Yogya, KU
Mahasiswa KKN UGM peduli Bencana telah melakukan program mitigasi bencana dengan membuat peta kebencanaan di Kabupaten Ngawi berupa peta gempa bumi dan peta kontur. Peta ini nantinya dapat digunakan untuk memprediksi wilayah yang berisiko tergenang air akibat banjir saat sungai bengawan solo dan bengawan madiun meluap.
Demikian disampaikan oleh Koordinator KKN UGM Peduli Bencana Banjir, Dr Irkham Widiyono dalam kegiatan penanaman 1600 pohon yang diprakarsai mahasiswa KKN UGM di dusun Brango, Desa Drugo, Kabupaten Ngawi, jawa Timur, Minggu (3/2).
Menurut Irkham, program mitigasi bencana sudah dilakukan oleh mahasiswa KKN UGM sejak minggu kedua pasca banjir. Adanya pemetaan kebencanaan dan kependudukan ini, kata Irkham, nantinya dapat dijadikan modal bersama untuk mengantisipasi kebencanaan yang sekali tempo dapat saja terjadi
“Peta ini bisa digunakan untuk memprediksi andaikan sungai bengawan madiun dan bengawan solo meluap, sehingga kita bisa mengetahui wilayah mana saja yang birisiko tergenang,†ujarnya.
Selain itu, kata Irkham, program KKN UGM juga melakukan program pendidikan di bidang pemberdayaan UMKM dalam rangka pemulihan ekonomi masyarakat salah satu kegiatannya malakukan penanaman pohon dan pengkajian lingkungan hidup serta analisis lahan pertanian.
Dijelaskan oleh Irkham, hasil pencernatan mahasiswa KKN di beberapa lokasi banjir, ternyata banyak lahan pertanian mengalami gangguan produksi, sehingga mereka memfasilitasi potensi yang ada dari dinas pertanian dan lembaga akademik di UGM guna menjalin hubungan kerjasama untuk mengatasi masalah tersebut agar aktivitas ekonomi masyarakat di bidang pertanian bisa secepatnya dipulihkan kembali.
Afzal Muzakhar selaku peserta mahasiswa KKN menjelaskan bahwa hasil pencermatan dari mahasiswa KKN UGM banyak sekali menemukan lahan pertanian yang mengalami kerusakan dan tidak bisa ditanami kembali akibat lahan pertanian yang mengalami sedimentasi.
“Analisis sementara setelah kita laporkan ini ke dosen pertanian, diduga lahan pertanian mengalami sedimentasi sehingga tanaman padi mengalami kekurangan kandungan nitrogen dan urea, “ jelasnya.
Menurut Afzal, mahasiswa KKN sudah melaporkan kejadian ini kepada dinas pertanian terkait untuk ditindaklanjuti.
Salah satu mahasiswa KKN UGM lainnya, Vito, mengaku bahwa kegiatan program penanaman 1600 pohon ini merupakan salah satu dari berbagai program yang dilakukan mahasiswa KKN. Sebelumnya, sudah dilakukan penyerahan bantuan logistik, penyuluhan kesehatan, sanitasi, dan kerja bakti yang melibatkan warga masyarakat.
“Kegiatan penghijauan ini merupakan bagian dari upaya kita mengajak masyarakat untuk pedulian terhadap lingkungan.†jelas mahasiswa kehutanan ini.
Diungkapkan oleh Vito, dirinya tidak menyangka jika masyarakat begitu antusias mengkikuti kegiatan ini apalagi yang hadiri oleh Koordinator Satkorlak Ngawi Shodiq Tri Widianto, kepala desa Drugo Triono S, dan tokoh masyarakat.
Koordinator Satkorlak Ngawi Shodiq Tri Widianto mangatakan luas lahan pertanian yang mengalami kerusakan akibat bajir lalu sebanyak 5997 hektar areal persawahan yang tergenang air, sedangkan yang lahan padi yang terkenan fuso sekitar 4600 hektar.
Menurutnya, saat ini pemkab Ngawi akan memberikan pengadaan bantuan benih dan pupuk kepada petani yang rencananya pengadaaan pupuk dan benihakan akan dibantu oleh pemerintah pusat sekitar 50 persen, 25 presen dari provinsi dan 25 persen dari pemerintah kabupaten.
“Selain di sektor pertanian, kerugian yang dialami kabupaten Ngawi akibat banjir ini cukup besar sekali yakni sekitar 288 milyar, sedangkan dana yang dimiliki pemkab sangat terbatas. Namun, paling tidak di lembaga legislatif sudah disetujui untuk dianggarkan dana sebanyak 37 milyar yang diambil dari APBD untuk program rehabilitasi dan rekonstruksi, sisanya kita berharap bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi, †katanya.
Jaidi (50), salah satu anggota masyarakat Dusun Brangol, saat ditemui mangakui bahwa dirinya untuk sementara ini sudah berhenti dari aktivitas di sawah karena khawatir tanamannya akan kembali terkena banjir. Mengisi kekosongan waktu ini, dirinya mebncoba menanam palawija atau tanaman jagung.
“Saat ini saya istirahat dulu, khan sawah belum bisa tanam, saya masih khawatir banjir lagi, paling tidak menunggu bulan maret untuk musim tanam,†kata bapak dari lima anak ini
Triono ST (29), selaku kepala desa Grudo mengungkapkan dirinya sangat respek dan senang sekali dengan kehadiran mahasiswa KKN UGM yang telah banyak sekali memberikan kontribusi kepada warga.
“Berkaitan dengan program penghijauan ini, mahasiswa KKN UGM sudah mampu mengajak masyarakat untuk terlibat langsung dalam penghijauan ini. karena mereka sangat merasakan dampak dari banjir kemarin, hampir semua sawah mereka terkena fuso dan tidak bisa tanam,†kata Triono yang mengaku baru 8 bulan menjadi Kades.
Dijelaskan oleh Triono, luas areal persawahan yang terkena banjir sekitar 120 hektar yang terdiri dari enam dusun. Saat bencana banjir, kata Triono, di Desa Grudo sendiri tidak ada satu pun warga yang mengalami korban jiwa.
“Tidak ada korban jiwa, namun sebanyak 56 ekor ternak kambing yang mati. Dari seluruh kerugian materil berupa sarana dan prasarana yang rusak sudah kita laporkan kerugian sekitar 1,2 milyar,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)