• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Jalan Terjal Anak Pemecah Batu Menggapai Mimpi Kuliah di UGM

Jalan Terjal Anak Pemecah Batu Menggapai Mimpi Kuliah di UGM

  • 19 Juni 2017, 11:39 WIB
  • Oleh: Ika
  • 16574
  • PDF Version
Jalan Terjal Anak Pemecah Batu Menggapai Mimpi Kuliah di UGM
Jalan Terjal Anak Pemecah Batu Menggapai Mimpi Kuliah di UGM
Jalan Terjal Anak Pemecah Batu Menggapai Mimpi Kuliah di UGM
Jalan Terjal Anak Pemecah Batu Menggapai Mimpi Kuliah di UGM
Jalan Terjal Anak Pemecah Batu Menggapai Mimpi Kuliah di UGM
Jalan Terjal Anak Pemecah Batu Menggapai Mimpi Kuliah di UGM
Jalan Terjal Anak Pemecah Batu Menggapai Mimpi Kuliah di UGM
Jalan Terjal Anak Pemecah Batu Menggapai Mimpi Kuliah di UGM
Jalan Terjal Anak Pemecah Batu Menggapai Mimpi Kuliah di UGM

Vera Juniati tak bisa menyembunyikan kegembiraan tatkala mengetahui dirinya dinyatakan lolos masuk Jurusan Kimia FMIPA UGM. Dia pun langsung berlari keluar kamar mencari kedua orang tuanya untuk menyampaikan kabar gembira itu. Sutarmi (62) sontak mendekap anaknya. Perasaan bahagia bercampur haru memenuhi hati wanita yang telah memasuki usia lanjut ini.

“Kaget, tidak percaya rasanya anak bisa kuliah, tetapi juga bingung, bagaimana untuk biaya selama kuliah,” ungkap Sutarmi.

Ditemui di rumah peninggalan orang tua yang berada di kampung Ngadirejo, Mojokerto, Kedawung, Sragen, Sutarmi mengatakan anak bungsunya itu sejak kecil memiliki tekad yang kuat untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Mengetahui keinginan putrinya itu, Sutarmi tidak bisa banyak berkata-kata. Dia tidak berani menjanjikan hal yang mustahil terwujud.

Sulit bagi Sutarmi untuk menyekolahkan anak hingga jenjang perguruan tinggi. Terlebih baginya yang sehari-hari mencari nafkah sebagai pemecah batu kali. Profesi tersebut telah dilakoninya sejak 10 tahun terakhir.

Jarak tidak kurang dari 1 kilometer harus dilalui ibu lima anak ini untuk mendapatkan batu-batu di sungai dekat kampungnya. Perjalanan yang tidak mudah bagi Sutarmi dengan raga yang semakin menua. Terlebih dengan kondisi jalan yang tidak rata dengan banyak tanjakan dan turunan semakin menguras tenaga.

Perjuangan dalam mencari nafkah nyatanya tak sebanding dengan apa yang didapat. Penghasilan yang diperoleh dari menjual pecahan batu tidaklah seberapa dan tak menentu. Pesanan tidak setiap hari datang. Jika ada tetangga yang sedang membangun rumah, barulah hasil pecahan batu Sutarmi terjual. Kalau sepi, bisa berbulan-bulan tidak berpenghasilan.

"Biasanya tetangga membeli 1 tenggok (keranjang anyaman dari bambu) seharga Rp5 ribu," ujarnya.

Sutarmi mengaku dari hasil penjualan batu kali dan bertani suaminya Sasmo Wiyono (67) pada sepetak sawah warisan orang tua sangatlah pas-pasan untuk makan sehari-hari. Kendati begitu, keduanya tidak pernah lelah membanting tulang untuk menghidupi kelima anaknya. Beruntung, anak-anaknya sangat memahami kondisi orang tua.

"Sebenarnya anak-anak punya keinginan bisa sekolah sampai tinggi, tapi mereka tahu keadaan orang tua jadi tidak pernah minta macam-macam," paparnya.

Sutarmi hanya bisa menyekolahkan anak pertama sampai ketiga hingga bangku sekolah dasar dan anak ke empat sampai jenjang sekolah menengah pertama. Kini, ketiga anak perempuannya telah berkeluarga dan anak keempatnya yang laki-laki telah bekerja sebagai tukang tambal ban.

"Sudah 7 tahun terakhir saya dan suami terkena asam urat sehingga tidak bisa banyak bekerja. Jadi, untuk makan sehari-hari bergantung pada anak-anak, termasuk membiayai Vera sekolah sampai SMA," urainya.

Suratmi mengaku sedih karena tidak bisa berbuat banyak untuk Vera. Untuk uang saku harian sekolah saja dia tidak mampu memberi.

"Jarang bisa kasih uang saku, kadang hanya bisa beri Rp2 ribu saja. Sebenarnya merasa kasihan dan sedih, tapi saya bisa apa?," ucapnya menahan tangis.

