Yogya, KU
Dr Ir Fadel Muhammad mengungkapkan ada empat variabel yang mempengaruhi kinerja seorang Gubernur dan Bupati dalam memimpin daerahnya. Diantaranya kapasitas manajemen, budaya organisasi, faktor lingkungan makro (pemerintah pusat) dan lingkungan lokal (endowment daerah). Adapun prestasi kinerja aksi sangat dipengaruhi oleh kapasitas manajemen baik dalam konteks sistem manajemen maupun kemampun manajerial, sementara kinerja hasil ternyata dipengaruhi endowment daerah (DPRD, Pers dan tokoh masyarakat)
“Saya menyuruh rakyat saya untuk tanam jagung itu berarti kinerja aksi, dalam penelitian saya rakyat nggak butuh itu, yang rakyat butuh adalah kinerja hasil, yakni jagung yang dipanen dapat dijual dengan harga yang bagus, padi juga ketika panen harganya bagus, itu yang mereka suka,†ujar Dr Ir Fadel Muhammad dalam ujian terbuka Disertasi program Doktor Administrasi Negara, Sabtu (27/10) di Sekolah Pascasarjana UGM,
Fadel Menambahkan, sebuah pemerintah daerah akan maju kalo kapasitas manajemennya baik. “Ada dua kapasitas menajemen diantaranya,sistem dan sumber daya manusianya. Bentuk sistemnya harus transparan dan accountable, sedangkan segi SDM harus mampu berkomunikasi dengan rakyat,†tegasnya.
Sedangkan dalam memperbaiki objek kapasitas manajemen, dalam kasus di Gorontalo, dirinya melakukan perencanaan keuangan yang baik, pengelolaan sumberdaya aparatur dan manajemen informasi.
“Sumber daya aparatur saya training, sistem dan SDM saya menej, maka kinerjanya akan naik,†ungkapnya.
Bapak dari enam anak ini menegaskan, hasil pengalaman dirinya memimpin 6 tahun menjadi gubernur terjadi peningkatan Human Development index (HDI) yang cukup signifikan di Provinsi Gorontalo di bandingkan dengan daerah lainnya.
“Naiknya HDI ini dipengaruhi oleh naiknya kinerja pemerintah daerah provinsi Gorontalo yang semakin menggembirakan,†tegasnya
Apa yang unik dari penelitian Disertasi fadel Muhammad ? menurut fadel, yang unik dari penelitiannya adalah faktor lingkungan makro (pemerintah pusat) tidak punya pengaruh terhadap hasil kinerja pemerintah daerah.
“Ini kan aneh, padahal penerintah pusat lah yang buat Undang-undang, buat PP ,†tukasnya.
Maka dari itu, himbau Fadel, setiap kepala pemerintah daerah lainnya dalam era otonomi harus bisa berinovasi dan buat terobosan baru. Dirinya mencontohkan pengalaman dirinya saat ingin membangun pelabuhan dan bandara serta kegiatan ekspor jagung dan sapi ke Filipina dan Malaysia .
“Sebelunya, pelabuhan dan bandara s ini tidak diperbolehkan untuk dibangun oleh pemerintah pusat dengan alasan tidak adanya dukungan ekonomi daerah, sehingga pusat pun tidak kucurkan dana. Tidak heran pelabuhan di Indonesia bagian timur tertinggal semuanya, saya tidak mau tahu, lalu saya ambil uang APBD, saya injek ke sini (pelabuhan), sehingga bongkar muat jagung berjalan dengan baik,†katanya.
Sementara Bandar udara, kata Fadel, di Indonesia bagian timur hanya Gorontalo yang menjadi tempat embarkasi haji dan angkut kargo terbesar setelah Makasar dan Manado .
Bukan itu saja, ungkap Fadel jika dirinya sering berseberangan dengan Jakarta, (Sambil tunjukkan sebuah surat) “Saya terima teguran dari menteri perdagangan Marie Elka Pangestu kepada Gorontalo akibat ekspor sapi ke Malaysia, ini juga yang saya alami sebelumnya saat saya ekspor jagung ke Filipina dan Malaysia, alasannya jagung di Jakarta masih impor, jadi mereka (pemerintah pusat) masih berpikir sentralistik,†ujarnya. Gubernur Gorontalo yang dua kali terpilih berturut-turut ini mengakui bahwa hasil penelitinnnya ini merupakan temuan baru.
“Dulu saya nggak pernah berpikir seperti ini, ini terobosan baru, sempat ada yang bergurau temuan ini tebar pesona,†ujarnya.
Disertasi yang dipertahankan fadel di hadapan 9 orang dosen penguji yang dipimpin oleh Prof Dr Irwan Abdullah, M A ini berjudul ‘Signifikansi Peran Manajemen Kewirausahan Terhadap Kinerja Pemerintahan Daerah: Kasus Provinsi Gorontalo’, dan Fadel pun lulus dengan predikat cum laude sebagai lulusan doktor ke-872 di UGM.
Beberapa tokoh yang ikut hadir dinataranya, mantan ketua umum partai Golkar Dr Ir akbar Tandjung, Gubernur Lemhanas Prof Dr Muladi, Mantan Gubernur DKI Dr (HC) Sutyoso, dan Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita (Humas UGM)