yang dimiliki masyarakat pedesaan, termasuk pemudanya, diharapkan mampu menahan keinginan untuk tidak berpindah atau bekerja di kota-kota besar.
“Bagaimana membuat masyarakat konsumen menjadi lebih bahagia dan nyaman, termasuk memproduksi rasa bahagia di pedesaan dan menjadikan pemuda di daerah-daerah dapat mendukung industri di desa,” ucap Oso, panggilan akrab Katsuya Osozawa.
Melihat pengalaman di Jepang, kata Oso, sekitar 25 persen masyarakat Pulau Shikoku berkurang saat ini karena banyak pemudanya meninggalkan desa-desa. Hal ini diakibatkan perekonomian menurun, penduduk berkurang sehingga menjadi masalah bagi Jepang.
Terkait kunjungan ini, Oso menjelaskan dalam rangka pengembangan kerja sama antara universitas, industri, pemerintah, dan komunitas, C-BEST UNHAS JICA telah menginisiasi Sago Techno Park di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan dengan melibatkan Pemerintah Daerah Luwu, beberapa fakultas di UNHAS, industri pengolahan sagu, dan masyarakat lokal. Karena itu, sejalan dengan pembangunan beberapa gedung baru di klaster agro, UGM berencana mengembangkan teaching factory sebagaimana yang sudah dilakukan oleh Universitas Ehime.
Beberapa teaching factory di Universitas Ehime yang dapat dijadikan model, antara lain plant factory berupa green house raksasa yang mampu memproduksi sayur dan buah secara hidroponik dan semua proses sejak penanaman hingga pemanenan menggunakan sistem sensor, Pusat Inovasi Industri Kertas yang mengolaborasikan mahasiswa lulusan sekolah pascasarjana pertanian, science and engineering, serta kesehatan, Pusat Inovasi Pengolahan Jeruk serta kampus lapangan perikanan yang mengembangkan hasil olahan perikanan (jakoten).
“Selain itu, bisa belajar bersama soal mekanisme promosi kerja sama sosial yang menghubungkan antara Universitas Ehime dan masyarakat di level regional. Hal ini juga sangat menarik dikaji,” papar Oso.
Menanggapi kunjungan ini, Sulaiman berharap agar Osozawa dapat menjembatani pengembangan teaching factory di UGM, memfasilitasi kerja sama usaha kecil dan menengah di DIY menuju Business to Business melalui training JICA yang sesuai. Apalagi UGM berkeinginan agar kerja sama ini menghasilkan output seperti optimalisasi hilirisasi hasil riset, pengabdian masyarakat melalui sustainable impact, serta triple helix collaboration di Kulonprogo dan beberapa tempat lainnya secara bertahap.
“Pekerjaan lainnya yang masih perlu digarap bersama adalah bagaimana dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah dan mengombinasikan beberapa skema pendanaan, baik di Jepang maupun di Indonesia,” kata Sulaiman. (Humas UGM/ Agung)