Masuk di perguruan tinggi ternama Indonesia menjadi impian yang teramat mahal bagi Vera. Apalagi bagi anak kampung yang terlahir dari keluarga kurang berkecukupan. Namun, kondisi tersebut tidak menyurutkan tekad gadis berjilbab ini mengejar pendidikan

Saat berada di bangku SD, Vera harus berjalan kaki sepanjang 4 kilometer untuk menuju sekolahnya di SD 3 Mojokerto. Jarak yang terbilang jauh bagi seorang anak usia SD. Namun, kondisi ini tidak menghalangi langkahnya untuk bersekolah. Hasilnya dia selalu mendapat ranking di kelasnya. Bahkan, pernah mewakili sekolah mengikuti OSN Matematika. Demikian pula saat di SMP, predikat juara tidak pernah lepas dari genggamannya sehingga mendapatkan beasiswa yang meringankan beban kedua orang tuanya.

Melanjutkan studi hingga SMA dijalani gadis kelahiran 30 Juni 1998 ini dengan perjuangan. Setiap hari tidak kurang 17 kilometer dilalui Vera untuk sampai di sekolah menggunakan sepeda motor milik sang kakak. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka bisa belajar sampai SMA, Vera berusaha keras untuk bisa berprestasi di sekolah. Hasilnya, dia selalu masuk 5 besar di kelasnya dan pernah mengikuti OSN Astronomi tingkat kabupaten Sragen. Berkat prestasinya itu dia kembali memperoleh beasiswa.

Hidup di tengah kondisi yang serba kekurangan tidak memadamkan tekad Vera untuk menggapai mimpi. Semangatnya terus menyala kuat. Api semangat untuk bisa membahagiakan orang tuanya. Dia yakin dengan kuliah bisa mengantarkannya pada kehidupan yang lebih baik.

"Ingin bisa membuat orang tua bahagia, tidak susah seperti sekarang," ucap Vera berderai air mata.

Namun, keinginan yang begitu kuat untuk kuliah sempat meredup melihat keadaan orang tuanya yang semakin renta. Keduanya sering sakit-sakitan sehingga tidak bisa lagi mencari nafkah secara rutin. Beruntung, kakak-kakaknya terus memberi dukungan pada Vera. Dorongan tersebut juga ditunjukkan oleh para guru di sekolah yang mengarahkan Vera untuk mendaftar kuliah melalui jalur SNMPTN Undangan dan mencari beasiswa Bidikmisi untuk anak-anak berprestasi dari keluarga kurang mampu. Kerja kerasnya dalam belajar akhirnya berbuah manis, dia berhasil diterima di UGM dan mendapat beasiswa Bidikmisi sehingga terbebas dari berbagai biaya selama menjalani kuliah nantinya.

"Modal saya hanyalah semangat. Dengan niat baik, apapun bisa tercapai dan alhamdulillah benar-benar terwujud," tutur gadis yang bercita-cita menjadi pengusaha ini.

Sasmo Wiyono dan Sutarmi hanya bisa mendoakan yang terbaik bagi anaknya itu. Mereka berharap Vera bisa menjalani kuliah dengan baik dan lancar.

"Tidak banyak yang bisa kami berikan. Hanya iringan doa semoga apa yang dicita-citakan bisa tercapai dan menjadi orang sukses,"harap keduanya. (Humas UGM/Ika; foto:Devi)

 

Berita Terkait

  • 27 Persen Mahasiswa Baru UGM dari Keluarga Kurang Mampu

    Monday,07 August 2017 - 16:00
  • Tekun Belajar dan Prestasi Bawa Eko Masuk UGM

    Thursday,27 June 2019 - 7:48
  • Kisah Dea, Putri Tukang Parkir Mengejar Mimpi Kuliah di UGM

    Monday,04 June 2018 - 9:17
  • Hutan Bakau Memperpanjang Masa Pakai Pemecah Gelombang

    Tuesday,24 January 2017 - 11:56
  • Perjuangan Miko Menggapai Mimpi Menjadi Pengusaha Sektor Peternakan

    Monday,03 July 2017 - 14:27

Rilis Berita

  • Pakar UGM Terangkan Beda Efikasi dan Efektivitas Vaksin 21 January 2021
    Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Prof. dr. Moh. Hakimi,
    Gloria
  • Tantangan Penanganan Bencana di Masa Pandemi Covid-19 21 January 2021
    Penanganan bencana di era pendemi saat ini menjadikan tantangannya kian berlipat. Penanganan meme
    Agung
  • Pakar UGM : Produksi Kedelai Nasional Perlu Direvitalisasi 20 January 2021
    Awal tahun 2021 ini, beberapa problem nasional bermunculan, seperti kenaikan kasus Covid-19 yang
    Satria
  • Rektor UGM Minta Alumni Ambil Bagian Dalam Penanganan Covid-19 20 January 2021
     
    Ika
  • UGM Melantik 340 Insinyur Baru 20 January 2021
    Universitas Gadjah Mada melantik sebanyak 340 insinyur baru, Selasa (19/1). Para insinyur ini mer
    Gloria

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

Tidak ada agenda terbaru saat ini

Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
Kontak sementara selama COVID-19
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599 (WhatsApp)

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2021 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual