Yogya, KU
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tumbuh begitu pesat saat ini dengan diikuti berbagai perubahan kondisi masyarakat global telah menyebakan adanya tuntutan penyesuaian dan perbaikan kurikulum pendidikan pertanian. Tidak terkecuali perbaikan kurikulum ini juga terjadi di fakultas pertanian UGM.
Hal ini diakui Wakil Dekan Bidang Akademik dan Penelitian Fakultas Pertanian UGM Dr Sri Peni Wastutiningsih, menurutnya setiap kurikulum pada hakikatnya harus ‘open to critic and gradually transform’, kurikulum harus terbuka untuk terus dikritisi dan mengalami perubahan secara berkala.
“Kurikulum pendidikan pertanian yang ada sekarang perlu diperbaiki, karena ilmu pengetahuan dan kondisi masyarakat sudah semakin berkembang, sehingga harus bisa menerima kritik dari luar dan dapat berubah di setiap waktu,†kata Peni di sela kegiatan Lokakarya Pengembangan Kurikulum Pertanian Bertaraf Internasional, Rabu (6/2) di Hotel Jogja Plaza.
Menurut Peni, dalam rangka membenahi kurikulum pendidikan pertanian, pihak Fakultas Pertanian UGM telah mengundang beberapa pakar pertanian dari negara Jepang, Korea, Vietnam, dan Peancis untuk memberikan masukan terkait perkembangan duni pertanian saat ini.
“Secara teoritis kurikulum mengalami dinamika perkembangan tuntutan yang semakin banyak dan semakin berat, sehingga perlu ditinjau kembali, baik cara penyampaian, bentuk materi, dan para staf pengajar yang mesti rajin menengok dunia luar,†katanya.
Ikut hadir menjadi pembicara dalam lokakarya ini diantaranya Prof Teruo Maeda dari Universitas Hiroshima Jepang, dari Universitas nasional Kangnung Korea selatan, Prof Tran Van Hai Universitas Chan Tho, Vietnam, Dr Jean Piere Caliman, CIRAD Perancis.
Dr Jean Piere Caliman dalam presentasinya menyampaikan perlu adanya muatan kurikulum yang menyangkut tiga hal, sustainability, wise manajement, and organik farming.
Sementara itu, Prof Dr In Hak Jeong lebih menyoroti tentang penambahan mata kuliah yang berbasis practicall skill (kuliah praktek) untuk menambah kemampuan dan keterampilan lulusan pertanian di dunia kerja. Penambahan kemampuan dan penguasaan dalam kuliah praktek bisa dilakukan dengan mengikuti magang selama 3 bulan atau sampai satu tahun dengan dibiayai dana dari kampus atau sponsor.
Berkaitan dengan penambahan pendidikan praktek ini, Peni sependapat, karena selama ini mahasiswa kurang dibekali tambahan kuliah praktek.
“Saya kira ide ini baik sekali untuk membenahi kurikulum pendidikan sarjana kita, selama ini mereka hanya mendapatakan 60 persen teori dan 40 persen praktek,†jelasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)